Rentetan Peluru

32 5 2
                                    

Senapan serbu Sam tidak pernah berhenti menembak. Memuntahkan rentetan peluru tajam ke segala arah.

Begitu pula dengan Sam yang terus fokus untuk mencari target baru selepas menumbangkan yang lama.

Jari Sam tidak berhenti menarik pelatuknya. Seraya mahkluk-mahkluk itu terus berdatangan.

Mereka terus terpancing dengan suara dari rentetan peluru yang berhamburan.

Terus dan terus berdatangan.

Mereka menyerang segala arah. Menciptakan sebuah arena gladiator dengan dinding kabut.

"Mereka tidak pernah berhenti datang."

Napas Sam terengah-engah. Ia sudah mulai kehabisan tenaga yang tersisa.

Namun mahkluk-mahkluk itu berkata lain. Mereka masih belum puas hingga mangsanya binasa.

Mereka memanggil kawanan lainnya untuk bergabung dalam pesta. Menambah anggota untuk membantu adalah sesuatu yang menguntungkan.

Segera Sam tersadar bahwa peluru dalam senapannya akan segera berakhir. Ia juga menyadari bahwa tak ada lagi peluru tambahan.

Sam mengubah cara melawan. Menghemat peluru hingga akhir pertandingan.

Dalam artian lain, Sam harus lebih banyak menghindar daripada menarik pelatuknya kuat-kuat.

Ini adalah taktik baru. Sam tidak akan membabi buta menembak mereka secara asal.

Langkah mahkluk itu terdengar. Berlari dari balik kabut untuk segera menerjang.

Sam begitu tenang.

Ia mencoba untuk mengatur napasnya.

Ia tidak lagi menembak ke arah kabut.

Hingga keadaan begitu sunyi.

Cukup lama Sam mempertahankan posisinya. Cukup lama pula ia larut dalam ketenangan.

Bertanya-tanya didalam hati, "Dimana mahkluk tadi?"

Suara langkah kaki tadi tak lagi terdengar mendekat. Meninggalkan Sam dengan sebuah rasa penasaran besar.

Semua hal berubah disaat Sam hendak mengubah cara bertarungnya.

Semenjak Sam tidak menembak secara asal ke arah kabut itu, tidak ada suara yang terdengar.

Hal itu menjadi kunci agar mahkluk-mahkluk tadi berhenti mendekat.

Mengingat suara adalah hal utama dalam pertarungan mereka. Dan tanpa adanya suara dari senapan Sam, maka mereka akan buta.

Sam perlahan mulai menurunkan kewaspadaan. Namun tetap kedua matanya memperhatikan kabut-kabut di sekitar dirinya.

"Apa yang terjadi?" Ujarnya.

Sam membuat kesalahan.

Suaranya segera menarik mahkluk-mahkluk itu kembali.

Tidak membutuhkan waktu lama, suara langkah kaki dari mahkluk serigala yang berlari kembali terdengar.

Segera Sam meningkatkan kewaspadaan.

BBBRRRTTTTT...

BBBRRRRTTTT....

Sam menarik pelatuknya kembali. Menembakannya secara asal ke arah kabut dibelakang dirinya.

Tanpa ia sadari dirinya semakin menarik mahkluk-mahkluk itu.

Suara langkah mahkluk tadi kini tidak hanya satu. Hal tersebut berarti dirinya tidak sendirian lagi.

"Tu-Tunggu! Mereka banyak!"

Segera, Sam menyadari bahwa peluru yang tersedia tidak akan cukup meladeni mereka semua. Maka dari itu dirinya memutuskan untuk berlari meninggalkan lokasi itu.

Masuk kembali kedalam kabut untuk bergabung bersama Arto dan Eva.

Mahkluk-mahkluk itu masih saja terdengar mengejar.

Suara dari hentakan sepatu Sam yang berat adalah pemicunya. Dari suara itu pula mereka dapat mengetahui lokasi Sam.

Sam melihat kebelakang sembari berlari. Ingin mengetahui seberapa dekat mahkluk-mahkluk itu sudah berada.

Buah dari apa yang ia lakukan tidaklah manis. Karena melakukan hal itu dirinya tersandung  dan terjatuh.

"WOAAHH..!!"

BRUUKKK...

Jatung Sam berdegup kencang. Begitu pula dengan napasnya yang tidak beraturan. Semuanya menjadi semakin kacau disaat mendengar langkah itu mendekat cepat.

Bayangan dari mahkluk-mahkluk itu terlihat di belakang. Menembus kabut putih yang tebal, mereka menunjukkan sosok yang menyeramkan.

Rahang kuat penuh gigi tajam. Badan licin tanpa bulu yang terlihat.

Sam hanya memejamkan kedua matanya. Pria itu tahu bahwa ia akan segera berakhir.

Aneh!

Tidak ada yang terjadi.

Mahkluk-mahkluk itu hanya berputar-putar di sekitar tubuh Sam yang tumbang.

Sam memberanikan diri untuk membuka matanya. Dirinya juga mencoba tenang sebisa mungkin.

Sam mengatur napasnya hingga kembali normal. Ia juga mencoba tenang agar jatungnya tak berdegup kencang seperti tadi.

Hingga semuanya kembali tenang.

Tidak ada suara langkah kaki Sam.
Tidak ada suara rentetan peluru.

Tidak ada suara apapun lagi. Membuat mahkluk-mahkluk itu buta.

Setelah melewati semua hal yang telah terjadi, Sam menyadari apa yang menjadi permasalahan disini.

Suara!

Semua ini karena suara.

Maka dari Sam mencoba bangkit dengan sangat perlahan. Begitu tenang untuk mencoba tidak membuat suara apapun.

Alih-alih berlari, Sam kini berjalan. Begitu senyap hingga membuat mahkluk-mahkluk itu buta akan kehadiran dirinya.

Berjalan diantara mahkluk-mahkluk itu bukanlah suatu perkara yang mudah. Sam harus mempertahankan ketenangan.

Ia harus tetap mengatur napasnya agar tidak terengah-engah. Dirinya juga harus memberanikan diri agar jatungnya tidak berdegup kencang.

Sedikit usaha tambahan yang diberikan memberikan hasil yang memuaskan.

Mengeluarkan dirinya sendiri dari terkaman mahkluk radiasi untuk bertahan hidup di kemudian hari.

Sam keluar dari kerumunan itu.

Sedikit waktu yang Sam gunakan untuk tetap berjalan. Kembali ke mobil dimana Arto dan Eva berada.

Akan tetapi sebuah pertarungan lain sedang terjadi di tempat lain.

Arto sedang bertahan dari serangan mahkluk-mahkluk serigala itu. Sedangkan Eva tidak nampak pada lokasi.

BBBRRRRTTTT....

Rentetan peluru dilepaskan kembali oleh Sam. Menumbangkan salah satu mahkluk serigala yang mengepung Arto.

Dan disitulah dirinya bertemu robot itu kembali.


GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang