Peringatan Ancaman

19 3 0
                                    

Redwood Village sudah menjadi rumah baru bagi robot dan gadisnya. Mereka berdua sudah mulai terbiasa dengan kehidupan disana. Tanpa mereka sadari ini sudah Minggu kedua di tempat penuh batang kayu merah itu.

Para warga juga mulai terbiasa dengan keberadaan robot perang diantara mereka. Beberapa orang sudah memberanikan diri untuk berbicara kepadanya. Sementara yang lain masih saja berusaha menghilangkan ingatan mereka akan kejamnya robot perang.

BRAAKKK...

Sebuah kapak mengayun dengan keras dan membelah sebatang kayu menjadi dua. Dia mengambil pecahan kayu itu guna memotong lebih kecil lagi.

"Hei..." Tukas seorang pria disampingnya, "Apakah kamu jago menembak?"

BRAAKKK...

Dia mengayunkan kapaknya kembali dan memperkecil pecahan kayu itu.

"Iya." Jawab robot itu dengan singkat sebelum dia mengambil batang kayu lainnya.

Pria disampingnya juga melakukan hal yang sama. Dia mengambil sebatang kayu dan menghempaskan kapak ditangannya. Mereka berdua tengah bekerja untuk menyiapkan kayu bakar.

"Aneh." Ucap pria itu setelah melihat bahwa satu ayunan kapaknya tidak berhasil membelah sebatang kayu.

"Aku perlu dua ayunan sementara kamu hanya satu kali. Apakah robot memang sekuat itu?"

"Itu bukanlah masalah. Satu ayunan atau dua itu bukanlah masalah. Yang terpenting adalah hasilnya akan sama."

Pria itu menancapkan kapaknya pada sebuah batang kayu baru, "Jelas itu berbeda. Ini bukanlah pekerjaan yang sesuai untukmu."

"..."

"Kamu pasti ingin melakukannya lagi. Menarik pelatuk dan melihat manusia tewas dihadapan mu."

Robot itu berhenti dan menahan ayunan kapaknya. Dia mulai memberikan perhatiannya kepada pria disampingnya.

"Kamu tidak menerimaku?"

"Huh?" Tukas pria itu yang kemudian mendorong tubuh robot itu, "Apa yang kamu bicarakan? Kamu tidak punya tempat disini!"

Pria itu mendorong tubuh robot itu sekali lagi, kini lebih keras, sehingga robot itu terjatuh pada tumpukan salju.

"Keluargaku tewas karena robot sepertimu! MEREKA SEMUA TEWAS!"

Mata robot itu hanya menatapnya. Dia tidak berkedip ataupun memalingkannya. Jelas, semua ini mengacaukan isi kepalanya.

Keributan itu memancing semua orang untuk keluar dan melihat apa yang terjadi. Warga Redwood Village mulai berbicara satu dengan lainnya sembari menunjuk ke arah robot itu.

Robot itu tahu bahwa dirinya tengah dibicarakan oleh semua orang. Dia melihat ke sekelilingnya. Semua mata menatap dirinya dengan penuh tekanan dan setiap mulut mengucap sumpah serapah kepadanya. Dia masih belum diterima sepenuhnya disini.

[Peringatan!]
[Temperatur mesin terlalu panas.]

Ada apa?
Ada apa pada tubuhku?

[Perin-$$+#+!!!]
[Kerusakan *******]

"Lihat sekeliling mu! Robot sepertimu tidak akan pernah mendapatkan ruang disini. Hanya karena pimpinan kami menerimamu, bukan berarti kami melakukan hal yang sama!"

Para warga mulai mendekati dengan iring-iringan yang penuh amarah.

"Hancurkan dia!" Jerit salah satu diantara mereka yang kemudian diikuti semua orang dengan pemikiran yang sama. Luka lama akan peperangan dan robot perang telah terbuka kembali, dan saat ini adalah kesempatan untuk membalas dendam.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang