103

67 7 5
                                    





Sona terlihat berjalan masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah paper bag ditangannya. Tak mempedulikan Min Yoongi yang kini tengah duduk menunggunya di sofa ruang tamu dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Perempuan yang kini tengah dalam keadaan hamil tersebut malah berjalan melewati sang suami begitu saja. Tak ada sapaan apapun yang terlontar dari belah bibir Sona kepada suaminya.

Melihat tingkah sang istri yang semakin seenaknya membuat Yoongi merasa geram. Ia mati-matian menahan emosinya. Sepulang dari kantor bukannya mendapatkan sambutan dan makanan yang tertata rapi di atas meja. Ia malah mendapati Sona yang tak ada di rumah.

"Bisakah kau menghargai ku sebagai suamimu?"

Langkah kaki Sona terhenti. Ia berbalik guna menatap pada suaminya, "Menghargai bagaimana? Aku sudah mengirim pesan padamu jika aku pulang sedikit malam karena berkumpul dengan kedua sahabatku. Tapi kau tidak membalas pesan dariku."

Sebenarnya perkumpulan mereka telah selesai sejak hari menjelang sore. Keina telah pulang terlebih dahulu dengan dijemput oleh sopir dari Ibu mertuanya. Sedangkan sepulang dari rumah Chan Yun, Sona mampir dulu ke mall untuk belanja tas dan baju yang ia inginkan. Pergi seorang diri sebagai cara untuk menghibur dirinya sendiri karena memiliki suami seperti halnya Min Yoongi yang sedingin es itu.

"Setidaknya kau juga punya otak. Berkumpul sejak pagi di rumah orang. Sedangkan kau lupa dengan tugasmu sebagai seorang istri."

Yoongi memang tidak membalas pesan dari istrinya karena merasa kesal. Tapi ia sempat bertukar pesan dengan sahabat baiknya. Memberitahu dirinya jika saja sang istri tengah berkumpul di rumahnya bersama dengan kedua sahabatnya. Pun saat Sona pulang dari rumah Chan Yun, Pria itu juga memberitahukan dirinya lewat sebuah pesan. Lalu setelah pulang dari rumah Namjoon. Kemana perginya sang istri sampai pulang malam begini. Sedangkan perkumpulan mereka telah usai sejak hari menjelang sore.

Tentu saja sebagai calon Ayah dari anak yang dikandung Sona ia merasa sangat kesal. Jika saja terjadi sesuatu pada janin yang dikandung Sona. Ia tidak akan mengampuni istrinya.

"Aku tidak setiap hari berkumpul dengan sahabatku. Kenapa kau selalu saja marah-marah."

Ternyata menjadi seorang istri bukanlah perkara yang mudah. Ia pikir jika saja pernikahannya dengan Yoongi akan selesai setelah masa kontrak mereka berakhir. Dan setelahnya ia mendapatkan banyak uang yang bisa ia gunakan untuk membuka usaha sendiri. Namun jalan hidupnya berbeda sekali dengan apa yang ia bayangkan. Karena kini ia tengah mengandung anak dari Pria menyebalkan tersebut. Dan sialnya seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu mulai tumbuh pada Min Yoongi. Ia sudah begitu mencintai suaminya yang terkenal menyebalkan dan dingin itu.

"Kalau tidak ingin aku marah seharusnya kau bisa menghargai aku sebagai suamimu."

"Sudah kubilang aku sangat menghargai mu. Aku sudah memberimu kabar lewat pesan jika aku sedang berkumpul dengan Chan Yun dan Keina. Karena setelah melahirkan nanti akan sangat sulit untuk berkumpul bersama karena kesibukan mengurus anak masing-masing. Andai saja aku tahu menikah akan seribet ini aku tidak akan menikah terlebih dulu."

Sona mulai tersulut emosi karena Yoongi yang begitu posesif padanya semenjak dia hamil. Mungkin saja jika dirinya tidak sedang hamil anak Pria itu sudah dipastikan Yoongi tidak akan pernah peduli padanya. Mau pulang atau tidak Pria itu tidak akan peduli padanya.

Helaan napas berat keluar dari belah bibir Yoongi. Agaknya ia sedikit tersinggung dengan ucapan sang istri. Memangnya Sona kira Yoongi juga tidak merasakan hal yang sama. Andai saja dia tidak mendapatkan desakan dari orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah matang. Sudah dipastikan saat ini Yoongi masih bisa dengan bebas berkumpul dengan temannya. Bebas keluar masuk club malam tanpa ada protes dari istrinya. Bebas bermain Jalang dan bisa berganti-ganti pasangan sesuka hatinya. Ia merubah sikapnya ini juga demi Sona. Karena sebentar lagi ia juga akan menjadi seorang Ayah. Menjadi kepala keluarga bukanlah hal yang mudah.

