90

85 14 36
                                    

Memang seharusnya Sona dan Chan Yun tidak datang ke rumah sakit untuk menjenguk Keina. Pasalnya kedua sahabatnya itu sedari tadi heboh berebut ingin menggendong anak Keina yang katanya mirip sekali dengan Park Jimin. Sungguh itu adalah hal yang paling menyebalkan untuk Keina. Terlebih lagi Jimin yang selalu membanggakan anaknya karena sangat mirip dengannya. Lalu Keina dianggap apa, padahal kan dia yang mengandung dan melahirkan buah hatinya. Harapannya mempunyai anak Laki-Laki yang berhidung mancung pun pupus sudah. Meskipun begitu ia sangat menyayangi buah hatinya.

"Biarkan dia denganku." ucap Sona yang tidak mau mengalah dengan Chan Yun. Padahal ia sempat merasakan menggendong Park Jimmy meskipun hanya sebentar.

"Aku juga ingin menggendongnya." ucap Chan Yun yang mulai merasa kesal karena Sona yang sama sekali tidak mau mengalah padanya. Sebagai seorang Perempuan yang tengah mengandung, naluri keibuannya tiba-tiba saja keluar tatkala melihat bayi sahabatnya yang begitu menggemaskan.

Jimin mulai merasa resah dengan suasana gaduh yang diciptakan oleh kedua sahabat dari sang istri. Pada akhirnya ia meminta sang buah hati yang saat ini tengah berada di dalam gendongannya istrinya. Memang sejak awal firasatnya sudah tidak enak dengan kedatangan Sona dan Chan Yun. Alih-alih menjenguk Keina, kedua Perempuan berbeda kelakuan itu malah membuat suasana ruang rawat inap istrinya menjadi sangat tidak tenang. Tentu saja sebagai seorang Ayah yang begitu menyayangi sang buah hati ia menginginkan sang buah hatinya nyaman.

"Jim, biarkan aku menggendongnya sebentar." ucap Sona pada Jimin.

"Tapi dia sedang tidur, aku takut dia akan menangis lagi."

Bagaimana cara mengusir mereka. Itu yang ada di dalam pikiran Jimin saat ini. Ia hanya menginginkan situasi yang tenang untuk kenyamanan sang buah hati. Jika saja Sona tadinya tidak membuat sang buah hatinya menangis, mungkin Jimin akan membiarkan anaknya digendong oleh Sona. Namun, tadi sang Putera sempat menangis saat berada di dalam gendongan istri dari Pria bermarga Min tersebut.

"Kalau begitu biarkan aku saja yang menggendongnya sebentar." ucap Chan Yun sembari tersenyum begitu lembut.

"Biarkan istriku menggendongnya sebentar." ucap Namjoon yang sedari tadi memilih untuk duduk terdiam di sofa. Pria itu hanya mengamati berbagai keributan yang dilakukan oleh istrinya dengan sahabatnya.

Karena merasa tidak enak dengan sepupunya, pada akhirnya Jimin menyerahkan sang Putera. Membiarkan Putera kesayangannya digendong oleh Chan Yun.

"Dia sangat menggemaskan." ucap Chan Yun saat Park Jimmy sudah berada di dalam gendongannya.

Namjoon tersenyum tatkala melihat sang istri yang terlihat begitu bahagia hanya dengan menggendong Putera dari sepupunya. Ia jadi bisa membayangkan betapa bahagia keduanya nanti jika Chan Yun telah melahirkan buah hatinya. Ia sudah mendapatkan gambaran bagaimana sabarnya sang istri dalam menghadapi seorang bayi.

Jimin bersyukur, pasalnya bayinya tidak menangis saat berada di dalam gendongan Chan Yun. Puteranya terlihat tidur dengan begitu pulas. Lain halnya saat tadi berada di dalam gendongan Sona, sang Putera menangis dengan begitu keras. Entah apa sebabnya ia sendiri tidak tahu. Padahal istri dari Min Yoongi tersebut hanya ingin menggendongnya saja.

"Boleh aku menggendongnya sebentar saja." ucap Sona pada Chan Yun.

Manik Jimin melotot, merasa tidak terima jika Puteranya akan digendong oleh Sona. Ini juga demi kenyamanan sang buah hati.

Sona yang menyadari akan tatapan yang ditunjukkan Jimin kepada dirinya pun akhirnya menurunkan niatnya untuk menggendong Park Jimmy, meskipun dalam hati ia merasa begitu kesal. Ia ingin sekali menggendong Putera dari sahabatnya yang terlihat begitu menggemaskan, tapi kenapa Park Jimin selalu saja menghalanginya. Dalam lubuk hati yang terdalam ia juga tidak ada niatan sedikitpun untuk membuat Park Jimmy menangis.

My Stupid Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang