Yoongi menyodorkan segelas susu khusus untuk Ibu hamil kepada sang istri. Ia hanya ingin memberikan perhatian yang lebih pada sang istri yang kini tengah mengandung buah hatinya. Meskipun Sona kerapkali bersikap menyebalkan, tapi sebagai seorang suami ia ingin sekali bertanggung jawab pada istri dan juga buah hatinya yang kini masih berada di dalam kandungan sang istri.
"Jangan sok peduli padaku." ucap Sona sembari menjauhkan tangan Yoongi yang kini tengah memegang segelas susu.
Helaan napas berat keluar dari belah bibir Min Yoongi. Jika boleh jujur ia masih merasa kesal dengan kelakuan istrinya yang terbilang kekanakan. Namun sebagai seorang suami yang masih merasa waras. Pada akhirnya ia memutuskan untuk mengalah. Sebab jika ia balik mendiami Sona, sama saja seperti dia mengibarkan bendera perang. Meskipun Yoongi tahu apa yang ia lakukan akan tetap terlihat salah dimata sang istri. Diam salah, bergerak bergerak memberikan perhatian lebih malah lebih salah lagi. Jika saja Sona tidak tengah hamil buah hatinya sudah dipastikan Yoongi akan membuang istri dipinggir jalan saat perjalanan pulang dari rumah sahabatnya semalam. Namun karena ia begitu menyayangi sang buah hati yang kini masih berada di dalam perut sang istri akhirnya ia mengurungkan niat jahatnya untuk membuang Sona dipinggir jalan.
"Seharusnya aku yang marah karena tingkah kekanakan mu." ucap Yoongi sembari menaruh segelas susu ibu hamil yang ada ditangannya diatas nakas yang berada tempat di samping ranjang.
Sona menatap pada sang suami yang baginya terlihat begitu menyebalkan itu, "Aku ini masih sakit hati padamu."
Yoongi mencoba menahan gejolak emosinya. Setidaknya ia masih bisa menahan diri untuk tidak benar-benar membuang istrinya di pinggir jalan. Baginya sang istri terlihat begitu menyebalkan.
"Seharusnya kau tidak bertingkah kekanakan seperti semalam. Kalau ada masalah kita bisa menyelesaikannya dengan cara baik-baik. Bukan malah memilih untuk pergi dari rumah dan membuatku merasa khawatir pada keadaan anak kita."
Manik Sona mulai berkaca-kaca, hatinya terlampau sakit dengan ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir sang suami. Dia memilih menginap di rumah Kim Namjoon itu memang karena dirinya merasa sangat muak dengan suaminya. Seharusnya Min Yoongi meminta maaf padanya. Bukan malah memarahinya seperti sekarang ini.
"Kau hanya khawatir pada bayi dikandungan ku, kan? Kau sama sekali tidak khawatir padaku. Jika aku tidak sedang hamil, kau pasti tidak akan mencari ku. Atau bisa saja kau membuang ku, karena aku sedang hamil saja kau jadi khawatir dengan keadaanku."
Yoongi terdiam cukup lama. Bagaimana sang istri bisa menebak isi pikirannya. Bagaimana bisa Sona membaca isi pikirannya yang memang sempat ingin membuangnya ke pinggir jalan.
"Aku juga khawatir padamu, kau ini istriku." ucap Yoongi.
"Bohong," bentak Sona dengan air mata yang mulai luruh. Hatinya sudah terlampau sakit. Kenapa ia harus memiliki suami seperti Min Yoongi yang sama sekali tidak mengerti dirinya. Selain itu juga suaminya sangat dingin dan tidak pernah peduli akan dirinya, padahal Sona ingin sekali mendapatkan kasih sayang penuh seperti apa yang Kim Namjoon dan Park Jimin berikan pada istri.
Yoongi memejamkan matanya sejenak, mencoba untuk mengontrol emosi dalam dirinya agar tidak meledak detik ini juga. Niat hati berusaha untuk peduli pada sang istri karena tak ingin berlarut-larut dalam masalah mereka yang kemarin. Namun Sona malah seperti ini padanya.
"Aku meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Mungkin ucapanku saat di rumah sakit kemarin membuatmu merasa sakit hati."