Tanpa sepengetahuan istrinya. Sebenarnya Yoongi seringkali curhat perihal rumah tangganya kepada sahabat baiknya. Karena memang ia dekat dengan Namjoon sedari dulu. Pria itu juga yang menyarankan dirinya untuk sedikit merubah sikap dinginnya menjadi sedikit hangat ketika bersama dengan sang istri. Hal itu bertujuan untuk membuat rumah tangga keduanya tetap aman. Mengingat rumah tangga Kim Namjoon dengan istrinya yang bisa dikatakan baik-baik saja. Kim Chan Yun adalah tipe istri yang penurut dan bertutur kata lembut. Berbeda sekali dengan istrinya yang begitu keras kepala.

"Baiklah aku minta maaf. Lain kali tolong jangan lakukan hal seperti ini lagi. Kau butuh istirahat yang cukup. Jadi jangan keluar dari pagi sampai malam begini meskipun hanya untuk berkumpul bersama dengan sahabatmu."

Sona mengangguk. Perempuan itu sebenarnya hanya membutuhkan banyak perhatian dari suaminya. Sikap Yoongi yang berubah-ubah membuat dirinya bingung. Kadang Pria itu memperlakukan dirinya seperti seorang Pria yang mencintai istrinya. Terkadang Yoongi bersikap seolah dirinya ini tidak penting dalam kehidupannya.




















🐨🐨🐨🐨








"Besok kita ke rumah Keina, ya." ucap Chan Yun sembari tersenyum.

Meskipun Jimin adalah sepupu Namjoon. Namun Pria bertubuh tinggi itu juga tidak terlalu nyaman jika sang istri terus mengajaknya pergi ke sana. Karena Jimin yang terlalu posesif kepadanya Puteranya. Pria itu seperti tidak ingin orang lain menyentuh anaknya.

"Kan tadi sudah bertemu dengan Keina."

"Ingin bertemu Jimmy. Aku sudah bilang pada Keina lewat pesan jika besok aku akan ke sana. Dia merasa senang malahan."

Keina merasa senang dengan kehadiran Chan Yun. Tapi lain lagi dengan Jimin yang merasa risih dengan kehadiran keduanya. Namjoon jelas tahu apa yang ada dipikiran Pria itu ketika sang istri menggendong anaknya. Namun hati istrinya ini terlalu lembut. Sangking lembutnya sampai tidak ada rasa peka kalau selama ini Jimin tidak suka dengan kehadirannya.

"Jalan-jalan saja bagaimana?"

"Ingin menggendong Jimmy."

Kalau sudah begini Namjoon tidak mungkin bisa menolak. Pun pada akhirnya ia mengangguk demi membuat istrinya merasa senang. Setidaknya besok Jimin pergi ke kantor. Ia harus pergi ke sana sebelum Pria itu pulang dari kantornya. Ia juga harus bicara baik-baik pada istri dari sepupunya itu setiap kali dirinya dan Chan Yun berkunjung ke sana tidak perlu memberitahu Jimin. Karena Pria bertubuh tidak terlalu tinggi itu memiliki sikap yang begitu posesif kepada buah hatinya.

"Baiklah kalau begitu besok kita ke sana."

"Aku akan membawakan Keina kue kesukaannya. Sudah lama aku tidak membelikannya kue. Dia pasti senang sekali."

Namjoon beranjak dari atas ranjang, "Aku akan membuatkan susu ibu hamil untukmu. Setelah itu tidurlah karena ini sudah malam." ucap Namjoon pada sang istri.

Chan Yun menatap jam yang menggantung pada dinding kamarnya. Memang semenjak hamil suaminya mengatur jam tidurnya. Ia dilarang tidur di atas jam sepuluh malam. Ia selalu menuruti apapun yang Namjoon ucapkan selagi itu untuk kebaikan dirinya dan janin yang ada di dalam kandungannya.

"Cium dulu." ucap Chan Yun pada sang suami.

"Aku hanya membuatkan mu susu sebentar. Setelah itu kembali. Nanti aku cium sebelum tidur saja."

"Yang lama."

Namjoon tersenyum, "Sampai pagi dan sampai bengkak."

Chan Yun tersenyum mendengar ucapan mesum suaminya. Setelah menjadi istri Namjoon ia begitu menikmati segala untaian kata vulgar yang terucap dari belah bibir suaminya.

Namjoon mengangguk. Persahabatan ketiganya memang sangat luar biasa. Meskipun ketiganya memiliki sikap yang berbeda. Sona yang keras kepala, Keina yang suka sekali marah-marah, dan istrinya yang begitu lembut. Akan tetapi ketiganya bisa mengerti keadaan satu sama lain. Padahal sudah jelas jika sikap ketiganya sangatlah bertentangan.

My Stupid Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang