Arto & Eva

100 17 1
                                    

Si robot melihat senyum tipis terlukis di wajah cantik gadis tersebut.

Andai saja ia memiliki kulit dan bibir, mungkin saja si robot membalas senyuman itu.

"Apakah kamu lapar? Kalau kita beruntung mungkin ada kelinci yang melintas." Ujar si robot sembari menggendong senapannya di bahu.

Si gadis mengganguk pelan tanda setuju.

"Baiklah."

Ketika si robot hendak turun dari gerbong kereta itu, gadis tersebut mengatakan satu kata, "Eva."

"..."

Si robot berhenti karena bingung akan maksud si gadis.

"Kamu sempat menanyakan namaku dan aku belum menjawab nya."

"Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga punya sebuah nama?" Lanjut si gadis itu kembali.

"Pimpinan memberiku kode nama Ar2 - 566. Apakah itu termasuk nama?" Jawab polos si robot.

Gadis itu memejamkan kedua matanya seolah sedang berpikir keras.

"Itu kepanjangan!" Teriak Eva.

"..."

"Bagaimana dengan Arto? Ar dan two dari angka dua yang aku singkat. Yap! Arto!" Lanjut Eva dengan semangat.

Kondisi hati gadis itu sangat labil. Beberapa saat yang lalu ia nampak begitu sedih, namun sekarang telah berubah seratus delapan puluh derajat.

"Arto. Kurasa tidak apa-apa kalau kamu mau memanggilku dengan itu." Jawab si robot yang setuju dengan usulan yang Eva berikan.

"Baiklah Arto! Apakah kamu menjadi sahabatku yang pertama?"

"..."

"Ya, Eva. Aku mau."

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang