Sona merasa sangat bosan ketika berada di rumah seorang diri. Suaminya pergi bekerja, sedangkan Ibu mertuanya yang sangat cerewet itu beralih menggantikan dirinya untuk mengurusi Butik. Semenjak Sona hamil, sang Ibu mertua melarangnya untuk bekerja. Jadilah mertuanya itu sendiri yang kini menangani masalah Butik. Sedangkan ia dibiarkan berada di rumah tanpa melakukan apapun. Ia tidak bisa memasak, lagipula mertuanya juga melarangnya untuk berada di dapur. Membersihkan rumah juga tidak mungkin dapat ia lakukan karena sudah tersedia banyak maid di rumah mewah ini. Padahal ia merasa sangat bosan karena sedari tadi yang dapat ia lakukan hanyalah duduk di atas ranjang dengan ponsel yang berada di tangannya. Ia sempat bertukar pesan dengan Chan Yun. Namun entah kenapa kini Perempuan bertubuh tidak tinggi itu tidak membalas lagi pesan darinya.
Helaan napas kasar keluar dari belah bibir Sona. Entah kenapa semenjak hamil ia jadi mudah sekali merasa lelah. Ia juga merasa sangat malas melakukan banyak hal, bahkan terkadang untuk turun dari kamarnya ke lantai bawah saja ia merasa sangat malas. Andai saja Yoongi begitu peka dan mau menggendongnya seperti Pria yang ada di dalam drama yang sering ia tonton. Jelas itu hanya akan menjadi bayangannya saja, pasalnya suami berkulit hampir transparan itu tidak peka sama sekali. Yoongi juga bukan tipe Pria romantis, baik sikap maupun ucapannya selalu saja menyebalkan.
Tok. Tok. Tokk..
Sona tersentak tatkala seseorang mengetuk pintu kamarnya. Lantas ia segera beranjak dari atas ranjang. Melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah pintu kamarnya. Ia mengulurkan tangannya untuk membuka pintu kamar. Hal pertama yang dapat ia lihat ketika pintu kamar baru saja terbuka adalah Bibi Jung yang kini tengah tersenyum kepadanya.
"Ada teman Nyonya muda sedang menunggu di lantai bawah." ucap Bibi Jung sembari tersenyum.
Sona mengernyit, ia tidak merasa mengadakan janji temu dengan siapapun. Lalu siapa teman yang tengah menunggunya di lantai bawah.
"Siapa, Bi?" tanya Sona.
"Saya tidak sempat bertanya siapa namanya. Tapi dia bilang kalau dia itu sahabat Nyonya muda."
Sahabat Sona hanya ada dua, yaitu Chan Yun dan Keina. Kalau saja Keina itu tidak mungkin, karena Perempuan yang kini tengah hamil besar tersebut sangat susah sekali bahkan hanya untuk sekedar keluar dari rumah suaminya. Pasalnya Jimin begitu posesif kepada sang istri. Sampai hanya untuk bertemu dengan sahabatnya saja Jimin harus ikut serta untuk menemani.
"Aku yakin dia pasti Chan Yun." ucap Sona sembari tersenyum. Ia merasa senang karena kehadiran Chan Yun untuk bertamu ke rumahnya. Ia merasa sangat bosan dan butuh seorang teman meskipun hanya untuk sekedar menemaninya mengobrol saja.
Sona melangkahkan kakinya, menuruni satu persatu anak tangga dengan begitu pelan. Itu karena Yoongi yang menyarankan padanya jika sedang hamil Anaknya jangan melakukan sesuatu dengan sembarangan. Termasuk naik turun anak tangga. Karena Pria berkulit pucat itu tidak mau terjadi sesuatu kepada bayi yang ada di dalam perut sang istri. Bahkan Yoongi sampai mengancam Sona jika saja istrinya melakukan hal diluar nalar dan sampai membuat anaknya celaka maka Sona yang akan bertanggung jawab atas hal itu. Sangat berlebihan memang, tapi itulah Min Yoongi yang mulai bersikap posesif ketika dirinya tengah mengandung. Padahal dulu saat dirinya belum mengandung, apapun yang akan dilakukan Sona Pria itu sama sekali tidak pernah peduli.
Dan ternyata dugaannya pun benar, ia dapat melihat Chan Yun yang tengah duduk di sofa ruang tamu untuk menunggunya. Kebahagiaan Sona terasa kurang lengkap tanpa hadirnya Keina untuk saat ini. Padahal ia ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan kedua sahabatnya.
"Kau kesini dengan siapa?" tanya Sona. Pasalnya ia tahu jika Chan Yun ini tidak bisa menyetir. Bahkan untuk naik motor saja Chan Yun tidak bisa, karena sahabatnya ini pernah mengalami trauma yang cukup mendalam di masa lalu saat tengah belajar naik motor bersama dengannya dan Keina.