Bahaya T'lah Tiba

24 3 3
                                    

"Baik!" Ucap Ivan, setelah berbalik badan untuk menghadap ke para pengikutnya, "Kita akan menelusuri bunker ini lebih dalam lagi. Aku ingin semua lantai diperiksa, seluruh ruangan di telusuri, dan kita harus membawa pulang semua anak-anak kita yang diculik!"

"Satu hal lagi!" Tambah pria berjenggot itu, "Jangan tunjukkan belas kasihan terhadap mahkluk mutasi itu ataupun penduduk bunker! Mereka tidak ada bedanya!"

Semua orang yang di lorong segera bersorak-sorai. Mereka mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi. Semua semangat yang membara itu, tergambar jelas di raut wajah mereka.

"Aku rasa kita akan pergi turun ke lantai lebih bawah, kan?" Ivan kembali bertanya kepada robot itu.

"Iya. Namun, seperti yang telah kedua anak itu ceritakan, tangga darurat sudah tidak dapat dipakai." Balas Arto menjelaskan, "Hanya ada dua opsi, terjun dari lubang kerusakan, atau kita memakai elevator ini."

Anna mengingat sesuatu, "Bukankah elevator itu rusak, Tu- Arto?"

"Tunggu! Mengapa kamu masih ada disini?" Ivan sedikit terkejut karena melihat anak-anak itu masih berada di lorong, "Bukankah aku bilang, kalian harus ikut kelompok A untuk keluar dari bunker ini?"

"Jill ingin ikut ayah!" Celetuk gadis muda itu, "Jill tidak ingin keluar sendirian, tanpa ayah."

Ivan segera berlutut dihadapan putrinya, kemudian mencium tangan gadis itu, "Ohh, Jill sayangku. Jill tidak boleh ikut, soalnya nanti monster seram akan mengigit, loh!"

Arto memandang kepada Ivan dan Jill secara seksama. Robot itu mendengar sesuatu yang berbeda ketika Ivan berbicara dengan putrinya. Kesan intimidasi dan kepemimpinan Ivan berputar secara tiba-tiba.

"Monster seram? Ihhh..." Balas Jill sembari menggelengkan kepalanya.

Ivan tersenyum sebentar, kemudian mengusap rambut putrinya, "Ikutlah teman-temanmu keluar bunker, dan jadi anak baik."

"Oke." Jill mengangguk, "Tapi ayah... Apakah ayah akan mengalahkan semua monster itu?"

"Tentu! Ayahmu ini kuat, loh!" Balas Ivan dengan penuh percaya diri.

Anna dan Boy akan keluar dari ruangan, mereka dipandu oleh beberapa warga pengikut Ivan. Ini sudah Ivan perintahkan agar anak-anak tidak perlu ikut dalam penelusuran, sebab akan sangat berbahaya. Jill juga akan ikut serta dengan mereka, namun ada yang mengganjal didalam hati gadis kecil itu.

Jill melangkah mendekati Arto, kemudian menarik-narik jari telunjuk robot itu guna mendapatkan perhatiannya, "Tuan robot, tolong bawakan kakakku kembali. Tolong bawa Kak Jessy pulang."

Arto menunduk untuk melihat gadis kecil itu, "Aku berjanji."

Jill tersenyum kemudian berlari menuju ruang tangga darurat untuk naik keluar. Anna dan Boy juga ikut bersama dia dengan panduan beberapa orang suruhan Ivan.

Semua anak-anak sudah meninggalkan lorong, menyisakan Arto, Ivan, dan para warga Redwood Village. Mereka semua sudah bersiap untuk masuk ke lantai bunker yang lebih dalam.

Ivan memanggil dua orang dari pengikutnya untuk mendekat. Sementara itu, Arto memeriksa pintu elevator yang rusak di lantai itu.

"Arto, aku sudah meminta orang-orangku untuk mengambil tali. Kita akan masuk lewat lubang kerusakan di tangga darurat." Ujar Ivan yang segera memecah fokus robot itu.

"Tidak akan sempat." Balas Arto sembari tetap memeriksa pintu elevator.

"Hah? Apa maksudmu?"

Arto menempatkan jari-jari besinya pada sela pintu elevator. Bunyi pegas dan tarikan terdengar, di iringi deru mesin Arto yang semakin menjadi-jadi. Dia membuka pintu elevator itu dengan paksa.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang