Eva dan Rahasianya

80 12 2
                                    

Angin kembali berhembus ringan. Menerbangkan beberapa bunga yang ada. Bunga-bunga itu begitu indah namun sangat rapuh. Namun yang pasti bunga-bunga itu begitu harum.

Angin semilir menerpa tubuh besi Arto yang masih saja berdiri kokoh. Beberapa bunga juga ikut terbawa hingga ke tempat Arto berdiri. Sebuah bunga berwarna merah jatuh tepat di atas kepala Arto.

Robot itu dengan perlahan meletakkan bunga tadi ke telapak tangannya. Warna merah menyala begitu terang terpancar.

Arto memperhatikan kembali bunga itu. Setiap kelopak bunga yang ada begitu halus.

Arto merasa ada yang aneh. Ia mendeteksi sesuatu yang janggal dari bunga-bunga ini.

...!!!

Deteksi kadar radiasi!

Bunga-bunga disini nampak begitu aneh. Arto baru menyadari bahwa ada serbuk halus yang menutupi permukaan kelopak bunga.

Keanehan juga muncul dari bagaimana bunga-bunga di taman ini begitu rapuh dan bahkan dengan mudahnya ikut terbang terbawa angin yang berhembus pelan.

[Menampilkan hasil tingkat radiasi.]

[Radiasi terdeteksi 86%]

"..."

Bunga-bunga yang indah ini merupakan salah satu mahakarya dari radiasi yang ada.

"EVA!!" Teriak Arto yang sadar bahwa mereka berdua sudah berada di tengah-tengah radiasi.

Arto bergegas masuk ke tengah-tengah taman itu guna mencari keberadaan Eva. Beberapa kali si robot memanggil nama gadis tersebut.

"Eva!"

"Eva! Jawab aku!"

"EVA!!"

Dimana dia!?

Dimana?

Dimana?

Dengan radiasi separah ini.

Dia bisa terinfeksi dengan cepat!

"Arto?" Suara pelan memanggil si robot.

Tanpa disadari, Eva sudah berada di belakang Arto semenjak tadi. Beberapa tangkai bunga, gadis itu pegang.

"Arto, ini untukmu."

Eva menawarkan beberapa tangkai bunga yang ia petik sesaat yang lalu.

"... "

"Kamu kenapa? Arto?" Tanya Eva yang heran karena Arto tidak memberikan reaksi ataupun jawaban apapun.

"Artooooo. Ini bunga untukmu. Berterima kasihlah padaku!" Ujar Eva sekali lagi.

Arto menerima tangkai bunga-bunga penuh warna itu. Kedua mata biru robot tersebut tak melirik ke arah bunga-bunga yang ia pegang, ia tetap memperhatikan gadis tersebut.

"Arto, ada apa?"

Kumohon!

Kumohon!

[Menampilkan hasil tingkat radiasi.]

Kumohon!

[Radiasi terdeteksi 0% pada Eva.]

"..."

Apa maksudnya ini?

"Arto, aku lapar! Bagaimana dengan kelinci yang kamu janjikan tadi?"

Tidak mungkin! Taman ini penuh dengan radiasi!

"Arto? Jawab aku!"

"Arto jangan melamun terus! Aku lapar!"






GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang