Yoongi bergerak gusar di atas ranjang. Ia mencoba mencari posisi yang pas untuk tidur. Ranjangnya tidak cukup besar jika digunakan untuk tidur berdua dengan sang istri. Dua kali ia terjatuh dari atas ranjang tepat di tengah malam ketika dirinya sudah tertidur dengan sangat lelap. Dan hal tersebut jelas karena Sona yang dengan kurang ajar menendang bokongnya hingga membuat dirinya jatuh ke lantai dengan tidak elitnya. Perempuan bermulut cerewet itu tidak mau sadar diri jika kamar yang ditempatinya saat ini adalah miliknya. Seharusnya Sona tidak sok berkuasa atas ranjang yang sudah ia tempati selama bertahun-tahun ini.
"Bisakah kau tidur dengan posisi yang benar? Kau terlalu banyak bergerak." ucap Sona sembari menatap nyalang sang suami yang kini juga tengah menatap tak suka padanya.
Baru tiga hari keduanya tidur dalam satu ranjang yang sama. Tapi Yoongi sudah dibuat tidak tahan dengan mulut sang istri yang benar-benar sangat cerewet. Sona suka sekali mengomeli dirinya tanpa ampun. Hingga terkadang ia ingin sekali menyumpal mulut sang istri menggunakan kaos kaki bekas karena sangking kesalnya.
"Ranjang ini sempit. Harusnya kau sadar juga untuk tidak menaruh guling di tengah-tengah kita." ucap Yoongi.
Sona menghela napas lelah, "Aku tidak bisa tidur jika tidak memeluk guling." ucap Sona mencoba membela diri. Ia tidak mau disalahkan karena kebiasaan tidurnya yang suka sekali memeluk guling. Memeluk guling membuat tidurnya menjadi lebih nyaman. Lebih baik ia memeluk guling yang terasa empuk dalam pelukannya, ketimbang ia harus memeluk suami berotak mesumnya ini.
Tanpa meminta persetujuan terlebih dulu pada sang istri. Akhirnya Yoongi memilih untuk mengambil guling yang berada di tengah lalu membuangnya begitu saja ke lantai. Ia pikir mendapat teman tidur akan membuat dirinya merasa sangat nyaman ketika berada di atas ranjang. Alih-alih merasa nyaman, ia malah sering merasa emosi karena tidur seranjang dengan sang istri. Baru tiga hari tidur satu ranjang dengan Sona, rasanya telinga Yoongi sudah ingin pecah karena sikap cerewet istrinya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika selamanya ia harus tidur seranjang dengan makhluk seperti Sona. Astaga. Yoongi bisa mati muda jika begini terus.
Sona mendudukkan dirinya, "Yakk. Kenapa kau buang guling nya." nada suara Sona membentak, membuat Yoongi sedikit tersentak.
Semoga Tuhan memberikan kesabaran untuk telinga Yoongi. Semoga selama menjadi suami dari Sona telinganya masih dapat berfungsi dengan sangat baik. Sungguh, ia sendiri merasa tidak tahan dengan mulut istrinya yang sangat cerewet dan bar-bar ini.
"Aku tidak bisa tidur karena ada guling yang semakin membuat ranjangnya menjadi sempit." jelas Yoongi, berharap sang istri mau mengerti.
Sona turun dari atas ranjang guna mengambil guling kesayangannya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Ia begitu menyayangi guling nya ketimbang Min Yoongi yang menurutnya begitu menyebalkan. Sona jelas merasa tidak terima karena benda kesayangannya dibuang begitu saja ke lantai.
"Aku tidak bisa tidur tanpa guling ini." ucap Sona sembari menatap tajam pada suaminya.
Yoongi mengusak surainya lantaran merasa begitu frustasi dengan sang istri. Andai saja membunuh orang tidak ada hukumannya, sudah dipastikan Yoongi akan mendorong istrinya dari lantai atas apartemennya. Ia sudah merasa tidak kuat dengan sang istri yang suka sekali seenaknya.
"Ranjangku sempit. Aku akan membeli ranjang baru besok. Tolong malam ini saja kau bisa mengerti dan menyingkirkan guling sialan mu itu." ucap Yoongi yang langsung mendapat tatapan nyalang dari sang istri.
"Aku tidak mau. Kalau kau keberatan tidur satu ranjang denganku, lebih baik aku kembali ke kamar lamaku."
Belum sempat Sona berbalik badan. Yoongi buru-buru mencegah dengan tangannya yang menggenggam erat pergelangan tangan sang istri.