Sona baru saja menginjakkan kakinya di apartemen milik Yoongi tepat pukul sepuluh malam. Ia melepas sepatu yang sedari siang dipakainya. Menaruh sepasang sepatu berwarna hijau tersebut pada rak sepatu yang berada di dekat pintu.Helaan napas kasar keluar dari belah bibirnya. Hari ini ia merasa sangat senang karena dapat menghabiskan waktu jalan-jalan dengan sahabatnya. Meskipun Keina tak dapat ikut karena tak mendapatkan izin dari suaminya. Setidaknya menghabiskan waktu berdua dengan Chan Yun dapat mengurangi rasa rindu yang selama ini ia rasakan. Dalam benaknya, ia ingin sekali mengulang waktu. Ingin kembali ke apartemen lamanya, tinggal bersama dengan kedua sahabat yang selalu dianggapnya kurang ajar itu. Meskipun Keina dan Chan Yun kerap kali membuat keributan di apartemen. Tapi Sona begitu menyayangi kedua sahabatnya itu. Keina dengan mulut jahatnya, dan Chan Yun dengan bodohnya. Ketiganya saling melengkapi satu sama lain. Jika mengingat kembali kenangan saat dulu mereka masih tinggal bertiga rasanya ia ingin menangis saja. Ia sangat merindukan hal tersebut terulang lagi.
"Dari mana saja kau?" tanya Min Yoongi sembari melangkahkan kakinya mendekat kearah Sona. Pria itu telah mengenakan piyama berwarna hitam. Semenjak menikah dengan Min Yoongi. Sona tahu banyak hal tengang Pria tersebut. Yoongi yang sangat menyukai warna hitam, dan kebiasaan tidur Min Yoongi yang tidak Sona suka adalah menutupi seluruh wajahnya dengan selimut. Padahal hal tersebut membuat Pria itu sulit untuk bernapas.
"Aku baru saja jalan-jalan dengan Chan Yun. Menghabiskan waktuku bersama dengannya seharian. Aku sangat merindukan kedua sahabatku. Tapi Keina tak dapat ikut karena tidak mendapatkan izin dari suaminya." jelas Sona pada sang suami yang kini menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam. Seakan Yoongi merasa sangat marah karena ia baru pulang pada pukul sepuluh malam. Padahal jika keduanya berada di rumah besar milik keluarga Min. Sona tak akan berani keluar rumah saat malam. Kecuali itu berdua dengan Min Yoongi.
"Kenapa tidak mengabariku? Aku kira kau sudah menyiapkan makan malam untukku. Aku sengaja tidak makan di luar." ucap Yoongi.
"Kau sudah tahu kan aku ini tidak bisa memasak selain membuat nasi goreng. Seharusnya kau beli saja makan di luar. Jangan menungguku memasak untukmu." jelas Sona. Entah kenapa ia merasa sangat sedih saat melihat tatapan Yoongi saat ini. Pria itu menatapnya dengan sangat intens. Entah apa yang ada dalam pikiran Pria itu kini, Sona sendiri tak tahu. Yang jelas memasak bukanlah kewajibannya. Hal tersebut tidak masuk ke dalam perjanjian yang tertulis di pernikahan kontrak keduanya.
Yoongi mengangguk, "Begitu ya? Jadi kau masih saja merasa seperti itu. Padahal kita sudah tinggal berdua cukup lama. Dan setelah keluar dari rumah keluargaku kita hanya tinggal berdua saja. Aku rasa kau bisa berubah, lagipula hanya belajar memasak saja apa susahnya." ucap Min Yoongi, "Kalau begitu aku akan makan di luar. Kau mau ikut atau tidak?" tanya Yoongi pada sang istri yang kini terdiam mematung.
Sona terdiam untuk sesaat, kini ia merasa kasihan pada Min Yoongi. Sejak pagi ia harus bekerja. Pasti saat ini Pria itu merasa sangat lelah.
"Kau tunggu dikamar saja. Aku akan memasak. Nasi goreng tak apa'kan? Aku akan membuatkannya untukmu." ucap Sona sembari tersenyum begitu lembut.
"Tak perlu jika kau terpaksa melakukannya. Aku bisa makan diluar saja."
"Tidak. Aku sama sekali tidak terpaksa. Aku akan mandi sebentar saja. Lalu membuatkanmu nasi goreng dan susu."
Yoongi tersenyum begitu lembut, "Kalau begitu aku tidak jadi makan di luar."
🐣🐣🐣🐣
Keina sedari tadi memilih untuk terdiam di atas ranjang dengan raut wajah kesal yang begitu kentara. Jelas saja ia masih merasa sangat kesal pada Jimin. Pria kurang tinggi itu melarangnya untuk bertemu dengan kedua sahabatnya. Jimin selalu saja begitu, tak memberi izin dirinya untuk keluar rumah kecuali itu bersama dengannya. Peraturan macam apa yang dibuat oleh Suaminya. Ia sudah dewasa, hanya keluar bersama dengan kedua sahabatnya saja tidak diberi izin oleh Jimin.