Senyuman Gadis Itu

68 12 1
                                    

"Hei Arto, rasanya naik pesawat terbang itu... seperti apa?" Pertanyaan Eva yang begitu polos sempat menghentikan langkah kaki Arto.

Itu adalah pengalaman yang sudah tidak Arto alami kembali semenjak perang berakhir. Sebenarnya robot itu juga tak ingin mengulangi pengalaman itu lagi. Namun ingatan miliknya mengenai sensasi menembus awan itu masih melekat.

Perjalanan yang mereka berdua tempuh tak terasa ketika disibukkan dengan pertanyaan oleh Eva. Kini tepat dihadapan mereka berdua terbentang taman bunga yang sama dengan yang kemarin mereka sempat kunjungi.

Entah apa maksud Eva meminta Arto menemani dirinya kembali ke taman ini, namun selagi hal itu dapat membawa senyum gadis itu kembali. Itu bukanlah suatu masalah.

"Eva, apakah kamu ingin tahu rasanya naik pesawat?" Arto menjawab pertanyaan gadis itu yang sebelumnya dengan sebuah pertanyaan baru.

"Wahh!? Benarkah? Aku bisa merasakan itu?"

Robot itu segera merunduk sehingga tinggi antara dirinya dan Eva sama. Kemudian Arto meminta gadis itu untuk naik dan duduk di pundaknya.

"Aku akan berdiri, berpegangan." Pinta Arto.

"Wahh! Aku tinggi sekali."

Robot itu juga memegangi kedua kaki si gadis dengan lembut untuk memastikan ia tidak terjatuh.

"Sekarang Eva, rentangkan kedua tanganmu seperti sayap burung." Pinta Arto sekali lagi, dan gadis itu menuruti.

Kemudian Arto berlari sembari membawa Eva yang tengah duduk di bahunya.

Robot itu berlari melintasi taman bunga yang penuh dengan warna. Angin semilir mulai berhembus, menerpa mereka berdua dengan ringan.

Langkah kaki Arto yang cepat berhasil membuat beberapa bunga yang ia lewati ikut berterbangan.

Arto mendongah ke atas. Sepintas robot itu melihat wajah Eva yang berseri. Kedua mata gadis cantik itu berbinar bahagia. Sebuah senyum lebar mulai terlukis di wajahnya.

Dengan satu tarikan napasnya, gadis itu berteriak sekencang yang ia bisa.

"AKU TERBANG...!!"

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang