Robot dan Kota Tua

287 30 2
                                    

[System Aktif]
[Selamat Pagi Ar2 - 566]

Sebuah robot tentara membuka matanya. Biru nan berkilau seperti berlian. Meski itu hanya sepasang mata buatan, keindahannya begitu memukau. Sangat disayangkan sepasang mata yang indah bukan untuk dikagumi, itu adalah pembidik yang akurat.

Dia adalah robot tentara dengan kode nama Ar2 - 566. Terbangun sendirian di sebuah bus yang sudah terbengkalai.

Tepat disebelahnya ada sebuah senapan jarak jauh. Senjata yang selalu ia bawa ketika perang masih berkecamuk. Namun untuk sekarang, senjata itu tidak terlalu diperlukan.

Tidak ada robot musuh lagi. Tidak ada kehidupan lagi. Kota tempat ia berada benar-benar sunyi.

Ketika ia beranjak keluar dari bus, angin berhembus kuat. Sinar matahari yang begitu terang terpantul oleh rangka besi tubuhnya.

Ia harus melanjutkan perjalanan. Berdiam diri di dalam bus ini lamban laun akan membuatnya mati.

Mati. Robot juga dapat mati. Dan keadaan dirinya selalu mendukung kematian itu.

Ketika ia kembali ke kolom bangku belakang untuk mengambil senapannya, ada sebuah cairan biru menetes keluar dari dadanya. Benda itu terus menetes tiap beberapa detik sekali.

Benda biru itu adalah bahan bakar yang si robot gunakan. Tangki, tempat menampung cairan itu mengalami kebocoran. Membuat si robot perlu mengisi ulang sesering mungkin agar mesinnya tetap menyala.

Dengan hanya sebuah senapan yang ia miliki, ia mulai berkelana masuk kedalam kota.

Kota ini dulunya begitu ramai. Pusat kehidupan dari negara ini. Namun sekarang sudah tidak ada apapun lagi.

Manusia tidak pernah terlihat setelah dua musim dingin yang lalu. Mungkin mereka bersembunyi di bawah tanah. Atau mungkin tertidur di tabung cyro. Atau mungkin mereka sudah punah.

Si robot juga tidak pernah melihat robot lain. Selama ini dia hanya sendiri. Sendiri. Dan sendirian. Di kota yang begitu sunyi, robot itu berkelana.

Ini adalah kota ketujuh setelah dia memulai perjalanannya. Mencari tetes demi tetes cairan biru. Cairan yang membuat mesinnya masih menyala hingga saat ini.

[Peringatan!]
[Bahan bakar tersisa 23%]

Persentase angka itu akan terus menurun drastis ketika ia berjalan. Bocornya tangki yang ia miliki merupakan masalah yang benar-benar nyata.

Kota ini begitu besar. Setiap sudut berdiri gedung-gedung tinggi, yang sayangnya sekarang sudah hancur, beberapa diantara juga sudah roboh dan menutupi jalan.

[Peringatan!]
[Bahan bakar tersisa 12%]

Robot ini tidak tahu apa hal yang benar-benar terjadi apabila persentase itu menyentuh angka nol, dan tentunya dia tidak ingin tahu apapun itu. Hal yang terbaik yang dapat ia lakukan adalah mengisi ulangnya tepat waktu.

Robot itu mendapatkan bahan bakar baru dari bangkai robot lainnya. Tentunya bukan dirinya satu-satunya diproduksi pada zaman dahulu.

Bangkai robot ini mudah ditemukan. Mereka tergeletak di mana-mana. Setiap wilayah di dunia ini sudah menjadi medan perang, maka dari itu robot-robot semacam ini sangat sering ditemukan mati.

Seperti yang Ar2 - 566 temukan saat ini. Sebuah bangkai robot yang mati didalam sebuah kendaraan. Beberapa lubang peluru ditemukan di bagian dada robot malang itu. Mesin yang rusak tertembak akan selalu mengakhiri kehidupan sebuah robot.

Beruntungnya tabung bahan bakar robot itu masih terisi penuh. Membuat Ar2 - 566 dapat menggunakannya untuk dirinya sendiri.

Ia mencabut tangki bahan bakar dari bangkai robot, menuangkan cairan birunya ke tangki miliknya sendiri.

[Bahan bakar tersisa 86%]

Robot itu enggan memperbaiki tabung bahan bakar miliknya. Meskipun suku cadang dapat ditemukan di mana-mana, ia tidak ingin mengambil resiko.

Mengganti tabung berarti ia mencabut tabung nya sendiri terlebih dahulu kemudian menaruh tabung milik robot lain yang masih bagus.

Ia mempertimbangkan resiko matinya mesin miliknya secara permanen akibat pencabutan tabung penyuplai bahan bakar itu.

Sehingga baginya opsi terbaik adalah tetap mempertahankan tabung bahan bakarnya yang bocor dan mencoba keberuntungan untuk mendapatkan bahan bakar baru.

Hal ini sudah ia lakukan setiap harinya. Selama dua tahun lebih. Melakukan hal ini setiap waktu adalah rutinitas baginya. Menjalani kehidupan dikota yang benar-benar tidak ada siapapun. Terkadang robot itu merasa kesepian. Ya. Robot itu merasakan apa itu kesepian.

Hingga suasana kota yang sepi itu hilang secara mendadak akibat ada sebuah suara.

Suara itu tidak jauh dari tempat si robot berada. Beberapa meter kedepan, tepat di persimpangan jalan.

"Komputer, analisa suara!"

[Suara terdeteksi!]
[Itu suara tangisan manusia.]

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang