Pada akhirnya Min Yoongi memilih untuk mengalah dan memaklumi sikap sang istri yang kini tengah mengandung buah hatinya tersebut. Meskipun ia juga merasa sangat kesal dengan Sona yang seringkali mengomel dan suka sekali menyalahkan dirinya, padahal sudah jelas jika Perempuan itu yang bersalah sekalipun. Tapi Sona selalu mengedepankan prinsipnya sebagai seorang Perempuan, jika saja Perempuan selalu benar dan Pria selalu salah. Jadi apapun yang dilakukan sang istri, meskipun dia salah sekalipun, Perempuan itu akan tetap benar. Dan dirinya sebagai seorang suami yang bersalah.
Beruntungnya saat ini Perempuan itu tengah mengandung buah hatinya. Jadi Yoongi masih berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada sang istri. Jika saja tidak, mungkin saja ia tidak akan peduli dengan Sona yang tengah ngambek pada dirinya.
"Ayo masuk ke kamar. Angin malam tidak baik untukmu." ucap Yoongi sembari mendudukkan dirinya tepat di samping sang istri.
Sona tidak peduli dan tidak mau peduli dengan suaminya. Meskipun kini suaminya tengah berada disampingnya. Namun ia berusaha untuk tidak menganggap Yoongi ada. Maniknya terus fokus pada bunga mawar yang tertanam di sekitar taman.
Helaan napas berat keluar dari belah bibir Min Yoongi. Semoga saja Tuhan memberinya kesabaran yang lebih lagi untuk menghadapi sikap sang istri yang menurutnya begitu kekanakan seperti saat ini. Bukannya tidur, Sona malah mendudukkan dirinya di bangku taman belakang rumahnya. Padahal ia selalu menyuruh sang istri untuk tidur lebih awal semenjak Sona hamil buah hatinya. Namun Perempuan itu tetap bebal. Terkadang bertukar pesan dengan sahabatnya sampai pukul sepuluh malam, padahal sebelum pukul sepuluh Perempuan itu sudah harus tidur. Ini ia lakukan demi kebaikan buah hatinya yang masih berada di dalam kandungan sang istri. Ia ingin anak pertamanya lahir dengan keadaan sehat.
"Kau ingin apa? Katakan saja." ucap Yoongi sembari mengulurkan tangannya untuk membelai surai sang istri. Masih mencoba bersikap lembut, meskipun dalam hati ia juga merasa sangat kesal luar biasa.
Sona masih terdiam, seolah tidak menganggap suaminya ada. Ia sudah kepalang kesal dengan suaminya. Yoongi selalu saja merendahkan dirinya sebagai seorang istri. Apa salahnya jika nanti setelah melahirkan ia menyewa jasa babby sister untuk mengurus anaknya. Lagipula ia juga akan tetap mengurus anaknya, hanya saja dengan adanya babby sister bisa sedikit membantu dirinya saat sang suami tidak berada di rumah.
Min Yoongi masih mencoba untuk bersabar, meskipun rasanya ingin sekali mendorong istrinya ke dalam kolam renang, sangking kesalnya. Namun hal itu jelas saja tidak mungkin ia lakukan karena kini Sona tengah mengandung buah hatinya.
"Kau ingin apa?" tanya Yoongi lagi.
"Ingin sendiri." jawab Sona.
"Jadi kau ingin sendiri. Baiklah aku akan pergi." ucap Min Yoongi sembari beranjak dari duduknya.
"Yak. Kenapa kau tidak peka sekali."
Yoongi terdiam, maniknya mengerjap berulang kali. Tidak mengerti dengan apa maksud dari istrinya.
"Peka apa? Kau ingin sendiri, sudah benar aku pergi."
"Kau ini tidak peka sekali. Membuatku kesal saja."
Sona hanya ingin Yoongi bisa peka sedikit saja. Ia ingin sekali disayang seperti halnya Kim Namjoon yang begitu menyayangi Chan Yun. Pria berlesung pipit itu juga begitu romantis dalam memperlakukan sang istri. Tidak seperti Min Yoongi yang bermuka datar. Selain itu, sikap Pria itu juga sangat dingin.
Sebagai seorang suami, tentu saja Yoongi tidak terima jika selalu saja disalahkan oleh sang istri. Ia sudah cukup bersabar dengan sikap Sona yang semakin menyebalkan dan begitu bar-bar saat mengandung buah hatinya. Yang ia takutkan adalah ketika bayinya lahir, nantinya akan menurun sikap Ibunya. Tentu saja Yoongi tidak mau hal itu terjadi, nantinya ia akan mendidik sendiri anaknya dengan sepenuh hati, agar tidak menurun sikap dari sang istri yang kelewat kurang ajar itu.