Barang Berharga

47 8 0
                                    

Matahari mulai menghilang. Menandakan malam akan segera tiba. Kini mereka harus kembali ke tujuan utama. Mencari sebuah tempat untuk bermalam.

Di tengah-tengah perjalanan, langkah Arto terhenti. Eva yang bingung juga ikut menghentikan langkahnya.

Gadis itu menatap Arto dan bertanya, "Ada apa, Arto?"

Arto hanya diam tak bergeming. Ia seakan sedang memikirkan suatu hal di dalam kepalanya.

"Arto? Apakah tas itu terlalu berat?" Tanya Eva kembali sembari menunjuk tas yang Arto bawa, "Kalau begitu biar aku bantu."

Memang benar tas serta isinya berhamburan selepas terkena serangan Doominator. Namun mereka berdua telah memasukkan semua barang yang ada kembali kedalam tas.

"Tidak bukan itu." Balas Arto sembari menggelengkan kepalanya, "Lagipula kamu juga tidak kuat membawa tas ini."

"Hmm!! Jangan ejek aku dong!"

"Maaf, tapi sebenarnya ada sesuatu yang menggangguku sedari tadi."

Gadis itu dibuat semakin penasaran dengan ucapan robot tersebut, "Siapa? Siapa yang mengganggumu?" Tanya gadis itu kembali dengan serius.

"Barang berharga milikku hilang." Jawab robot itu yang semakin membuat Eva dipenuhi dengan rasa penasaran .

"Aku sudah ingin mengatakan ini kepadamu sejak tadi, akan tetapi aku tak ingin hal ini membuat dirimu sedih." Robot itu melanjutkan ucapannya.

"A-Arto, a-aku tak mengerti kamu bilang apa?"

"Mahkota bunganya rusak. Barang berharga yang kamu berikan kepadaku." Jelas Arto memberikan jawaban atas semua rasa penasaran Eva.

"Maafkan aku, Eva! Padahal barang itu sudah kamu berikan kepadaku. Tetapi aku tak mampu menjaganya."

Gadis itu tertawa kecil dengan sedikit menggelengkan kepalanya. "Astaga Arto, kupikir apa?! Ternyata hal itu?"

"Kamu tak mempermasalahkannya?"

"Tidak, itu bukan salahmu mahkota bunganya rusak. Itu salah mesin besar jahat." Gadis itu menggeleng. Dengan wajah serius, gadis itu kembali berucap, "Lagipula aku bisa membuatnya lagi untukmu. Seratus buah kalau kamu mau!"

"Tidak! Itu terlalu banyak!"

Mereka melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari tempat bermalam. Akan tetapi baru beberapa langkah yang mereka ambil, gadis itu menghentikan langkahnya.

Jauh di ujung jalan, nampak matahari mulai tenggelam ditelan cakrawala. Sore hari ini adalah sore yang penuh akan cerita. Cerita akan perjuangan, rasa sakit, tangis, senyum, dan amarah.

Di bawah langit sore yang indah, gadis kembali melontarkan sebuah pertanyaan, "Tetapi Arto, apakah kamu tahu kalau aku juga memiliki sesuatu yang berharga?"

"Apa itu?" Arto yang benar-benar tidak tahu akan jawabannya hanya dapat membalas pertanyaan Eva dengan sebuah pertanyaan.

Angin semilir mulai berhembus. Mengibaskan rambut hitam Eva yang terurai. Membuat siapapun yang melihat gadis itu terpanah karenanya.

Pertanyaan robot itu belum terjawab. Sesuatu yang berharga bagi gadis itu. Entah mengapa Arto juga ingin mengetahui akan hal itu.

Gadis itu tidak memberikan jawabannya. Dia hanya berdiri menghadap Arto dengan senyuman di wajahnya. Kemudian gadis itu menunjuk Arto dengan jari telunjuknya.

"Apa maksudmu, Eva? Apakah ada sesuatu di wajahku?" Tanya robot itu yang memang tidak mengerti dengan apa yang Eva maksud.

"Ahhh! Sudahlah!" Eva mengambil langkah dengan kesal.





GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang