Pada akhirnya acara makan malam berlangsung pada pukul delapan lebih dua puluh menit. Hal tersebut dikarenakan banyak waktu yang terbuang hanya untuk sekedar berfoto. Nyonya Min selaku pemimpin berfoto selalu saja merasa kurang dengan hasil foto yang sudah di jepret oleh Min Yoongi. Hal itu membuat mereka harus kembali mengulanginya. Sudah berbagai gaya yang mereka lakukan agar mendapatkan hasil foto yang bagus. Dan demi hasil foto yang bagus gigi seorang Kim Namjoon sampai terasa kering lantaran terlalu lama tersenyum sampai memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Ayo silahkan makan sepuas kalian." ucap Nyonya Min mempersilahkan.
Keina tersenyum, lantas menaruh sendok dan garpu di atas piringnya yang telah kosong. Entah kenapa kakinya terasa sangat pegal hanya karena terlalu lama berdiri demi mendapatkan hasil foto yang bagus sesuai keinginan sang pemilik rumah. Ia tidak habis pikir dengan Ibu dari mantan atasannya di kantor ini. Demi mendapatkan hasil foto yang bagus di kamera, Nyonya Min sampai menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk berpose. Padahal posenya selalu saja sama. Menyuruh semua orang untuk tersenyum dengan penuh keikhlasan.
Keina mendekatkan bibirnya pada telinga sang suami, lalu berbisik, "Jimin. Kakiku terasa pegal."
Jimin yang mengetahui sang istri merasa lelah karena terlalu lama berdiri pun merasa sangat tidak terima. Jika tahu begini ia dan Keina tidak akan datang ke acara makan malam yang diadakan oleh keluarga Min.
Tangan Jimin terulur untuk mengelus lembut punggung sang istri, "Nanti sampai rumah aku pijit, ya." ucap Jimin lirih.
Saat acara makan malam berlangsung, Min Yoongi memilih untuk lebih banyak terdiam. Ia sudah kepalang kesal pada sang Ibu yang menyuruhnya untuk memfotonya sampai menghabiskan waktu hampir satu jam hanya demi hasil foto yang bagus. Ingin mengeluh, tapi merasa takut akan dimarahi oleh ibunya yang terkenal galak ini.
"Chan Yun. Kau terlihat begitu serasi saat bersanding dengan Namjoon." ucap Nyonya Min dengan kamera yang ada di tangannya.
Semua atensi teralihkan pada Kim Chan Yun yang saat ini tengah sibuk mengunyah makanannya. Tatapan intens dari semua orang pun membuat kedua pipinya bersemu merah lantaran merasa begitu malu.
"Gomawa." jawab Chan Yun sembari tersenyum.
"Aku suka dengan hasil fotonya. Semua pasangan terlihat begitu serasi. Hanya saja, di dalam foto ini tidak ada Puteraku." ucap Nyonya Min sembari terkekeh.
"Bagaimana bisa aku ada di foto itu? Jika Eomma saja menyuruhku untuk menjadi jasa tukang foto dadakan." ucap Yoongi menyuarakan isi hatinya yang sedari tadi ia pendam. Rasa kesalnya kian memuncak karena ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir sang Ibu. Bagaimana tidak, semua orang yang ada di dalam foto tersebut berfoto bersama dengan pasangan masing-masing. Sedangkan sang istri hanya seorang diri tanpa ada dirinya disampingnya.
"Tenanglah. Kau harus tenang." ucap Sona sembari mengelus lembut punggung sang suami. Ia paham bagaimana perasaan sang suami saat ini. Sedari tadi ia tidak mendapatkan keadilan disini. Ibu mertuanya begitu tega pada Putera kandungnya sendiri.
Yoongi mengangguk, lantas mendekatkan bibirnya pada telinga sang istri, kemudian berbisik, "Aku hanya kesal saja. Eomma sangat menyebalkan."
Sebagai seorang menantu di keluarga ini. Ia sudah begitu paham dengan sikap Ibu mertuanya ini. Perempuan paruh baya itu sangat cerewet dan juga bermulut pedas. Sama halnya seperti sang suami. Memang benar kata pepatah, jika buah yang jatuh memang tidak akan jauh dari pohonnya. Anak dan Ibu memiliki banyak sekali kesamaan, terutama dalam hal menyakiti orang lain dengan mulut kejamnya.