"Tentu saja aku merasa sakit hati. Kau seakan tidak mau menerima bayi yang ada di dalam kandunganku hanya karena jenis kelaminnya Perempuan."
"Aku bisa menerimanya sekarang. Mungkin kemarin aku hanya merasa kecewa karena aku sudah sempat berekspetasi memiliki seorang anak Laki-Laki." ucap Yoongi.
"Tapi aku sudah terlanjur kecewa dengan sikapmu saat di rumah sakit. Aku ini punya hati, Yoongi-ah. Kau selalu saja mengucapkan kata-kata yang seringkali membuat hatiku terluka."
Tidak sadarkah Sona jika selama ini ia juga melakukan hal yang sama seperti halnya sang suami. Mulut kedua pasangan tersebut sama-sama sadis, namun keduanya saling tidak sadar akan hal tersebut. Dimana selama ini Sona selalu merasa tersakiti karena mulut jahat sang suami. Kendati demikian Sona juga tidak sadar diri jika ucapan yang seringkali keluar dari belah bibirnya juga seringkali menyakiti hati Min Yoongi.
Jodoh memang cerminan diri sendiri. Ternyata hal tersebut memang benar adanya. Jika saja memang seseorang akan mendapatkan jodoh yang memiliki sikap sedemikian rupa sepertinya.
"Aku sudah meminta maaf."
Sona terdiam cukup lama, entah kenapa hatinya masih saja merasa sakit karena ucapan sang suami saat di rumah sakit kemarin. Bagaimana Yoongi yang seperti tidak mau menerima anak yang masih berada di dalam kandungannya.
"Sudahlah. Aku tidak mau membahas hal itu lagi. Tolong apapun yang terjadi nantinya, anak yang aku kandung ini adalah anakmu juga. Jadi kau juga harus menyayanginya."
Yoongi mengangguk, hatinya merasa tercubit tatkala mendengar ucapan sang istri barusan. Awalnya memang ia merasa begitu kecewa saat mengetahui jika anaknya berjenis kelamin Perempuan. Ia memang memaksa sang istri untuk melakukan USG agar dapat mengetahui jenis kelamin bayinya meskipun sang bayi masih berada di dalam perut istrinya. Sona sempat menolak karena ingin kelahiran bayinya menjadi kejutan untuk semua orang. Ia ingin seperti Keina yang tak mau melakukan USG dengan alasan agar saat bayinya lahir menjadi kejutan untuk semua orang. Namun karena Yoongi sangat ingin mengetahui jenis kelamin bayinya, akhirnya ia memaksa sang istri untuk melakukan USG. Saat mengetahui hasilnya ia merasa begitu kecewa karena yang terjadi sungguh diluar ekspetasinya. Ia sangat ingin mendapatkan seorang anak Laki-Laki.
Tangan Yoongi terulur untuk mengambil segelas susu ibu hamil yang berada di atas nakas. Lantas menyodorkan susu buatannya tersebut kepada sang istri.
"Minum ini agar kau dan anak kita tetap sehat. Aku akan berangkat bekerja setelah ini."
Sona tersenyum, "Kenapa kau jadi perhatian seperti ini?"
"Karena kau istriku."
Sona mengelus lembut perutnya, "Appamu sudah berubah, Nak."
"Berubah menjadi spiderman." ucap Yoongi sembari tersenyum.
"Sudahlah jangan becanda, cepat berangkat ke kantor."
"Kau yang mengajakku becanda duluan. Itu kantorku jadi aku bebas. Kenapa jadi kau yang mengaturku."
"Karena aku istrimu, jadi aku berhak mengaturmu. Apa kau merasa tidak terima?"
"Aku mengalah, lebih baik aku pergi ke kantor daripada harus berdebat denganmu."
"Ya sudah pergi sana." ucap Sona.
Yoongi mengangguk, "Jangan telat makan."
Sona hanya mengangguk sebagai jawaban. Lantas ia meminum segelas susu ibu hamil yang dibuatkan oleh suaminya. Merasa senang atas perhatian yang Yoongi berikan padanya. Meskipun tadinya keduanya sempat bertengkar, namun kini hubungan keduanya kembali membaik.
