Entah untuk saat ini Ibu dari Min Yoongi tersebut memang sakit atau mungkin saja hanya berpura-pura saja. Pasalnya Yoongi tidak melihat sedikitpun tanda-tanda jika Ibunya sedang sakit. Wajahnya nampak segar, tidak terlihat pucat sama sekali. Saat telapak tangannya ia gunakan untuk menyentuh kening sang Ibu juga terasa biasa saja. Tidak hangat dan juga tidak panas.
"Eomma ingin punya cucu. Aku memikirkannya sampai sakit begini. Tidak ada yang mau mengerti diriku sama sekali." ucap Nyonya Min sembari menatap kearah sang Putera semata wayangnya yang kini tengah berdiri di samping ranjang dengan wajah yang terlihat begitu datar.
Yoongi paling benci jika disuruh membahas soal Anak begini. Apalagi sang Ibu terus saja memaksanya agar cepat untuk punya anak. Itu hal yang sangat mudah sebenarnya. Jika saja Sona mau berpasrah di atas ranjang, menyerahkan diri sepenuhnya pada Min Yoongi. Tapi gadis itu selalu saja membahas masalah kontrak yang ada. Sona selalu mengingatkan jika pernikahan keduanya hanyalah sebuah pernikahan kontrak. Dan akan berakhir jika keduanya telah satu tahun hidup bersama. Sedangkan waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa keduanya telah hidup bersama selama delapan bulan, berarti tinggal empat bulan lagi dan kontrak keduanya akan berakhir. Sungguh, Yoongi merasa begitu berat jika harus melepaskan Sona begitu saja. Ia sudah merasa begitu nyaman dengan gadis bar-bar dan kelewat kurang ajar seperti Lee Sona.
"Kita juga sedang berusaha Eomma." ucap Sona setelah lama terdiam. Ia yang merasa begitu tertekan ketika Ibu mertua selalu saja memaksanya untuk hamil. Bagaimana dirinya bisa hamil jika saja ia dan Min Yoongi tidak pernah melakukan adegan tindih-tindihan, seperti yang dilakukan oleh pasangan suami istri pada umumnya.
Sona bingung, sangat bingung jika harus dihadapkan dengan situasi seperti sekarang ini. Rasanya ia ingin sekali berteriak dan mengatakan kepada seluruh dunia jika ia dan Min Yoongi hanyalah menikah kontrak. Jadi tidak mungkin dirinya bisa hamil karena di dalam kontrak tersebut sudah disebutkan bahwa Min Yoongi tidak boleh menyentuh Lee Sona. Dan Lee Sona tidak wajib memberikan pelayanan layaknya seorang istri kepada suaminya.
"Kalian berdua tidak datang ke Dokter yang aku rekomendasikan, kan?"
Untuk sesaat Yoongi dan Sona saling mengisi pandang. Entah jawaban apa yang harus diberikan kepada Nyonya Min saat ini. Keduanya merasa sangat bingung.
"Aku sangat sibuk." ucap Yoongi.
"Dalam seminggu kau kan libur kerja dua kali. Jangan beralasan Min Yoongi." ucap Nyonya Min sembari menatap tajam sang Putera.
"Berhenti membahas soal cucu. Aku dan Sona juga sedang mengusahakannya."
Sona mengangguk, "Benar, Eomma. Kita sedang berusaha."
"Aku sudah pernah membawa Sona ke Dokter. Dia sehat-sehat saja. Aku curiga kau yang bermasalah Min Yoongi." tunjuk Nyonya Min kepada Puteranya yang masih setia berdiri di samping ranjang, "Kau kan suka minum alkohol. Bisa saja itu membuat kesehatan reproduksi mu terganggu dan membuatmu sulit untuk punya Anak."
Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.
Kini Sona mempercayai peribahasa tersebut. Teryata Ibu dan Anak ini sama-sama bermulut pedas. Keduanya juga tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain.
Tangan Sona reflek mengelus lembut punggung sang suami. Semoga saja Min Yoongi diberikan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi Ibunya yang luar biasa kejam dalam berucap.
Helaan napas berat keluar dari belah bibir Yoongi. Baru saja ia akan terpancing karena ucapan sang Ibu. Namun usapan lembut yang diberikan Sona pada punggungnya mampu membuatnya merasa sedikit lebih tenang. Butuh kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi Perempuan yang telah melahirkannya tersebut. Untung saja Min Yoongi bukanlah tipe Anak durhaka seperti malin kundang. Jika ia termasuk ke dalam kategori Anak durhaka, sudah dari dulu ia menenggelamkan Ibunya ke laut karena sangking kesalnya.