"Akh.. Yoongi-ah pelan-pelan."
"Tahan sebentar lagi selesai."
"Perih sekali."
Min Yoongi melemparkan kapas yang telah diolesi dengan obat merah ke lantai. Ia menatap nyalang kearah sang istri yang kini tengah meniup-niup luka pada telapak tangannya.
"Siapa suruh kau membersihkan pecahan vas menggunakan tangan, dasar bodoh. Lagipula kau bisa menyuruh maid untuk membersihkannya." ucap Yoongi sembari menarik pergelangan tangan sang istri. Ia meniup pelan telapak tangan Sona.
Sona terdiam, air matanya pun luruh seketika. Dimata Yoongi ia tak pernah benar sedikitpun. Pria itu selalu saja menyalahkan dirinya, bahkan disaat telapak tangannya terluka seperti ini pun Yoongi masih saja menyalahkan dirinya.
Yoongi menatap pada Sona yang kini tengah menangis hingga terisak, gadis cantik tersebut teryata sangatlah lemah. Kemana perginya sikap bar-bar yang biasanya ditujukan Sona padanya.
"Kau selalu saja menyalahkanku." ucap Sona merasa tak terima. Entah kenapa saat ini ia merasa sangat sensitif, dibentak sedikit saja hatinya sudah rapuh begini. Jika biasanya ia akan melawan, namun kini ia hanya bisa menangis karena merasa sakit hati pada Min Yoongi yang selalu saja menyalahkannya. Pria itu selalu mengatainya gadis bodoh, terkadang Yoongi juga mengatai dirinya ini jelek dan berdada rata. Gadis mana yang tidak merasa sakit hati dikatai seperti itu oleh seorang Pria.
Min Yoongi mengambil kapas yang berada diatas meja, meneteskan obat merah pada kapas tersebut, lalu mencoba untuk kembali membersihkan darah yang mengalir pada telapak tangan sang istri.
"Kau selalu saja ceroboh. Apa saat berjalan kau tidak lihat ada vas bunga meja. Bagaimana bisa kau menyenggol nya sampai jatuh dan pecah."
Nah kan, Sona disalahkan lagi atas hal ini. Sepertinya sang suami lebih sayang pada vas bunga yang berada di atas meja kamarnya ketimbang dirinya. Oh astaga. Tolong ingatkan pada Sona jika saja Min Yoongi memang tidak pernah menaruh perasaan sayang sedikitpun kepada dirinya, keduanya hanya menikah kontrak.
"Berhenti menyalahkan diriku terus." ucap Sona tak terima jika dirinya terus saja disalahkan.
Tak ada jawaban yang keluar dari belah bibir Min Yoongi. Pria itu masih sibuk membersihkan darah pada telapak tangan Sona. Ia memperlakukan Sona dengan penuh kelembutan, berbeda dengan saat awal tadi.
"Aku tidak akan menyalahkan dirimu jika kau tidak selalu bertingkah bodoh dan ceroboh."
Cukup sudah, habis sudah kesabaran Sona kali ini. Yoongi masih saja mengatainya bodoh, kedua Orang Tuanya berusaha dengan sekuat tenaga untuk memberikan pendidikan yang layak bagi dirinya. Ia menempuh pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi, tapi Yoongi masih saja mengatainya bodoh. Ia jelas tidak terima dengan ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir Min Yoongi.
Sona segera menarik telapak tangannya untuk menjauhkannya dari sang suami. Lantas ia segera beranjak dari sofa.
"Berhenti mengataiku bodoh. Aku tidak terima kau katai bodoh terus." ucap Sona sembari menatap nyalang pada Yoongi.
Diantara keduanya memang tak ada satupun yang mau mengalah, dalam hal apapun. Min Yoongi yang menganggap dirinya selalu benar. Dan Sona yang selalu juga beranggapan sama, ia merasa dirinya itu selalu benar. Pria pucat yang sekarang berstatus sebagai suaminya itu yang selalu salah.
"Kau memang bodoh, Lee Sona." tegas Yoongi, "Kau juga sangat ceroboh." lanjut Yoongi sembari menatap tajam pada Sona.
"AKU TIDAK BODOH, yoongi-ah."