70

121 18 6
                                    





Sebenarnya belanja bukanlah hal yang paling disukai oleh Chan Yun. Ia lebih suka menonton film romantis ketimbang belanja di mall. Namun yang mengajaknya berbelanja adalah Ibu mertuanya. Ia tidak mungkin bisa untuk menolaknya karena takut menyinggung hati sang Ibu mertua.

"Kau ambil apa saja yang kau inginkan? Bukankah Perempuan sangat menyukai tas?" tanya sang Ibu mertua dengan begitu antusias.

Niat Nyonya Kim mengajak sang menantu untuk pergi berbelanja adalah agar membuat hati menantunya itu merasa senang. Ia tak ingin Perempuan yang kini tengah mengandung cucu pertamanya tersebut merasa bosan dan berakhir stress karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Chan Yun memaksakan belah bibirnya untuk tersenyum, "Tapi Namjoon Oppa sudah pernah membelikan aku tas, Eomma." ucap Chan Yun pada sang mertua. Yang ia inginkan untuk saat ini adalah berada di rumah. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan menggunakan masker wajah agar wajahnya nampak semakin bersinar dan suaminya jadi semakin mencintainya.

"Kalau begitu kau bisa memilih baju apa saja yang kau sukai." ucap Nyonya Kim sembari tersenyum begitu lembut.

Sebelumnya Chan Yun tidak pernah mendapatkan banyak perhatian dari ibu mertuanya. Ia dapat melihat banyak perubahan pada sang Ibu mertuanya ketika tahu jika saja dirinya tengah hamil. Mertuanya jadi semakin perhatian padanya. Berbeda sekali saat dirinya baru saja menikah dengan Namjoon.

"Eomma. Maaf jika aku tidak sopan. Tapi aku sangat lapar. Bolehkah kita makan dulu lalu setelah itu belanja lagi." ucap Chan Yun dengan tatapan yang seketika berubah menjadi senduh.

Chan Yun merasakan nyeri di kakinya karena sedari ia berjalan berkeliling mall untuk menemani sang ibu mertua berbelanja. Dan kini perutnya merasa begitu lapar. Semenjak hamil napsu makannya memang berubah drastis. Ia juga merasa mudah lapar padahal beberapa jam sebelumnya ia telah mengisi perutnya dengan sepiring makanan.

"Astaga." ucap Nyonya Kim sembari menatap jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya, "Ini memang sudah jam makan siang."

Chan Yun mengangguk, "Jadi bolehkan kita makan siang dulu. Setelah itu Eomma bisa belanja lagi." ucap Chan Yun.

Rasanya Chan Yun ingin sekali merengek karena merasa lapar. Jika saja ada suaminya disini pasti ia Namjoon tidak akan membiarkan dirinya sampai kelaparan seperti ini.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi jika merasa lapar? Jika ingin apa-apa katakan saja. Jangan merasa sungkan begitu." ucap Nyonya Kim sembari tersenyum.

"Iya, Eomma."

"Kalau begitu Eomma ke kasir dulu, ya. Setelah itu kita makan."

Chan Yun mengangguk sebagai jawaban. Lantas ia mengalihkan atensinya untuk melihat deretan tas mewah yang berada di sekitarnya. Ia jadi teringat pada Keina. Perempuan itu suka sekali mengoleksi banyak tas. Pasti kini koleksi tasnya juga semakin banyak karena telah mendapatkan suami kaya raya seperti Park Jimin. Ia selalu merasa bersyukur karena bisa mendapatkan suami seperti Kim Namjoon. Karena setelah menikah dengan Namjoon hidupnya berubah drastis. Ia tidak lagi harus bekerja keras hanya untuk makan. Karena kini untuk makan saja dirinya sudah ada yang menyiapkan.

"Astaga, Eomma lama sekali, sih." ucap Chan Yun ketika melihat sang Ibu mertua yang kini tengah antri untuk membayar tas.

Menahan lapar disaat hamil begini bukanlah perkara yang mudah. Jika saja ia punya kemampuan untuk menghilang, mungkin sudah sedari tadi ia menghilang dari mall ini dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya.


















My Stupid Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang