Membuka Jeratan

32 5 2
                                    

"Ka-Kamu akan meninggalkannya lagi?" Tanya Eva sembari menahan tangisnya, "Kamu tidak akan meninggalkan Arto, kan?"

Sam mundur beberapa langkah dari hadapan gadis itu. Pria itu merasa sedang dihakimi oleh seorang gadis kecil.

Sam tidak yakin untuk menjawabnya, "A-Aku... Tidak..." Suaranya terasa serak dan ingin berhenti berbicara.

"Arto adalah sahabatku. Aku...akan menunggu dia kembali."

Eva duduk dengan bersandar pada sebuah ban mobil. Ia menghapus air mata yang mengalir untuk beberapa kesempatan.

Sam melihat gadis itu dengan kebingungan. Pria itu melihat bahwa saat ini adalah kesempatan sempurna untuk keluar dari terowongan, namun Eva hanya akan membuangnya.

"Pa-man Sam... Aku takut..."

Sam menghela napasnya lagi. Alih-alih membentak dan memarahinya, kini Sam melakukan hal yang sedikit berbeda.

Sam duduk disamping gadis itu dengan bersandar di badan mobil.

"Apa yang kamu takutkan?" Bisik pelan Sam.

Kedua mata Eva penuh dengan rasa takut dan khawatir. Meski begitu, ia enggan untuk melihat ke arah Sam saat ini.

"Aku takut kalian berdua tidak dapat saling kenal lebih jauh. Aku takut Arto tidak pernah melihatmu sebagai temannya."

Gadis itu berusaha semampunya untuk berbicara. Air mata yang tetap menetes menghalanginya.

Sam nampak sedikit bingung akan jawaban yang ia dengar. Segera, Sam mengerti apa yang gadis itu maksudkan. Meskipun terdengar mustahil, Sam belum pernah memberikan kesempatan itu kepada Arto.

Sam selalu menganggap robot humanoid itu sebagai musuhnya. Pria itu tidak henti-hentinya menyalahkan Arto atas segala kejadian yang terjadi. Baginya, Arto hanyalah penganggu dan penghambat misinya.

Namun malam ini sedikit berbeda karena robot yang dianggap sebagai musuh malah membantunya keluar dari bahaya. Hal ini tidak Sam rasakan sekali maupun dua kali. Ia menyadari bahwa robot itu sudah banyak membantu.

"Arto itu hanyalah robot tak berperasaan. Ia hanya berjalan dengan kehendak programnya..."

Eva hanya terdiam mendengar perkataan Sam. Gadis itu sudah terbiasa dengan perkataan Sam yang tidak menyukai keberadaan Arto.

"Namun, kurasa aku sudah salah menilai robot itu." Sam menghela napas panjang.

Eva yang mendengarkan segera memberikan pandangan penuh harap di kedua matanya. Ini adalah kali pertama dia mendengarkan sesuatu yang berbeda keluar dari mulut Sam ketika sedang membicarakan teman robotnya.

"Dia lebih dari sekedar mesin. Dia lebih dari sekedar program. Dia lebih dari sekedar-" Sam berhenti.

Kemudian pria itu memandang ke langit-langit terowongan yang berkabut. Satu buah kata melanjutkan kalimatnya yang terputus, "Lebih dari sekedar teman."

"Aku benci mengatakan ini, tapi robot sialan itu! Dia sudah banyak menolongku."

Mata Eva berbinar dengan penuh harapan baru. Ia tidak pernah menyangka, seorang seperti Sam mau mengakui hal tersebut.

Dengan sedikit keraguan, Eva bertanya, "Benarkah?"

Sam mengangguk pelan dan menjawab, "Iya, ben-!!"

...!!!

"PAMAN SAM!!"

Tanpa pengetahuan Sam maupun Eva, seekor serigala mutasi menyerang dari keadaan senyap. Rupanya perbincangan yang Eva dan Sam lakukan menarik untuk diikuti oleh mahkluk itu.

Mahkluk itu menerjang Sam dan membuatnya berada pada posisi yang tidak menguntungkan sekali lagi.

Sam berada pada posisi telentang dan mendapati mahkluk itu diatas tubuhnya. Tangan kanan Sam sibuk guna menahan leher mahkluk itu.

Usaha Sam untuk menahan leher serigala mutasi nampak juga ampuh untuk menghindarkan wajahnya tercabik-cabik rahang penuh gigi runcing dihadapannya.

Eva hanya dapat menahan dirinya untuk tidak berteriak. Ia tidak tahu cara apa yang dapat dilakukan untuk membantu pria itu.

Kaki, tangan, dan tubuh Eva gemetar akan rasa takut. Kedua mata yang tercengang hanya dapat memberikan pandangan penuh ketakutan.

Sam sadar bahwa ia tidak dapat bertahan lebih lama pada posisi seperti ini. Sam harus melakukan sesuatu untuk mengeluarkan dirinya, meskipun itu harus mengandalkan dirinya sendiri.

Ketika tangan kanan Sam berjuang untuk bertahan, maka tangan kirinya berjuang untuk membuka ikatan di tas ranselnya.

Sam mencoba membuka ikatan tali yang mengikat senapan serbu nya disamping ransel. Rasa cemas mulai memuncak kita ia mulai lemas kehabisan tenaga namun ikatan tali itu masih belum terbuka.

"Sial! Sial! Sialan!" Gumam pria itu dengan panik.

Secara mengejutkan, Eva berjalan maju menghampiri Sam yang tengah bertahan. Meskipun kedua kakinya terasa sangat sulit bergerak karena rasa takut, Eva tetap memaksanya.

"Menjauhlah! Ini berbahaya!" Perintah Sam menghalau.

Eva yang seolah-olah tidak mendengarkan tetap berupaya maju. Gadis itu sungguh tidak memperdulikan keberadaan mahkluk buas yang ada didekatnya.

Eva jongkok dan membantu Sam membuka tali ikatan senapannya. Kedua tangan gadis itu begitu gemetar karena tidak mampu mengendalikan rasa takutnya.

"A-Aku i-ingin kalian berdua tetap hidup. Baik Arto maupun dirimu, Paman Sam!"

Sedikit demi sedikit untaian tali yang saling menjerat mulai terbuka.

"Maka dia itu... Sebelum kamu berteman dengan Arto, kumohon tetaplah bertahan hidup!"

"Terbuka!" Pandangan Sam segera berbalik. Ia memberikan tatapan tajam yang mengerikan.

Sam meraih senapan serbu nya dan mengarahkannya ke tubuh mahkluk mutasi itu. Sam menarik pelatuknya dan rentetan peluru panas segera menghujani tubuh mahkluk mutasi tersebut.

BBBRRRRRTTTTT...

"MATI KAMU, BEDEBAH SIALAN!!"

Baik Sam maupun Eva segera bernapas lega ketika mereka berhasil keluar dari serangan mendadak yang tidak terduga. Akan tetapi perasaan itu segera hilang ketika Sam menyadari satu hal.

Sam membuka pintu sebuah mobil di dekatnya. Ia sedikit memaksa untuk melakukannya namun pintu mobil itu berhasil terbuka.

"Eva masuk!" Perintah Sam.

Tidak ada waktu untuk berdebat, maka dari itu Eva segera melakukan apa yang Sam katakan.

...!!!

BRRRUUCCKKK...!!!

Sesuatu terasa mendarat pada atap mobil, tempat mereka berdua bersembunyi.

"Paman Sa-!!" Mulut Eva kembali di bekam oleh Sam. Hal itu menghalau Eva untuk tetap melanjutkan ucapannya.

"Mmmhhmmm...!!!"

"Ssssttt...Tetap tenang..." Bisik Sam.
















GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang