Bagaimana, Arto?

27 4 3
                                    

Keadaan menjadi panas di lorong itu. Satu kalimat yang diucapkan Ivan menjadi pemantik untuk sumbu amarah semua orang di sana.

Terdapat sekitar tiga puluh orang di lorong itu. Jumlah itu masih belum tertotal dengan orang yang berada di tangga darurat karena sudah tak ada ruang lagi di lorong.

Jumlah ini bukanlah sesuatu yang dapat Arto anggap remeh. Robot itu tahu kapasitas kemampuan bertarung yang dimilikinya. Kekalahan telak akan ia terima jika benar-benar harus menghadapi mereka semua.

[Peringatan!]
[Bahan bakar tersisa 8 persen.]

Peringatan dari komputernya menjadi sebuah penanda bahwa dia harus menghindari pertarungan ini. Dia bahkan dapat berhenti beroperasi bahkan sebelum melayangkan pukulan pertama.

Semua orang mengambil posisi siaga. Senjata dan wajah masam itu adalah hal yang Arto soroti sepanjang waktu. Semua orang disana tidak mengambil tindakan, seolah tengah menunggu perintah tuannya.

"Tenang! Tenang!" Ivan maju dari tengah-tengah kerumunan, "AKU BILANG TENANG!"

Semua orang di sana memandang satu sama lain, sebelum akhirnya menurunkan senjata yang mereka bawa. Tidak akan ada yang berani menentang perintah Ivan disana. Semua warga tahu bahwa mereka harus tunduk kepadanya.

"Ketua Ivan! Anda bi-bi-bilang sendiri, kan? Di-Di-Dia menodong putri anda, Jessy! Anda har-harus menghajarnya!" Kata salah seorang pria disana ketika Ivan berjalan melewatinya.

Ivan berhenti dan menoleh kearah pria yang berucap tadi. Dia sedikit tersenyum dan merangkul bahu pria itu, "Kalau kamu ingin memerintah, maka maju disini dan gantikan aku." Bisik Ivan kepadanya.

Sontak, lutut pria tadi gemetar lemas, "A-Aku mi-mi-minta maaf Ketua Ivan!"

Ivan melepas rangkulannya dan lanjut berjalan ke arah Arto. Semua orang memberi ruang baginya agar dapat bertemu dengan Arto pada ruang yang terpisah dari kerumunan yang ada.

Arto melihat aura dominasi yang tinggi. Bagaimana perawakan yang Ivan miliki, bagaimana pria itu berbicara dengan suara yang berat, ataupun ketika dia memimpin kerumunan ini. Semuanya Ivan kuasai untuk mendorong mental musuhnya.

"Jill mengatakan bahwa kamu menodong Jessy dengan senapan itu, apakah hal itu benar?"

Arto tidak memiliki perlawanan karena memang benar dia melakukan hal tersebut, "Benar. Aku akui melakukannya!" Jawab tegas robot itu tanpa keraguan sedikitpun.

Semua orang menjadi saksi atas apa yang Arto katakan. Beberapa orang mulai tersulut emosi kembali karena merasa tindakan Arto yang tidak sopan terhadap putri ketua mereka.

"Hajar dia!" Celetuk seseorang di antara kerumunan itu.

Seorang yang lain ikut menanggapi dengan suara melengking tinggi, "Hancurkan dia!"

Ivan menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. Pria berjenggot itu nampak kesal, bukan terhadap tindakan Arto, melainkan terhadap warganya sendiri.

Ivan memalingkan wajahnya dari Arto untuk menghadap ke arah kerumunan di belakangnya, "Tidak bisakah kalian tenang?! Aku sudah bilang tenang!" Ujar pria itu dengan suara khasnya yang berat.

"Jika kalian ingin menghajar robot ini, mengapa tidak maju kesini dan wakilkan aku? Hah?" Tambah pria berjenggot itu.

Semua orang mengatupkan mulut mereka rapat-rapat. Tidak ada satupun dari mereka yang hendak menjawab Ivan maupun mewakilkan dia seperti apa yang dia katakan. Semua orang menjadi tenang seperti sedia kala.

"Apakah anda tidak marah kepadaku? Kamu terdengar lebih mengarahkan emosi itu kepada orang-orangmu daripadaku."

Ivan berbalik badan untuk berbicara kepada Arto, "Jika kamu bertanya akan hal itu, maka jawabannya adalah keduannya. Aku tidak bisa membenarkan penodongan yang kamu lakukan terhadap putriku sendiri. Namun, aku juga tidak bisa membiarkan orang-orang ku menghajarmu tanpa mendengar alasan yang pasti."

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang