Penguasa Bawah Tanah

41 6 0
                                    

Stasiun yang dingin dan gelap. Sebuah tempat yang sesuai bagi para White face. Namun kehadiran mereka tidak terlihat sejauh ini. Bukan tanpa sebab, akan tetapi penguasanya sudah ditentukan.

Serangga-serangga raksasa itu mengetahui kehadiran Arto dan Eva. Namun kali ini bukan rasa takut yang memicu. Sepasang antena panjang mereka menjadi radar sempurna. Meski dalam keadaan gelap sekalipun.

Mereka sama saja seperti kecoak. Bentuk tubuh mereka tidak terlalu banyak berubah. Hanya saja mutasi yang terjadi mengubah ukuran. Berubah berkali-kali lipat dari sebelumnya.

Mereka mulai merayap di langit-langit terowongan. Menyadari bahwa terdapat dua buah mangsa yang masuk kedalam wilayah kekuasaan.

"Eva! Lari!" Teriak Arto sembari memimpin jalan.

Tanpa perlu diperintah Arto-pun, Eva tahu apa yang perlu ia lakukan. Akan tetapi rasa lelah telah memuncak padanya. Membuat napasnya terengah-engah. Gadis itu mulai memperlambat larinya.

"Eva?!" Arto berhenti. Melihat gadis itu yang sudah kelelahan.

Mereka berdua berhenti berlari. Sebuah hal yang buruk dalam pengejaran. Memberikan kesempatan bagi para kecoak itu untuk mengejar.

[Peringatan!]
[Bahan bakar tersisa 34 persen.]

Arto juga menyadari bahwa dirinya tidak dapat terus-terus berlari. Setiap goncangan yang ia dapatkan ketika berlari akan membuat bahan bakarnya menetes lebih cepat. Tabung yang bocor itu benar-benar menyusahkan dirinya.

Terlalu lama berada pada skema pikirannya sendiri membuat robot itu kehabisan waktu. Tidak menyadari bahwa gerombolan pemangsa sudah dekat. Benar-benar dekat.

Salah seekor kecoak itu menerjang. Hendak menerkam Eva yang tertinggal beberapa jarak di belakang Arto.

BAAMMM...!!!

Suara letupan senapan Arto terdengar. Melontarkan sebuah peluru yang melesat cepat.

"Ahhh!!" Teriak Eva yang terkejut. Sontak gadis itu menutup kedua telinganya.

"Eva!"

Arto menarik tangan gadis itu. Menghindarkan Eva dari terjangan kecoak lainnya.

Dua buah peluru langsung menghancurkan. Tidak ada kata meleset bagi robot tersebut. Namun sama halnya ketika melawan para White face, jumlah peluru tidak akan pernah cukup.

Eva melawan rasa lelahnya. Melanjutkan pelarian yang menguras tenaga. Menelusuri jalur rel kereta bawah tanah yang tak kunjung terlihat ujungnya.

Suara napas Eva yang terengah-engah menggema, terdengar di seluruh terowongan. Diikuti suara gemuruh dari kaki-kaki serangga yang merayap dibelakang mereka.

[Peringatan!]
[Bahan bakar tersisa 27 persen.]

Arto tahu bahwa mereka tidak dapat terus seperti ini. Eva akan semakin kelelahan, dan dirinya akan kehabisan bahan bakar kembali.

Sebuah ide terbesit dalam komputernya. Sesuatu yang dapat mengeluarkan mereka dari situasi tersebut. Akan tetapi hal itu memiliki tingkat keberhasilan lima puluh persen saja.

Arto mengambil taruhan itu. Tidak ada cara terbaik selain mencoba. Meski apa yang akan ia lakukan memiliki tingkat kegagalan sebesar lima puluh persen. Itu juga berarti tingkat keberhasilannya mencapai lima puluh persen.

"A-Arto? A-Apa yang kamu lakukan?!" Tanya Eva dengan terengah-engah ketika melihat Arto berhenti berlari.

Arto membongkar isi tas ransel. Mendapatkan sesuatu di genggaman. Itu adalah sebuah botol bahan bakar yang telah ia persiapkan sebagai cadangan dalam perjalanan.

"Arto? Apa yang akan kamu-?!"

"Mundur Eva, ini mungkin akan terasa sedikit panas."

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang