Radiasi Di Tubuh

32 3 5
                                    

"Mengebom?" Tanya Amanda sekali lagi dengan kebingungan, "Apa yang ada didalam sana?"

"Kamu tidak perlu tahu." Balas Ivan sembari berjalan keluar menuju pintu keluar.

Amanda benar-benar tidak puas dengan jawaban yang dia terima, terlebih lagi dia merasa bahwa itu bukan jawaban sama sekali.

Amanda juga merasa bahwa Ivan telah lupa akan keadaan mereka berdua, terinfeksi oleh radiasi dan mereka tidak tahu jika mereka masih dapat membuka mata lagi atau tidak untuk esok pagi.

Amanda segera menahan langkah Ivan, dia menarik salah satu tangan pria itu, "Tunggu!" Ucapnya dengan gusar, "Lalu bagaimana dengan kita? Kita bisa saja berubah besok jika kita tidak menemukan solusinya!"

"Aku tidak tahu!" Jawab pria itu yang diikuti gelengan kepala secara pelan.

"Apa maksudmu tidak tahu? Mengapa  kamu masih bisa berpikir hal lain untuk saat ini, ketua Ivan? Ivan?!"

Ivan menarik tangannya sendiri agar lepas dari penahanan yang Amanda lakukan. Dia kemudian berbalik badan dan memberikan tatapan yang pasrah.

"Tidakkah kamu lihat, Amanda? Para warga belum terinfeksi seperti kita berdua." Ucap Ivan, dia kemudian menghela napas dan menatap langit-langit, sebelum melanjutkan, "Kita... Kita sudah tamat, oke? Ini bukan salahmu atau salah siapapun kita terinfeksi seperti ini. Namun..."

Amanda menutup kedua matanya demi menerima keadaan, "Jadi seperti ini ya?" Dia kemudian tertawa kecil, "Kita berdua akan berakhir sebagai mahkluk putih itu tanpa tahu apa yang telah kita lakukan."

"Ya." Balas Ivan tanpa basa basi, "Namun... Tidakkah kamu lihat warga desa tadi? Mereka belum terinfeksi, sama sekali belum. Mereka masih memiliki kesempatan hidup lebih lama lagi dan mencegah kepunahan manusia. Tetapi... Di tambang itu ada sesuatu yang mampu membuat orang ini terluka sedemikian parah."

Mereka berdua berbalik melihat orang diatas tandu. Dia masih terbaring lemah dengan kulitnya yang melepuh seperti terkena siraman air panas.

"Dia yang mengatakannya sendiri padaku, di tambang itu ada monster yang tidak bisa aku biarkan keluar dan mengancam desa ini!" Kata Ivan dengan tegas.

Amanda sadar bahwa Ivan lebih mementingkan keselamatan seluruh warga Redwood Village dibandingkan keselamatan dirinya sendiri yang telah terinfeksi, namun itu juga tidak terlepas dari ketidaktahuannya mengenai obat yang mampu mengobati infeksi radiasi.

Sekarang, semuanya sudah akan berakhir bagi mereka. Mereka pikir bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan guna menghilangkan radiasi di diri mereka saat ini, selain menunggu perubahan itu terjadi. Namun, kehilangan mereka berdua bukanlah sesuatu yang besar dibandingkan dengan kehilangan seisi desa, dan itu adalah tindakan yang benar untuk mencegahnya terjadi.

Ivan berjalan kembali dan kini berada tepat didepan pintu rumah yang tertutup. Dia meraih gagang pintunya, namun sebelum membukanya, dia berkata, "Terima kasih untuk semua pertolongan yang kamu berikan, Amanda. Meskipun aku nanti akan menjadi monster itu, aku akan tetap mengingatnya."

Tidak ada yang Amanda mampu berikan selain anggukan, meskipun dia tahu bahwa Ivan tidak melihatnya sekarang. Mereka berdua sudah pasrah akan infeksi radiasi di tubuh mereka dan hanya waktu yang akan menentukan.

KREEEAAAKKK...

Pintu kayu itu berderit ketika bergesekan dengan lantai. Ketika Ivan membukanya, Arto sudah berada dibalik pintu dan menunggu dirinya diluar.

"Arto? Apa yang-??"

"Kamu salah, Ivan. Semua orang sudah terinfeksi." Tukas robot itu yang tanpa diikuti penjelasan lainnya.

[Mendeteksi radiasi...]
[Radiasi terukur 34 persen.]

Arto berkedip dengan cepat dua kali, sebelum melihat ke arah Amanda yang berdiri dibelakang Ivan.

[Mendeteksi radiasi...]
[Radiasi terukur 12 persen.]

"Ya, kalian berdua memang terinfeksi, namun itu masih dalam skala kecil. Jika sudah lebih dari 50 persen maka itu yang harus dikhawatirkan."

Ivan dan Amanda yang mendengar robot itu berbicara dengan keras segera menarik dirinya masuk. Ivan juga segera menutup pintu rumah itu kembali dengan rapat-rapat.

"Jangan bicara dengan begitu keras. Warga akan tahu!" Ivan membuka sedikit pintunya dan mengintip keluar rumah.

Amanda tidak dapat menahan diri untuk tidak ikut dalam perbincangan, "Apa maksudmu 50 persen?"

"Dengar, robot sepertiku dapat mengukur radiasi di mahkluk hidup atau suatu tempat. Itu dulu digunakan agar para tentara manusia dapat menentukan tempat istirahat yang aman." Kata Arto menjelaskan, "Kebanyakan manusia berubah menjadi mahkluk mutasi karena mereka memiliki radiasi lebih dari 50 persen."

Amanda tertawa di atas rasa paniknya, "Huh? Jadi... Jadi kita aman?"

"Tidak juga."

"Apa?!"

"Tingkat radiasimu terus bertambah tiap beberapa menit." Tambah robot itu, "Itu berarti ada sesuatu yang menambahnya terus menerus."

Kedua mata Ivan terbelalak ketika dia tahu jawabannya, "Kamu benar, Amanda! Radiasinya berasal dari udara yang kita hirup!"

"Ya!" Balas robot itu lagi, "Semua warga juga terkena dampaknya, 5 persen, 10 persen, semua orang disini secara harfiah sudah terinfeksi!"

"Apakah itu ada hubungannya dengan monster di tambang yang kamu sebutkan, ketua Ivan?" Tanya Amanda menambahkan.

"Bisa jadi!" Tukas Ivan dengan cepat tanpa mengambil pemikiran panjang.

Arto mengangguk mengiyakan, kemudian dia maju selangkah sebelum akhirnya berbicara, "Biar aku yang melakukannya."

Amanda dan Ivan terdiam dengan keambiguan yang robot itu berikan. Mereka berdua tidak tahu betul dengan apa yang robot itu ingin lakukan.

"Kirim aku untuk mengebom pintu masuk tambang." Tambah robot itu yang segera menyudahi kebingungan sebelumnya.

"Tunggu! Tunggu!" Potong Amanda yang terbesit sesuatu di kepalanya, "Bagaimana kita tahu kita akan membaik setelah mengebom pintu masuk tambang? Maksudku, kita akan tetap memiliki radiasi ini didalam tubuh kita, bukan?"

"Aku rasa begitu..." Ivan mengangkat kedua bahunya sebagai pertanda tidak tahu, "Namun, itu dapat mencegah kita terus menerus mendapatkan radiasi di tubuh."

"Sial!" Gumam Amanda yang sadar bahwa dia memiliki sesuatu untuk diurus, "Aku lupa kita memiliki seseorang disini!"

Yang Amanda maksudkan adalah pemburu yang berada di atas tandu. Semua perbincangan ini menjadikan orang itu tersingkir tanpa mendapatkan pertolongan.

"Seseorang? Apa yang kamu maksud?" Arto bertanya, ketika hanya melihat tandu yang kosong tergeletak disana.

Amanda dan Ivan segera berbalik badan dan mendapatkan hal yang sama, tandu kosong tanpa seseorang diatasnya.

"Aneh! Dimana dia?!"

Suara erangan kesakitan terdengar samar-samar dari ruangan gelap di sebelah, dari sana tercium pula bau amis yang tajam.

Seseorang muncul dari ruangan itu dengan luka-luka yang mulai tersamarkan dengan warna pucat kulitnya yang sudah mendominasi. Dia adalah orang yang tadinya terdiam di atas tandu, namun kini sudah mampu berdiri dengan kedua kakinya.

"Itu orang yang tadi!" Pekik Amanda. Dia lantas terdiam dan memperhatikan lebih lanjut, "Tunggu... Ada yang aneh!"

Di ruangan itu, tidak ada satupun dari mereka yang sadar bahwa mereka sedang melihat tahap awal perubahan manusia akibat infeksi radiasi tinggi. Mereka menyaksikan tahap awal dari terlahirnya White Face.

[Mendeteksi radiasi...]
[Bip!]

[Peringatan!]
[Peringatan!]

[Radiasi terukur 98 persen!]

"AWAS!!"
























GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang