Doominator

46 10 3
                                    

Ketika dunia sudah mulai tenang. Ketika nuklir sudah tak lagi diledakkan. Era baru muncul dalam masa perang.

Dalam perang besar yang terjadi beberapa tahun lalu, negara-negara membagi diri mereka menjadi empat bagian besar. Aliansi Barat, Timur, Selatan, dan Utara.

Negara-negara pada tiap aliansi melakukan kerjasama dalam bidang militer untuk meraih sebuah tujuan. Kemenangan.

Aliansi Barat terkenal dengan teknologi mereka yang canggih. Tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang berada di dalam aliansi ini adalah mereka yang sudah mengerti betul akan teknologi.

Robot dengan kecerdasan buatan terlahir dari aliansi ini. Dengan kepintaran yang setara atau bahkan melebihi manusia, robot-robot itu berhasil mendominasi medan pertempuran.

Berbeda halnya dengan aliansi negara Utara yang lebih mengedepankan kendaraan tempur mereka. Baik udara, darat maupun lautan mereka dominasi dengan kendaraan lapis baja mereka. Persenjataan yang tidak manusiawi juga menjadi sajian utama dari setiap kendaraan tempur yang ada. Namun sayang, personil manusia masih perlu diterjunkan kedalam medan perang.

Aliansi negara Selatan tidak jauh mengerikan. Selama jalannya peperangan mereka memang nampak tenang dan tidak terlalu memberikan perlawanan. Namun itu semua mereka lakukan guna menciptakan sebuah senjata yang melebihi ekspektasi yang ada.

Mereka menamai projek itu, S.U.N. Sebuah senjata berupa satelit luar angkasa. Namun itu bukan sekedar satelit biasa, benda tersebut dirancang untuk dapat meledakan sebuah benua dalam satu tembakan saja.

S.U.N menyerap inti tenaga dari matahari dan mengkonversinya menjadi amunisi. Satu tembakan dari satelit itu diperkirakan akan setara dengan seratus nuklir yang diledakkan pada waktu yang sama.

Namun senjata tersebut belum selesai pengerjaannya hingga perang telah usai. Sehingga tidak akan ada manusia yang melihat kengerian senjata tersebut.

Yang terakhir adalah aliansi Timur. Negara-negara pada aliansi ini dapat dikatakan tertinggal jauh dari aliansi yang ada. Mereka tidak mampu untuk mengembangkan kecerdasan buatan, mereka juga tidak terlalu mahir untuk menciptakan kendaraan tempur. Atau bahkan mengerjakan proyek senjata satelit.

Akan tetapi terdapat satu buah senjata yang menjadi unggulan dari aliansi negara ini. Mereka menjulukinya sebagai Doominator, sang pendominasi.

Meski tidak dilengkapi dengan kecerdasan buatan, mesin perang itu mampu menunjukkan taringnya. Doominator membuktikan bahwa dirinya dapat bersaing dengan robot kecerdasan buatan.

Armor tebal yang menyelimuti mereka menjadi andalan dalam menghadapi robot-robot aliansi Barat. Diperlengkapi dengan daya angkut amunisi yang mencapai seratus buah, mesin-mesin ini mampu melenyapkan benteng pertahanan musuh dalam semalam.

Dengan tenaga yang berasal dari panel surya, mesin ini juga tidak perlu kembali ke pangkalan untuk sekedar mengisi ulang bahan bakar mereka. Selama peluru masih tersisa, Doominator akan terus bertarung.

Julukan Doominator memang pantas untuk mereka dapatkan. Hal itu sesuai dengan kemampuan mereka yang dapat mendominasi medan perang.

Akan tetapi, untuk beberapa situasi. Akal lebih diperlukan daripada sekedar kemampuan mendominasi.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang