Amarah dan Takut

36 5 0
                                    

Eva bersama keempat orang lainnya berada pada sebuah ruangan gelap. Pencahayaan telah tiada pada lantai bunker ini karena sumber listrik telah mati. Satu-satunya penerangan mereka adalah obor yang Boy bawa.

"Apa maksudmu diculik?" Eva memberanikan diri untuk bertanya, "Bagaimana bisa?" Gadis itu memberikan nada penasaran pada tiap kalimat yang ia ucapkan.

Boy melangkah maju dan mulai bercerita, "Aku dan Anna bermain di salju. Kami berusaha untuk membuat manusia salju dari tumpukan itu. Kami hampir selesai dan kurang membuat wajahnya saja, namun disaat itulah kekacauan dimulai!"

Anna segera membalas, "Booommm!!! Ledakan besar di pintu gerbang!"

Boy yang terusik, menanggapi, "Tunggu! Aku yang sedang bercerita disini!"

Bocah laki-laki itu membersihkan tenggorokannya dan melanjutkan, "Para pria dewasa dengan baju militer mereka mulai melepaskan tembakan. Kekacauan di mana-mana dan api peperangan berkobar. Para warga mencoba bertahan dengan sekuat tenaga, namun persenjataan mereka lebih tangguh!"

Anna kembali menginterupsi cerita, "Rentetan peluru di mana-mana seperti bbrrrrtttt... Kemudian dor-dor..."

"Oke... Itu sudah cukup-!" Kata Boy menghentikan.

Anna yang tak peduli tetap melanjutkan, "Kemudian seseorang dengan topeng putih datang. Dia mengancam dengan pistolnya. Orang bertopeng itu mengumpulkan setiap anak yang ada dan terus menyebutkan satu nama. Aku rasa dia sedang mencari nama itu."

"Oke cukup!" Kata Boy yang benar-benar muak karena ceritanya terus diganggu, "Dia bertanya padaku, jadi aku yang menjawabnya."

"Anna cuman membantu, kok!" Balasnya dengan memberi muka masam.

Eva yang sama sekali tidak merasakan kejelasan dari sana mulai memaksa dirinya untuk berpikir lebih keras, "Pria bertopeng? Penyerangan? Nama? Apa maksudnya?"

"Jill mau pulang..." Lanjut gadis muda yang berada di belakang Eva. Jill tertunduk kemudian memberikan pandangannya kepada Eva.

"Jill dan anak-anak lain dinaikan pada truk kemudian dibawa ke tempat ini." Ujarnya diikuti dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Mengingat semua kejadian itu membuat Jill takut..."

"..."

"Takut? Oh tidak... Tidak..." Eva segera jongkok untuk menenangkan gadis itu. Eva tahu bahwa mereka akan dalam bahaya besar apabila seseorang tengah ketakutan saat ini.

RRRRRRR...

"B-Boy, apakah kamu?" Anna menghentikan perdebatan dengan sebuah pertanyaan ambigu.

"Enak saja! Ini bukan suara perutku."

Semua orang mendengar suara aneh itu. Dia bergemuruh dan saling saut menurut, bak sesuatu yang hidup. Mereka datang dari arah kegelapan di ruangan itu.

Eva yang tahu akan bahaya memberikan sebuah ajakan, "Kita harus ke-uhuk ar-!!"

"Jill takut gelap."

Eva yang mendengarnya, langsung memotong, "Berhenti mengatakan kata itu!"

...!!!

"Kamu kenapa?" Tanya Anna yang melihat perubahan sikap Eva.

"Benar!" Boy menanggapi hal yang serupa dengan nada pelan, "Kamu jangan membuat kami takut dong."

Eva membentak, "TIDAK!"

Keadaan semakin tegang diantara percakapan mereka berempat. Eva yang tiba-tiba berteriak seperti itu menjadi pemicu yang luar biasa untuk menimbulkan kekhawatiran.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang