Chan Yun merasa tak percaya dengan semua ini. Apa yang di lihatnya saat ini adalah nyata adanya. Ia sampai merasa terharu dengan usaha Ibu mertuanya untuk membawa kedua sahabatnya ke rumah. Bahkan awalanya sang suami tidak mengatakan apapun padanya. Ini adalah kejutan terindah yang ia dapatkan dari mertuanya. Sang mertua mengundang kedua sahabatnya untuk makan malam bersama. Ini memang sangat sederhana, tapi ia sangat merasa begitu bahagia karena dapat kembali bertemu dengan kedua sahabat yang ia rindukan. Karena untuk berkumpul dengan Keina dan Sona bukanlah hal yang mudah untuk sekarang ini. Keduanya memiliki kesibukan masing-masing. Sehingga untuk ketiganya berkumpul bukanlah hal yang mudah. Apalagi saat ini kandungan Keina sudah membesar dan Jimin melarangnya untuk keluar rumah. Keina sempat mengatakan lewat pesan jika kini Perempuan itu seperti halnya berada di dalam sangkar. Jimin melarangnya melakukan ini dan itu. Bahkan Pria itu sekarang telah membatasi jam tidur Keina. Sang istri harus tidur lebih awal dan banyak beristirahat agar anak yang ada di dalam kandungan Keina sehat.
"Selamat atas kehamilanmu." ucap Keina sembari memberikan sebuah pelukan pada Chan Yun.
Keina tersenyum penuh kebahagiaan atas kehamilan sahabatnya. Ia adalah orang pertama kali yang tahu jika Chan Yun tengah hamil saat ini. Setelah melewati banyak ujian dalam kisah cintanya, akhirnya kini sang sahabat tengah berbahagia atas kehamilannya.
Sona hanya terdiam dengan tangan yang menggenggam erat tangan sang suami. Entah kenapa perasaanya begitu sakit saat ini. Harusnya kan ia merasa senang karena Chan Yun kini tengah hamil. Namun kenapa malah perasaan sesak yang kini lebih mendominasi. Ia juga ingin seperti Keina dan Chan Yun. Keduanya semakin disayang oleh mertua karena kehamilannya. Keina yang mendapatkan kasih sayang penuh dari Nyonya Park karena kehamilannya yang kini sudah membesar. Sedangkan Chan Yun kini semakin disayang oleh Ibu mertuanya karena kini ia tengah positif hamil. Sedangkan dirinya harus berulang kali mendapatkan sebuah pertanyaan yang menyayat hati dari Ibu mertuanya.
Yoongi tahu akan kesedihan yang dirasakan oleh sang istri. Ia mencoba menenangkan Sona dengan cara mengelus lembut punggung sang istri. Berharap dengan apa yang dilakukannya dapat membuat Sona sedikit lebih tenang.
"Kapan istrimu hamil, Hyung. Kau pasti sudah sangat bersemangat setiap harinya?"
Pertanyaan yang terlontar dari belah bibir Kim Namjoon sukses membuat semua terkekeh. Mungkin saja pertanyaan semacam itu terdengar seperti lelucon di telinga orang lain. Namun, pertanyaan itu sungguh semakin membuat hati Sona merasa sakit luar biasa. Sedangkan Yoongi tetap berekspresi datar. Ia tidak merasa tersinggung atau pun merasa sakit hati dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh sang sahabat padanya. Ia adalah tipe manusia yang sangat santai. Karena ia yakin jika sebentar lagi istrinya juga akan hamil anaknya. Karena setiap harinya keduanya telah berusaha melakukan yang terbaik. Berbagai usaha dan telah banyak gaya yang keduanya lakukan demi agar cepat mendapatkan anak.
"Kita sudah berusaha yang terbaik. Kau do'akan saja yang terbaik untukku dan istriku." ucap Yoongi pada Namjoon.
"Semangat, Hyung." ucap Namjoon sembari tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipit nya.
Chan Yun mendekat kearah Sona. Ia sadar jika kini raut wajah sahabatnya itu tidak sedang baik-baik saja. Jika sedang merasa senang pasti Sona akan banyak bicara. Hanya saja, kini Perempuan itu lebih banyak terdiam. Berarti sudah dipastikan suasana hati sahabatnya itu tidak sedang baik-baik saja. Sebagai sahabat yang begitu peka, akhirnya ia memberikan sebuah pelukan untuk sang sahabat.
"Tak apa. Kau pasti akan segera mendapatkan buah hati." ucap Chan Yun sembari menepuk pelan punggung sang sahabat.
Keina yang mengetahui hal itu segera melangkahkan kakinya kearah kedua sahabatnya yang kini tengah berpelukan.