Kim Namjoon sedang berada didalam mobil mewahnya yang terparkir dipinggir jalan. Ini sudah kedua kalinya ia kembali ke tempat ini. Tempat dimana ia bertemu dengan gadis bernama Chan Yun yang selalu saja mengisi pikirannya. Ia tak mengerti kenapa bayang-bayang wajah Chan Yun selalu saja menyambangi pikirannya. Kali ini Namjoon yakin jika saja gadis bertubuh mungil itu bukanlah orang asing untuknya.
Sudah lebih dari dua jam Kim Namjoon berada didalam mobil. Berharap jika gadis itu akan kembali datang ke supermarket yang sama. Ia masih setia menunggu, guna meminta kejelasan dari gadis tersebut. Namjoon sudah berusaha keras untuk mengingat kepingan-kepingan masa lalunya. Namun, setiap ia mencoba untuk mengingatnya kepalanya terasa begitu sakit. Ia tak dapat mengingat apapun lagi. Termasuk orang-orang dari masa lalunya. Bahkan saat baru tersadar dari koma ia tak mengenal dirinya sendiri.
Sebuah senyuman terbit dari belah bibirnya tatkala gadis yang ia tunggu pun akhirnya datang. Gadis cantik bertubuh mungil itu berjalan pelan menuju supermarket. Tak menyianyiakan waktu lagi, Namjoon segera membuka keluar dari dalam mobil. Melangkahkan kakinya cepat guna menghampiri Chan Yun.
"Noona, tunggu." teriak Namjoon pada Chan Yun. Membuat gadis cantik tersebut seketika menghentikan langkah kakinya.
Chan Yun terdiam untuk sesaat, manik indahnya menatap lekat pada presensi Pria bertubuh tinggi yang berada di depannya. Jelas hatinya merasa sangat sakit, kenapa disaat Chan Yun ingin sekali melupakan Kim Namjoon dari kehidupannya. Pria itu malah kembali padanya dengan membawa kembali sejuta luka. Chan Yun hanya ingin menghapus perasaannya secara perlahan, ingin membuka hati untuk Pria lain. Nyatanya itu sangat sulit, karena Pria yang masih ada di dalam hatinya kembali mengusik kehidupannya.
"Kenapa lagi? Berhenti menemuiku." ucap Chan Yun sembari menatap nyalang pada Kim Namjoon.
Namjoon tersentak, ekspresi gadis mungil yang berada di depannya ini jelas terlihat tidak enak. Meskipun begitu ia tak akan pernah gentar untuk meminta penjelasan pada gadis mungil tersebut.
"Bisa jelaskan padaku, kau ini sebenarnya siapa? Aku tidak dapat mengingat apapun, tapi aku merasa kau bukan orang asing untukku."
Chan Yun terdiam untuk sesaat, maniknya mulai berkaca-kaca. Kini ia tahu jika Kim Namjoon memang benar-benar kehilangan ingatannya. Chan Yun merasa begitu kejam karena awalnya ia mengira jika Namjoon kembali hanya untuk kembali mempermainkan hatinya.
"Kau benar-benar tak ingat apapun?" tanya Chan Yun dengan air mata yang mulai mengalir deras. Ia mengulurkan tangannya guna menyentuh lembut kulit pipi Namjoon. Pipi Pria yang masih begitu ia cintai itu terlihat begitu tirus.
Namjoon mengangguk, entah kenapa ia merasa sangat nyaman dengan sentuhan lembut yang diberikan Chan Yun padanya. Matanya terpejam sejenak, menikmati elusan lembut yang Chan Yun berikan pada pipinya.
"Aku sudah lama mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"
"Berikan aku satu ciuman di pagi hari."
Beberapa potongan ingatan akan masa lalunya kembali berputar di kepalanya. Membuat matanya seketika terbuka, kembali menatap lekat pada Chan Yun yang kini berdiri di depannya dengan air mata yang mengalir deras.
"Aku Kim Chan Yun. Kau tidak pernah mengucapkan kata pisah sebelumnya. Tapi kau meninggalkan ku begitu saja. Kau pergi entah kemana dengan membawa separuh hatiku, kau menggenggamnya untuk ikut pergi bersamamu."
Chan Yun terisak, tubuhnya bergetar hebat. Ia menutup mulutnya menggunakan telapak tangan agar isak tangisnya tidak terdengar semakin kuat.
Namjoon merasakan kepalanya sakit luar biasa saat dirinya mencoba untuk mengingat sesuatu.