Tidak ada yang dapat Sona lakukan selain terdiam dan menuruti apa saja yang dikatakan oleh sang Ibu mertua, karena apapun yang telah terucap dari belah bibir Nyonya Min adalah mutlak, tak dapat diganggu gugat. Seperti halnya saat ini, Perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah menginjak setengah abad ini mengajaknya untuk pergi ke Dokter guna melakukan tes kesuburan. Jelas Sona merasa sangat tersinggung atas hal ini, tapi dia mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Ia sehat dan sangat bugar. Hanya saja ia memang tidak mungkin hamil jika Min Yoongi saja tidak pernah menyentuhnya sedikitpun. Otaknya selalu dibuat berpikir bagaimana cara untuk mengakhiri semua kebohongan yang selama ini ia dan Yoongi lakukan."Dari hasil Histerosalpingografi ini keadaan rahim, tuba fallopi, dan sekitarnya terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang salah dengan hal ini." ucap sang Dokter sembari melihat hasil rontgen yang baru saja keluar.
"Jadi maksud Dokter tidak ada masalah dengan sistem reproduksi menantu saya?" tanya Nyonya Min pada Dokter yang beberapa menit lalu telah memeriksa Sona.
Sona hanya dapat terdiam dengan rasa sakit hati yang luar biasa. Disaat seperti ini Yoongi tidak ada disampingnya. Seharusnya Pria itu tahu apa yang telah Ibunya lakukan pada dirinya. Hal semacam ini jelas menyinggung perasaan Sona.
"Semuanya baik-baik saja, Nyonya Min." jelas Dokter bermarga Jung tersebut.
Nyonya Min mengangguk, "Apa mungkin jika Anak dan menantu saya mengikuti program hamil keduanya akan cepat mendapatkan Anak?"
Dokter Kim tersenyum begitu lembut, "Kita hanya bisa berusaha yang terbaik. Tetapi tetap Tuhan yang menentukan. Anda bisa menyuruh Nyonya Sona untuk datang kesini bersama dengan suaminya."
"Baiklah kalau begitu. Kalau begitu aku akan membicarakan hal ini dengan Puteraku terlebih dahulu." ucap Nyonya Min.
Dokter Kim memberikan hasil rontgen Sona pada Nyonya Min. Sedangkan sedari tadi Sona hanya dapat terdiam sembari menatap nanar Dokter yang saat ini tengah tersenyum begitu lembut padanya. Ia tidak habis pikir jika sang Mertua akan seperti ini padanya. Seakan menuntut dirinya untuk cepat mempunyai bua hati, padahal dirinya dan Min Yoongi hanya menikah kontrak. Keduanya tidak pernah saling menyentuh satu sama lain. Bagaimana bisa keduanya mengikuti program kehamilan jika keduanya tidur di atas ranjang yang terpisah. Jika Mertuanya selalu seperti ini padanya ia jelas merasa sangat tidak nyaman. Ia ingin sekali cepat mengakhiri pernikahan kontrak ini dengan Min Yoongi. Tapi itu tidak mungkin bisa ia lakukan karena jika ia memutuskan kontrak sepihak, ia akan membayar denda yang tidak main-main jumlahnya. Bahkan gajinya selama ia menjadi istri kontrak Min Yoongi tidak akan cukup untuk membayar denda yang telah disepakati. Dulu saat pertama kali Yoongi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengan gaji yang sangat tinggi padanya ia tidak bisa memikirkan hal lain selain menerima tawaran tersebut. Sona jelas sangat menyukai uang. Baginya uang adalah segalanya. Selama ini ia bekerja keras demi mendapatkan pundi-pundi uang. Ia sempat berpikir jika menerima tawaran dari Min Yoongi hidupnya akan berubah menjadi sangat luar biasa. Ia tidak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan uang, karena Yoongi akan memberikan uang padanya dengan jumlah yang sangat besar setiap bulannya. Sona tidak akan tinggal di sebuah apartemen sewaan bersama dengan kedua sahabatnya. Memang benar selama ia menjadi istri kontrak Min Yoongi ia tidak pernah lagi merasa kekurangan perihal uang. Ia tidak lagi tinggal di apartemen sewaan dengan kedua sahabatnya, yang setiap saat bisa saja ia menemui seekor kecoa di dalam kamar mandinya. Tapi kini hidupnya seringkali merasakan sakit hati. Pertama ucapan Min Yoongi yang selalu menyakiti hati, dan belum lagi sang Mertua yang suka sekali bertindak sesuka hati.
