Di pagi hari Sona dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya. Tidak ada tanda-tanda kedua orang tuanya akan datang. Pun kedua orang tuanya juga tidak memberinya kabar terlebih dahulu jika akan datang ke kediaman ia dan suaminya.
"Kejutan."
Sebuah pelukan erat Sona rasakan. Bukannya merasa senang, Sona justru merasa bingung dengan kehadiran kedua orang tuanya yang tiba-tiba tanpa memberinya kabar terlebih dahulu.
"Eomma kenapa tidak memberi kabar jika akan kesini?" tanya Sona sembari melepaskan pelukannya.
Min Yoongi masih setia berdiri di belakang Ibu mertuanya dengan tangan yang membawa sebuah tas besar milik sang Ibu mertua. Sudah dipastikan jika kedua orang tua Sona akan menginap cukup lama di apartemennya.
"Eomma sangat merindukanmu. Kau sudah hamil besar dan aku ingin menemani Puteriku."
Bukan hanya Sona yang merasa terkejut atas kedatangan tiba-tiba kedua orang tuanya. Min Yoongi yang tidak tidak tahu apa-apa pun jelas merasa lebih terkejut lagi. Sebab ia belum menyiapkan apa-apa untuk kedua mertuanya. Termasuk kamar untuk Ibu dan Ayah mertuanya tidur. Ada satu kamar tamu. Hanya saja itu sudah lama tidak ditempati dan jarang sekali Yoongi buka. Sudah dipastikan keadaan kamar tersebut berdebu.
"Aku senang sekali karena kedatangan Eomma dan Appa." ucap Sona dengan manik yang berkaca-kaca.
Tuan Lee menarik Puterinya ke dalam pelukannya. Melihat sang istri yang dipeluk terlalu erat membuat Yoongi spontan menarik sang istri. Yang membuat pelukan itu tiba-tiba saja terlepas. Takut jika saja sang Ayah mertua memeluk Sona dengan sangat erat maka bayi yang masih berada di dalam kandungan sang istri akan merasa risih.
"Appa jangan memeluknya terlalu erat. Sona sedang hamil. Kasihan bayinya."
Melihat sang menantu yang begitu perhatian kepada Puterinya membuat Nyonya Lee merasa bahagia. Selain mendapatkan menantu yang kaya ternyata suami dari Putrinya tersebut juga begitu perhatian.
"Kau ini kenapa? Aku sedang merindukan orang tuaku." ucap Sona yang merasa kesal terhadap sikap Yoongi yang mulai aneh pagi ini. Tidak biasanya Pria itu berperilaku demikian. Biasanya suami berkulit pucatnya ini akan acuh kepadanya.
"Appa memelukmu dengan sangat erat. Aku takut perutmu kenapa-napa."
Dan entah kenapa penyakit over protektif Jimin jadi menular kepada Min Yoongi. Sona merasa tidak terbiasa dengan sikap sok perhatian yang diberikan oleh sang suami. Apa mungkin ini Yoongi lakukan karena saat ini sedang ada orang tuanya disini. Jadi Yoongi mencari muka agar dianggap suami yang baik dan begitu perhatian pada istrinya. Padahal sikap Pria itu begitu dingin dan begitu menyebalkan.
"Kau ini berlebihan sekali." ucap Sona pada sang suami.
"Kau tidak boleh seperti itu kepada suamimu. Itu tandanya dia menyayangimu." ucap Nyonya Lee pada sang Puteri.
Bahkan sampai saat ini Sona masih tidak mengerti benarkan Yoongi mencintainya atau mungkin saja Pria itu bertahan karena kini dirinya tengah hamil. Terkadang sikap Yoongi sangat sulit untuk ditebak. Terkadang begitu dingin kepadanya. Namun terkadang ada perhatian kecil yang Yoongi berikan kepadanya. Yoongi bukan tipe Pria romantis seperti suami dari Chan Yun. Padahal ia begitu mendambakan suami yang romantis seperti di drama yang dulunya suka ia tonton bersama dengan kedua sahabatnya. Namun ia tidak seberuntung Chan Yun yang mendapatkan seorang Pria yang begitu mencintainya dengan begitu dalam. Sama halnya dengan Chan Yun, sahabatnya yang memiliki sifat menyebalkan pun mendapatkan seorang suami yang mencintainya dengan begitu tulus.
Sebagai seorang istri Sona juga ingin diperlakukan dengan baik. Ditanya apakah dirinya sudah makan atau belum. Terkadang hal kecil seperti itu bisa membuat seorang Perempuan merasa bahagia. Namun bagi Yoongi hal seperti itu bukanlah hal yang penting. Karena Sona sudah dewasa jadi kalau lapar pasti makan. Tidak perlu ditanya apakah sudah makan atau belum.
