Namjoon berulang kali menekan bell apartemen Chan Yun. Tak peduli jika kini sudah larut malam. Yang jelas ia hanya ingin cepat bertemu dengan kekasihnya. Ia begitu merindukan tubuh mungil itu, ingin mendekapnya dengan sangat erat. Mengungkapkan isi hatinya, jika ia begitu mencintai gadis mungil yang sejak lama telah mengisi hatinya. Namjoon bersyukur beberapa keping ingatan akan masa lalunya telah kembali.Setelah hampir lima menit menunggu, akhirnya pintu apartemen pun terbuka. Hal pertama yang dapat Namjoon lihat adalah sosok yang begitu ia cintai tengah berdiri tepat dihadapannya dengan mengenakan piyama tidur bergambar kelinci yang begitu menggemaskan. Chan Yun berulang kali mengusap matanya, terlihat sekali jika gadis mungil itu tengah menahan kantuk.
Chan Yun mengernyit tatkala mendapati Namjoon yang saat ini tengah berada di depannya. Untuk apa Pria berlesung pipit tersebut datang ke apartemennya larut malam begini.
"Kenap--
Chan Yun belum sempat menyelesaikan kalimatnya, karena Namjoon telah terlebih dulu menarik pergelangan tangan gadis cantik tersebut untuk masuk ke dalam apartemen. Menutup pintu apartemen dengan sangat kasar. Tanpa mengatakan apapun, Namjoon segera mendaratkan bibirnya pada bibir Kim Chan Yun, membuat Chan Yun sedikit tersentak dengan perlakuan tiba-tiba yang dilakukan padanya. Hendak melangkahkan kakinya untuk mundur, guna mengikis jarak di antara keduanya, namun Namjoon telah terlebih dulu menarik pinggang gadis tersebut guna semakin mendekat pada tubuhnya. Chan Yun hanya dapat membeku dengan mata yang terpejam dengan begitu erat. Tak ada gerakan sama sekali dari tubuhnya. Namjoon memberikan sebuah permainan yang begitu lembut pada bibirnya, membuat jantungnya berdegup dengan sangat brutal di dalam sana.
Ciuman keduanya akhirnya terlepas tatkala Chan Yun menepuk dada Namjoon berulang kali saat merasa dirinya hampir saja kehabisan napas. Chan Yun sempat berpikir jika Pria yang berada di depannya ini tengah mabuk, tapi ia sama sekali tak mencium bau alkohol pada mulut Namjoon. Apa kini ia sedang bermimpi? Kenapa Pria yang begitu ia cintai tiba-tiba datang dan menciumnya. Bisakah Chan Yun menyebut hal ini sebagai sebuah pelecehan, mengingat perlakuan Namjoon yang menciumnya secara tiba-tiba tanpa mendapat persetujuan dulu darinya.
"Apa yang---
Chan Yun belum melanjutkan kalimatnya, karena Kim Namjoon telah terlebih dulu menarik pergelangan tangannya menuju sofa. Membuat gadis cantik tersebut memekik tatkala tubuhnya ditarik dengan sangat kasar hingga membuat dirinya jatuh terduduk di atas paha sang kekasih.
Namjoon kembali mendaratkan sebuah ciuman pada bibir kekasihnya. Kali ini ia bermain dengan sangat brutal dan begitu menuntut, membuat Chan Yun merasa begitu kuwalahan dengan permainan Namjoon. Chan Yun meringis pelan saat merasakan bibir bawahnya digigit oleh Kim Namjoon. Kini ia sadar jika apa yang telah Namjoon lakukan padanya dapat dikatakan sebagai sebuah kasus pelecehan. Dengan gerakan cepat Chan Yun mendorong kuat dada sang kekasih untuk menjauh dari tubuhnya, hal tersebut sukses membuat ciuman keduanya seketika terlepas. Dengan cepat Chan Yun segera beranjak dari atas paha Kim Namjoon.
"Apa kau sudah gila? Setan apa yang merasukimu?" pekik Chan Yun. Nada suaranya terdengar membentak, membuat Namjoon sedikit tersentak. Kini ia meruntuki dirinya sendiri atas apa yang baru saja dilakukannya. Rasa rindunya pada sang kekasih sangat membludak di dalam sana. Ia tak dapat menahannya lagi.
"Babby dengarkan penjelasan dariku dulu. Aku mohon jangan marah padaku."
Babby katanya?
Kedua manik Chan Yun seketika membulat dengan sangat sempurna tatkala mendengar panggilan sayang keduanya dulu terucap dari belah bibir Kim Namjoon.
"Babby?"
Namjoon mengangguk, "Aku ingat. Aku telah mengingatnya. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." ucap Namjoon sembari menarik pergelangan tangan Chan Yun untuk duduk disebelahnya.