"Ayo kita pulang, sayang." ucap Nyonya Min pada sang menantu yang kini masih duduk terdiam dengan tatapan yang terlihat begitu senduh. Dalam otaknya kali ini ia berpikir bagaimana cara mengakhiri kebohongan yang selama ini dirinya dan Yoongi ciptakan.
Sona mengangguk sebagai jawaban. Ia hanya pasrah saat sang mertua menggandeng tangannya untuk keluar dari dalam ruangan Dokter tersebut.
🐨🐨🐨🐨
Beberapa hari ini Kim Namjoon sering merasakan sakit pada kepalanya. Terlintas beberapa keping memory akan masa lalu di kepalanya. Mulai dari dirinya yang menarik pergelangan tangan Chan Yun untuk ikut masuk kedalam mobilnya. Dan hal tersebut membuatnya yakin jika memang Chan Yun adalah kekasihnya. Kepingan memory tentang dirinya dan sang sahabat juga tiba-tiba saja terlintas dipikirannya. Namjoon yang sering menghabiskan malam di sebuah Club bersama dengan Min Yoongi. Namjoon mulai sedikit mengingat Pria berkulit pucat yang tak lain adalah sahabat baiknya.
"Chan Yun." ucap Namjoon lirih. Hatinya terasa diremat kuat di dalam sana tatkala mengingat kembali beberapa keping kenangan di masa lalu saat dirinya masih bersama dengan gadis cantik bertubuh mungil tersebut. Senyuman manis yang terukir dari belah bibir Chan Yun membuat air mata seketika luruh membasahi wajahnya. Gadis itu selalu terlihat ceria, seperti tak ada beban berat yang dirasakan dalam hidup. Chan Yun selalu mengumbar senyuman kepada banyak orang. Seringkali memekik tatkala merasa kesal dengan orang lain. Sekarang Kim Namjoon mengingat semuanya. Bagaimana tingkah gila kekasihnya, bagaimana sikap polos Chan Yun selama menjadi kekasihnya. Bahkan hanya untuk ciuman saja Chan Yun merasa sangat malu melakukan hal yang memang seharusnya telah biasa dilakukan oleh pasangan kekasih pada umumnya.
Namjoon menatap jam yang menggantung pada dinding kamarnya, saat ini sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tak peduli dengan waktu saat ini, yang jelas ia harus menemui kekasihnya. Ia ingin sekali memeluk Chan Yun dengan sangat erat. Mengatakan pada gadis mungil tersebut jika ia telah mengingat semuanya. Namjoon telah mengingat hampir semua hal yang pernah terjadi di masa lalunya.
"Aku harus segera menemui Chan Yun." monolog Namjoon.
Tangan Namjoon terulur untuk mengambil kunci mobil mewahnya yang berada di atas nakas. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah menemui kekasihnya. Mengatakan jika dirinya telah sembuh. Berharap jika setelah ini ia dan sang kekasih bisa hidup bahagia berdua, meskipun harus melewati rintangan yang cukup berat. Namjoon tak peduli jika sang Ibu tidak menyetujui hubungan keduanya sekalipun. Ia sudah lama menaruh hati pada Chan Yun. Jadi dengan sekuat tenaga ia akan berusaha untuk mendapatkan gadis yang sangat ia cintainya.
Dengan langkah tergesa Namjoon segera keluar dari dalam kamarnya. Melangkahkan kakinya menuju arah garasi untuk mengambil mobilnya. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan sang kekasih. Chan Yun pasti akan sangat bahagia jika mengetahui ingatan akan masa lalunya telah kembali.
