Umpan

31 5 1
                                    

Arto dan Sam berlari bersama-sama. Menuju ke sumber suara yang diduga kuat berasal dari tempat Eva berada.

Mereka berdua tidak memikirkan mengenai langkah kaki Sam yang berat ataupun suara deru mesin Arto. Karena untuk pertama kalinya mereka berdua setuju akan satu pemikiran yang sama.

Menyelamatkan gadis itu tepat pada waktunya.

Terdengar sesekali suara mahkluk serigala itu berlarian di atap mobil ataupun kontainer truk. Mereka beriringan menuju suara teriakan Eva tadi.

Jumlah mahkluk-mahkluk itu tidak sedikit dan Sam serta Arto tahu akan hal tersebut.

Untuk menyelamatkan Eva, mereka berdua tidak dapat secara terang-terangan untuk datang dan membantu gadis itu.

Mereka berdua harus menghindari penggunaan senjata api yang bersuara karena hal itu akan menjadi pemancing mahkluk yang lain untuk datang menyerang.

Mereka berdua butuh sebuah rencana.

Maka dari itu Arto berhenti. Didalam komputernya terancang sebuah rencana. Sedikit berbahaya namun patut untuk dilakukan.

"Sam." Panggil robot itu menghentikan langkah Sam.

"Tadi kamu bilang bahwa mahkluk itu peka akan suara, bukan?"

Sam mengangguk.

"Maka aku meminta dirimu untuk mengeluarkan gadis itu dari terowongan ini! Hidup-hidup! Kamu dengar aku Sam? Lakukan yang terbaik untuk hal ini."

Robot itu menatap tajam Sam. Mengisyaratkan bahwa ia sangat serius akan perkataannya.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

Arto mengangkat senapannya dan mengokangnya, "Aku akan menjadi umpan."

Maka untuk sekali lagi, mereka berdua berpisah.

Arto mengambil posisi yang cukup jauh dari keberadaan Eva dan Sam.

Sedangkan Sam tetap melanjutkan perjalanannya ke ujung terowongan.

...

Disisi lain terowongan.

Eva telah tertipu akan manipulasi yang mahkluk-mahkluk itu lakukan.

Baik suara lembut sang ibu ataupun bayangan wanita itu. Semuanya hanyalah ilusi yang tercipta dari kemampuan manipulasi pikiran mahkluk-mahkluk itu.

Tidak.

Lebih tepatnya, mahkluk-mahkluk itu terbantu dengan keberadaan kabut putih ini. Kabut yang sudah diperkirakan sebagai sesuatu yang aneh adalah benar adanya.

Kabut ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara alami. Kabut ini adalah pemangsa yang bekerja sama dengan pemangsa lainnya.

Dan disinilah Eva berada.

Tersungkur dihadapan seekor mahkluk serigala yang hendak menerjang dirinya.

Rintih dari tangis yang gadis itu ciptakan menjadi melodi indah sebagai lagu pengantar kematian.

Satu terjangan dan gigi-gigi tajam itu akan menghabisinya.

"AHHHHH!! TOLONG AKU!!"

Satu kedipan mata dan semuanya terlihat terjadi begitu cepat.

Tepat sebelum mahkluk itu berhasil menerjang Eva. Tepat sebelum cakar dan gigit tajam itu menerkam gadis itu.

Sam menangkap mahkluk itu. Menerjang nya dengan sekuat tenaga.

Mengubah jalur gerakan mahklu itu dan membuatnya terbanting ke sisi lain.

"Pa-Paman Sam?"

BRRRUUUCKKK...

"Mati kau bedebah sialan!"

Sam menghantam kepala mahkluk itu dengan kepalan tangannya.

Lagi...

Lagi...

Dan lagi...

Hingga mahkluk itu berhenti bergerak.

Darahnya mengucur di mana-mana. Membasahi kedua tangan Sam dan mengenangi jalanan.

Napas Sam terengah-engah.

Huftt... Hufftt...

Sam sadar bahwa tubuhnya sangat kelelahan. Namun ia tidak dapat istirahat untuk saat ini.

Karena masih ada satu tugas lagi.

Keluar dari terowongan ini hidup-hidup.




GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang