"Babby. Aku ingin berenang." ucap Chan Yun dengan begitu semangat. Ia sudah membayangkan tubuh mungilnya yang kini tengah berada di dalam kolam renang. Pasti akan sangat menyenangkan berenang di pagi hari seperti ini.
Namjoon tersenyum, "Berenanglah jika kau ingin."
Chan Yun terdiam, cukup lama. Ia nampak sekali jika kini tengah berpikir. Entah kenapa hari ini ia sangat ingin sekali berenang di kolam renang mewah yang ada di rumah ini.
"Tapi aku tidak bisa berenang." ucap Chan Yun dengan tatapannya yang seketika berubah menjadi senduh.
Mendengar ucapan kelewat jujur dari sang istri, Namjoon sama sekali tidak merasa marah. Meskipun Chan Yun ingin sekali berenang, padahal Perempuan itu mengakui sendiri jika saja dirinya tidak dapat berenang. Ini memang aneh, tapi nyata adanya. Ia memaklumi mungkin saja ini bawaan dari bayinya. Setidaknya ia harus tetap menjadi suami yang siap siaga selama istrinya tengah hamil buah hatinya.
"Kau bisa berendam di bath up, Babby. Anggap saja kau sedang berenang."
Chan Yun mengernyit, "Aku sudah terbiasa melakukan hal itu. Aku ingin berenang di kolam renang yang berada di lantai bawah."
"Kolam renang di lantai bawah sangat dalam. Jika kau tidak bisa berenang kau akan tenggelam nantinya." ucap Namjoon mencoba menjelaskan dengan begitu lembut kepada istrinya yang tengah hamil saat ini.
"Tapi aku ingin berenang di kolam renang yang ada di lantai bawah." ucap Chan Yun yang terus saja kekeh pada keinginannya.
Helaan napas berat keluar dari belah bibir Namjoon, "Bagaimana ya? Nanti kalau kau tenggelam bagaimana?"
"Bagaimana jika kau berenang bersamaku. Nanti kau akan menggendongku dan mengajariku berenang." ucap Chan Yun semangat.
Namjoon tersenyum kikuk. Sejujurnya ia sendiri juga tidak bisa berenang. Bagaimana dirinya akan mengajari sang istri untuk berenang jika dirinya sendiri saja sedari kecil tidak dapat berenang.
"Aku tidak bisa berenang."
Jawaban jujur dari sang suami membuat raut kecewa tercetak dengan jelas pada muka Chan Yun. Entah kenapa setelah menyelesaikan sarapan paginya tiba-tiba saja ia ingin sekali berenang. Semenjak hamil memang rasanya sangat aneh. Bahkan Chan Yun masih tidak percaya jika kini makanan yang menjadi kesukaannya pun malah ia hindari. Ia jadi tidak suka dengan makanan tersebut. Bahkan untuk melihatnya saja ia seperti tidak mau. Semenjak hamil yang selalu ia inginkan hanyalah berada di dekat suaminya. Ingin selalu dimanja dan berada di dalam dekapan hangat sang suami.
"Lalu bagaimana, Babby?"
"Tak apa kita berendam saja berdua bagaimana?"
"Berendam di kolam?"
Namjoon mengangguk, "Kita berdiam diri berdua. Aku akan menghendongmu. Mengingat kolam renang di rumah kita sangatlah dalam. Tidak tersedia kolam untuk anak-anak disini."
Awalnya Chan Yun merasa senang karena ucapan dari sang suami yang akan menggendong dirinya saat berada di dalam kolam renang. Namun ketika ia mendengar dengan jelas Namjoon mengatakan jika tidak ada kolam renang anak-anak di rumah ini, ia merasa sangat tersinggung atas hal itu. Ia memang pendek, tapi tidak harus disamakan dengan anak-anak juga. Ia adalah Perempuan dewasa yang saat ini tengah mengandung. Meskipun postur badannya memang pendek. Dan sangat mungil jika dibandingkan dengan kedua sahabatnya yang mempunyai tubuh semapai bak model papan atas. Entah kenapa saat hamil telinganya jadi sangat sensitif mendengarkan sesuatu. Ada orang bicara tidak enak tentang dirinya sedikit saja ia langsung merasa sakit hati dan ingin sekali menangis.