"Jim. Dimana celana dalam motif kupu-kupu milikku?" tanya Keina pada sang Suami yang saat ini tengah sibuk menyisir rambutnya. Jimin bangun terlebih dulu dibanding sang Istri. Merasa kasihan pada Keina yang nampak kelelahan karena kegiatan yang dilakukan keduanya tadi malam, Jimin merasa kasihan jika harus membangunkan Keina. Jadi ia membiarkan sang Istri tidur hingga pukul sembilan pagi.
Jimin menghentikan acara menyisir rambutnya, atensinya teralihkan pada sang Istri yang masih duduk di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutupi bagian tubuh telanjangnya.
"Aku buang." jawab Jimin datar. Tanpa merasa bersalah sedikitpun karena telah membuang celana dalam tak bersalah milik sang Istri.
Keina mendengus sebal, tatapan tajam ia tujukan pada Jimin, "Kenapa kau buang? Celana itu couple dengan kedua Sahabatku." ucap Keina merasa kesal luar biasa.
Kedua mata Jimin membulat sempurna. Persahabatan macam apa yang terjalin di antara sang Istri dengan kedua Sahabatnya itu. Hingga celana dalam saja sampai harus couple.
"Aku takut kupu-kupu, Keina. Kau tahu itu kan?"
Keina berdecak, "Iya. Tapi tidak harus kau buang kan."
Dan Jimin sangat benci jika harus berdebat di pagi hari begini. Apalagi hanya karena masalah celana dalam motif kupu-kupu milik sang Istri.
"Mandilah. Jangan membahas celana dalam tidak pentingmu itu." ucap Jimin pada akhirnya. Dengan penampilan yang telah rapi, ia keluar dari dalam kamar hotel. Meninggalkan sang Istri yang masih terduduk di atas ranjang dengan raut wajah kesal luar biasa.
"Jim." teriak Keina. Namun, Jimin mengabaikannya. Tungkainya tetap melangkah keluar meninggalkan Keina yang saat ini tengah merasa luar biasa kesal akibat perbuatan seenaknya yang Jimin lakukan padanya.
Setelah kepergian sang Suami, Keina meraih bathrobe yang memang sudah Jimin siapkan sejak tadi di atas ranjang untuk sang Istri. Pria itu teramat peka sebenarnya, tapi Keina benci sikap menyebalkan dari seorang Park Jimin.
Keina segera meraih bathrobe yang berada di sampingnya. Dengan cepat memakainya, lantas turun dari atas ranjang. Melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Tangan Keina terulur hendak membuka pintu kamar mandi. Namun urung karena mendengar suara dering ponselnya yang berada di atas nakas. Ia segera melangkahkan kakinya untuk meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Melihat nama Sona tertera pada layar ponselnya, ia segera menerima panggilan tersebut.
"Keina. Aku akan menyusul kalian."
Keina sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar teriakan heboh dari sang Sahabat dari seberang sana.
"Menyusul kemana?" tanya Keina bingung. Pasalnya ia tak memberitahukan jika dirinya sedang berlibur kepada Sona. Ia juga sudah mengatakan pada Chan Yun untuk tidak memberitahu Sona. Ia sadar akan kesibukan Sona dan Suaminya. Karena itulah ia tak mengajak Sona untuk ikut berlibur dengannya.
"Ke Jeju Island. Kau tahu, Yoongi sangat kaya. Ayah mertuaku punya jet pribadi, Kein. Sebentar lagi aku akan penerbangan kesana."
Keina mengerjapkan matanya berulang kali. Masih memikirkan perihal darimana Sona bisa tahu jika dirinya sedang berada di Jeju Island.
"Siapa yang memberitahumu jika aku sedang berlibur di Jeju Island?"
"Chan Yun. Dia mengirim foto kesendiriannya saat berlibur. Dia mengatakan jika dirinya merasa kesal karena kau yang terlalu romantis dengan Suamimu."