"Dia memang sangat menyayangiku, Eomma." ucap Sona pada sang Ibu. Ia hanya ingin membuat kedua orang tuanya merasa senang karena dirinya yang begitu disayangi oleh suaminya. Padahal kedua orang tuanya tidak tahu menahu jika di dalam rumah tangganya isinya adalah sebuah perdebatan dan pertengkaran yang begitu sering terjadi.
Nyonya Lee tersenyum, "Kau hidup bersama dengan orang yang tepat, Nak."
"Eomma dan Appa bisa beristirahat dulu. Aku akan memasak menu sarapan untuk kita semua."
"Apa Sona masih belum bisa memasak?" tanya Tuan Lee pada sang menantu.
"Belum, Appa. Membuat nasi goreng saja kalau tidak keasinan yang rasanya sangat hambar." ucap Yoongi sembari tersenyum. Seakan hal itu tidak begitu ia permasalahkan. Lebih baik ia memasak sendiri atau membeli makanan diluar ketimbang harus memakan masakan Sona yang rasanya tidak bisa diterima oleh lidahnya.
"Astaga. Seharusnya kau belajar memasak." ucap Tuan Lee pada sang Puteri.
"Sudahlah, Appa. Lagipula suamiku tidak pernah mempermasalahkan hal itu."
Mengetahui sikap istrinya yang menurun kepada anaknya membuat Tuan Lee terdiam. Istrinya juga tidak bisa memasak. Dan sampai detik ini pun jika membiarkan istrinya memasak pasti rasanya tidak bisa diterima oleh lidah. Namun ia tidak mempermasalahkan hal itu.
🍁🍁🍁🍁
Kim Namjoon kembali menemani sang istri pergi ke rumah sepupunya guna bertemu dengan anak Keina. Namun yang membuat Namjoon merasa kesal adalah kini ia harus menjadi pengasuh dadakan karena sedari tadi dirinya yang harus menggendong Jimmy. Sedangkan kini istrinya tengah mengobrol dengan Keina dengan ditemani setoples camilan diatas pangkuan keduanya.
"Apa kau lelah, Baby? Jika lelah biar aku saja yang menggendongnya."
Namjoon menggelengkan kepalanya, "Tidak, Baby. Lanjutkan saja mengobrolnya." ucap Namjoon pada sang istri.
Salahkan Namjoon sendiri yang sok-sok an ingin menggendong Jimmy agar sang istri bisa leluasa mengobrol dengan Keina.
"Jimmy merasa nyaman dalam gendongan mu, Namjoon Oppa. Buktinya dia tidak menangis. Padahal jika Jimin yang menggendongnya dia akan menangis." ucap Keina yang membuat Chan Yun tersenyum sembari melihat sang suami yang kini tengah menggendong Jimmy. Suaminya terlihat sudah begitu pantas menjadi seorang Ayah. Dan sebentar lagi ia pun akan menjadi seorang Ibu.
"Mungkin karena Jimin menakutkan." ucap Namjoon yang membuat Chan Yun dan Keina seketika tersenyum.
"Semoga anakku nanti saat tumbuh dewasa tidak seperti Jimin."
"Tapi dia sangat mirip dengan Jimin. Kau tidak lihat wajahnya saja sangat mirip dengannya. Sudah dipastikan saat dewasa ia akan seperti Jimin."
"Tidak, Chan Yun." ucap Keina yang merasa tidak terima, "Itu tidak boleh terjadi." lanjut Keina.
Bahkan sampai saat ini Namjoon masih tidak mengerti kenapa Keina begitu takut jika anaknya tumbuh dewasa nanti akan seperti Jimin. Padahal Jimin adalah Ayahnya. Saat baru lahir pun wajah Jimmy sama persis seperti Jimin.
"Apa yang membuatmu takut Jimmy akan tumbuh dewasa seperti Jimin?" tanya Namjoon.
"Dia sangat menyebalkan dan tidak terlalu tinggi. Hidungnya juga kecil. Matanya akan hilang saat dia tertawa. Padahal dulu aku ingin sekali punya anak yang berhidung mancung."
Ucapan Keina membuat pasangan suami istri itu merasa tidak habis pikir. Chan Yun tahu jika dulu Keina sangat menyukai Pria yang bertubuh tinggi dengan badan yang besar dan berhidung mancung seperti Jeon Jungkook. Akan tetapi menurut Chan Yun suami Keina saat ini juga tidak kalah tampannya dari Jungkook. Meskipun hidung Jimin kecil dan matanya yang akan menghilang ketika tersenyum.
"Dia suamimu, Keina. Jangan begitu. Jimmy jadi menggemaskan itu karena dia mirip Jimin."
"Hanya bibirnya saja yang unggul. Seharusnya mata Jimmy ikut aku saja. Pasti akan bagus."
Namjoon tersenyum mendengar ucapan istri dari sepupunya tersebut. Menurutnya Jimin adalah orang yang aneh. Ternyata Keina tidak kalah anehnya dari Jimin. Pantas saja keduanya berjodoh.