Kota Tua Penuh Radiasi

97 16 3
                                    

Apakah sebuah nama itu begitu berarti?

Selama ini aku sudah terbiasa dengan kode nama.

Tapi sekarang aku memiliki sebuah nama panggilan.

Tunggu!

Mengapa mesin ku berderu lebih kencang daripada biasanya?

Apakah ini yang namanya bersemangat?

"Arto? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya pelan Eva.

"Dari tadi kamu diam saja." Lanjut gadis tersebut.

Mereka berdua kembali berjalan melintasi kota. Cahaya matahari begitu hangat pagi itu. Seolah menjadi sebuah obat untuk menyegarkan tubuh mereka.

"Aku sedang melamun." Jawab Arto singkat.

"Tunggu! Apakah robot juga bisa melakukan hal itu?"

"Hmm yaa? Secara teknis kami hanya memproses data komputer namun kamu bisa menganggapnya sebagai lamunan." Jelas Arto.

Kruyukkk...

Kruyukkk...

"Arto. Aku lapar."

Itulah alasan mereka berdua kembali ke kota. Tentunya bukan untuk membeli makanan instant dari minimarket, namun mereka akan berburu sebuah sarapan.

Semenjak perang berakhir, kota-kota di seluruh belahan dunia menjadi tak terawat. Tanaman liar tumbuh bebas di mana-mana, menyingkirkan peradaban yang ada sedikit demi sedikit.

Hewan-hewan yang berhasil selamat dari perang nuklir mulai berani untuk turun ke kota. Tidak ada lagi manusia yang mengancam keberadaan mereka. Bahkan ketika di kota, para binatang itu merasa sedang berada di rumah.

Seperti yang sedang terjadi saat ini. Ada beberapa rusa yang tengah minum dari sebuah retakan di jalan.

"Arto. Mahkluk apa itu?" Tanya Eva dengan memasang wajah penuh keheranan.

"Itu adalah sekumpulan rusa. Apakah ini pertama kalinya kamu melihatnya?"

Eva hanya mengangguk perlahan. Kedua matanya masih terpaku dengan rusa-rusa itu.

"Hei Arto. Apakah kita akan makan itu?" Tanya Eva polos.

"Tidak. Daging mereka terlalu keras untuk dimakan." Balas Arto.

"Heeee? Tapi aku lapar."

"Aku tahu daging yang lebih empuk dan enak daripada rusa-rusa itu. Aku rasa binatang itu bernama kelinci."

"Hmmmm... Baiklah!"

Eva mulai berjalan meninggalkan Arto sendirian. Si robot masih memandangi rusa-rusa itu dengan hati-hati dari kejauhan.

Mengenai daging empuk itu hanyalah sebuah bualan. Karena Arto sadar ada yang salah dengan rusa-rusa itu.

[Menampilkan hasil tingkat radiasi.]

...

Rusa-rusa itu sudah terpapar radiasi nuklir.

...

[Radiasi terdeteksi 97%]

Salah seekor rusa berhenti minum. Ketika rusa itu melihat ke arah Arto berada. Nampak bahwa sebagian dari badan rusa itu sudah meleleh. Bahkan beberapa tulang rusuk rusa itu mencuat keluar. Meski begitu rusa itu tetap hidup.

"..."

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang