Terowongan Berkabut

38 7 2
                                    

"Uh-Huh... Begitulah kata sebuah robot yang kesepian." Balas Sam dengan nada mengejek.

Perkataan Sam ia tutup dengan sebuah tawa kecil.

"Bagaimana denganmu?" Pertanyaan Arto segera menghentikan tawa Sam.

"Siapa dirimu, Sam? Apa hubunganmu dengan Eva?"

Sam menghela napasnya.

Hal itu sebuah kebiasaan Sam.

"Aku tahu kamu akan menanyakan hal itu." Sam berhenti sejenak. Memikirkan jawaban yang sesuai.

"Aku hanya seorang pria yang disuruh ayah gadis itu untuk membawa gadisnya kembali..."

Jawaban yang hampir serupa dengan apa yang Arto katakan sebelumnya.

Sam melirik ke jendela kaca di pintu mobil. Melihat sebuah pantulan dirinya sendiri.

"Kembali... Ke rumahnya. Tempat dimana ia seharusnya berada." Ucap Sam menyambung perkataannya.

"..."

Rumah...?

Eva seharusnya dirumahnya.

Bersama dengan keluarganya.

Bukan bersama sebuah robot sepertiku.

Kota mati bukanlah rumah.

Aku... Bukanlah keluarganya.

Aku bukan siapa-siapa.

...

Arto menoleh kepada Eva yang masih saja tertidur pulas disisinya.

...

Apakah aku memiliki hak untuk tetap bersamamu?

Apakah aku berhak untuk melindungi dirimu?

Meskipun aku sekedar robot.

Meskipun aku bukanlah seorang manusia.

Apakah aku masih pantas melihatmu tersenyum dan bahagia?

Arto terlarut dalam perdebatan dengan kepalanya sendiri. Hingga tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang mendekat.

Sebuah kabut putih secara misterius masuk dan mengisi seluruh tempat di terowongan. Membuat jarak pandang yang terbatas.

Bahkan untuk saat ini, Arto tidak dapat melihat keadaan sekitar yang berada diluar mobil. Semuanya sudah tertutup dengan kabut putih itu.

"Sam, kamu melihatnya?"

"Ya, tapi tidak perlu untuk khawatir. Kabut seperti ini sering turun pada daerah gunung dan bukit."

"Tunjukkan rasa khawatirmu, Sam! Kabut ini terasa aneh."

"Satu-satunya yang aku khawatirkan adalah pusing di kepalaku. Aku ingin istirahat!"

"Sam?" Panggil Arto.

Namun untuk kali ini tidak ada jawaban yang terdengar.

Hanya suara dengkuran Sam yang keras diberikan sebagai jawabannya.

Pria itu terlelap cepat sekali.

Arto melihat keluar jendela mobil. Namun tidak ada apapun yang terlihat kecuali kabut putih.

Kabut ini terasa janggal bagi Arto. Datang secara tiba-tiba dan nampak begitu pekat. Terasa bukan sesuatu yang berasal secara alami.

Meskipun begitu, tidak ada yang dapat Arto lakukan selain menunggu hingga kabut ini pergi.

[Konfirmasi permintaan...]
[Mematikan daya mesin. ]

...











GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang