Masalah Selesai, Masalah Datang

13 3 0
                                    

Lampu sorot Arto berkedip sesaat, namun dengan pasti mengungkap sosok mahkluk mutasi yang sedang berdiri di dekat mulut tambang itu.

Bulu kuduk Oleg merinding dan kedua kakinya menjadi gemetar hanya dengan melihat sosoknya saja. Kedua matanya terbelalak hebat ketika melihat seekor laba-laba raksasa, dengan tinggi yang hampir menyerupai pria dewasa.

Ukuran serangga yang menjadi raksasa bukanlah sebuah kejutan di dunia penuh radiasi ini, namun ribuan mata manusia yang menempel di sekujur tubuh laba-laba itu adalah sesuatu yang baru.

Ribuan mata di tubuh laba-laba itu sedikit tersentak disaat Arto menyorotnya dengan silau. Namun, disaat sudah mulai membiasakan, maka semua pupil matanya mulai mengarah kepada Oleg dan robot itu.

Pemandangan itu sangat-sangat mengerikan, terutama organ tambahan yang tidak sewajarnya ada pada laba-laba adalah alasan utama yang tidak membuat nyaman.

Oleg sedikit mundur, dengan kedua mata yang masih tidak percaya akan apa yang dia lihat, "T-Tembak dia!" Perintahnya dengan serak sembari menunjuk mahkluk mutasi itu.

Arto tidak melakukan apa yang pemuda itu perintahkan. Bukan karena dia tidak mau, akan tetapi dia memang tidak membawa senapan runduknya, semenjak senjata itu ditinggalkan di tepi mulut tambang.

"A-Apa yang ka-kamu lakukan?!"

Robot itu berbalik badan, kemudian menyoroti kedua tangannya yang memang tidak ada apapun yang dipegangnya. Robot itu kemudian memandang Oleg, seolah tindakan itu adalah respon mengapa dia tidak menembak.

"Ckk!!" Decak kesal keluar dari mulut pemuda itu, "A-Apa ya-yang kamu pikir—!!"

[Peringatan!]
[Serangan dari arah jam enam.]

Robot itu segera melompat kearah Oleg dan membuat mereka berdua tersungkur bersama. Gesekkan lantai tambang dengan punggung Oleg memberikan rasa sakit yang pedas bagi pemuda itu.

"AHHH!!! R-RO-ROBOT SIALAN!" Teriak spontan pemuda itu yang tertindih tubuh besi Arto.

Saat itu juga semburan air panas yang dimuntahkan oleh sang laba-laba mengenai tempat mereka berdua berdiri beberapa detik sebelumnya. Semburan itu menghantam lantai tambang dengan suara gemuruh. Uap panas mengepul di udara, dan memberikan bau menyengat yang terbakar.

"Me-menyingkir!" Oleg mendesak, kemudian mendorongnya untuk berhenti menimpa dirinya.

Arto segera berguling kesamping, memberikan ruang bagi pemuda itu untuk kembali pada kedua kakinya, meski dengan tubuh yang gemetar dan terengah-engah.

"K-Kau menyelamatkan—??!"

Oleg berhenti karena laba-laba mutasi itu berteriak sekali lagi, namun kali ini dengan sangat kencang. Dari kejauhan, Oleg dan robot tidak melihat adanya gigi selain dua taring besar di luar mulut mahkluk itu.

Akan tetapi, gigi-gigi runcing bukanlah sesuatu yang harus selalu ditakutkan, karena pada beberapa kasus, mereka beradaptasi untuk mengembangkan sesuatu yang lebih mengerikan.

Laba-laba itu mengambil ancang-ancang, dengan beberapa kaki yang paling depan terangkat diudara dengan gerakan yang cepat dan mengancam. Tubuhnya yang ditumbuhi ribuan mata manusia melintir kebelakang, seolah bersiap melakukan serangan lanjutan.

Oleg dan Arto dapat melihat uap panas berdesis dari dalam perut mahkluk itu, dan secara perlahan air panas mulai terbentuk di dalam rongga mulut mahkluk itu.

Mereka berdua sadar bahwa cepat atau lambat, mahkluk itu akan menyembur sekali lagi. Mereka berdua harus bergerak, meskipun itu dalam hitungan detik sekalipun, sebelum serangan berikutnya menghantam mereka.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang