Perkara Boneka (I)

31 5 0
                                    

"Artoooo!!!" Jerit seseorang dengan tergesa-gesa berlari ke arah robot itu.

[Menyalakan mesin.]
[Sistem aktif.]

[Selamat pagi, Ar-]

"Artoooooooo!!" Dia kembali menjerit-jerit, namun kali ini sembari menggoyangkan tubuh robot itu.

"E-va?" Tanya robot itu ketika mendapati teman manusianya duduk di atas tubuh besinya.

Ini adalah hari baru di Redwood Village. Mereka berdua cukup beruntung karena Ivan, kepala desa di tempat ini telah memberikan tempat untuk beristirahat. Arto diperbolehkan untuk tinggal pada gudang kerja milik Jessy. Sementara Eva tidur bersama anak-anak yang lain pada sebuah bangunan khusus.

Pagi hari di desa ini adalah sesuatu yang indah untuk dinikmati. Suara langkah kaki yang kian kemari dari para warga desa yang beraktivitas. Sinar mentari yang terang memberikan kehangatan pada musim dingin ini. Semua hal itu ditutup dengan Eva yang berteriak-teriak secara tidak jelas.

"Ada apa? Apakah ada sesuatu?" Tanya robot itu untuk mencari alasan Eva berteriak.

"Bonekaku!" Tukas Eva dengan cepat, "Boneka beruangku hilang!"

"Benarkah?"

"Hhmmm..."

Eva tidak perlu menjelaskannya lebih lanjut. Dia mulai cemberut dan air mata terkumpul pada sudut matanya. Kedua hal itu menandakan kebenaran dari ucapannya.

"Baik-baik, ayo cari bonekamu."

Arto membantu menurunkan gadis itu dari atas meja. Dia tidak menduga bahwa gadis seperti Eva mampu melompat pada meja setinggi itu.

Robot itu hendak mencari sesuatu di sekitar dirinya. Itu adalah sebuah botol biru, bahan bakar yang selalu dia isi setiap pagi. Akan tetapi dia tidak menemukan satupun botol itu di gudang kerja Jessy.

Periksa bahan bakar.
[Bahan bakar tersisa 99 persen.]

"..."

Arto benar-benar lupa bahwa tubuhnya sudah tidak memakai bahan bakar biru. Semenjak Jessy memasangkan panel surya di punggungnya, dia tidak perlu untuk mengisi bahan bakar secara manual.

"Arto?" Panggil Eva sekali lagi yang menunggu.

Panggilan itu segera direspon. Arto menunduk dan melihat ke arah kedua mata Eva. Gadis itu benar-benar ingin bantuan saat ini, dan kedua matanya telah berbicara hal yang sama.

"Dimana kali terakhir kamu melihat boneka itu?" Tanya Arto sembari menurunkan diri dari atas meja.

Eva menggeleng, "Aku tidak tahu!" Jawabnya.

"Coba kamu ingat-ingat."

Eva memberikan waktu bagi dirinya untuk berpikir, hingga akhirnya dia berteriak seolah mendapatkan pencerahan, "Aku tahu! Jill bermain dengan sebuah boneka kemarin lusa."

"Apakah kamu yakin itu bonekamu?"

"Iya! Dia bermain dengan boneka beruang! Itu pasti punyaku!"

Eva segera berlari keluar gudang kerja ketika dirinya sudah tahu jawabannya. Dia bahkan tidak perlu untuk menunggu Arto untuk menemaninya.

Tetap saja, Arto harus menemani teman manusianya itu. Dia sudah merasa bahwa ini adalah kewajibannya. Dia juga dapat memprediksikan akan ada pertengkaran antara Eva dan Jill.

Seperti yang robot itu duga, Eva melabrak Jill dan boneka beruangnya.  Secara kebetulan, Jill bermain dengan sebuah boneka beruang coklat yang serupa dengan milik Eva. Boneka itu menggunakan kancing baju sebagai mata kiri dan tutup botol sebagai mata kanan. Jelas, itu berbeda dengan apa yang Eva miliki. Meskipun demikian, Eva tidak memperdulikannya dan bersikeras menyatakan kepemilikan.

"Berhenti bermain dengan bonekaku!" Jerit Eva sembari menarik paksa salah satu tangan boneka itu.

Jill tidak mau tinggal diam dan membiarkan Eva merebutnya, "Tidakkk!!" Tukas gadis muda itu sembari menarik salah satu kaki boneka.

Kreeakkk...!!!

Jahitan di boneka itu kian melonggar dan membiarkan isian didalamnya keluar. Dua gadis yang saling berebutan enggan berhenti dan terus bersikukuh mempertahankan boneka itu di tangan mereka.

"E-va?"

"Arto! Bantu aku! Tuan Teddy harus kembali ke tanganku!"

"Tuan Teddy? Bukan!" Jill membatah, "Namanya adalah Misha!"

Arto melirik kepada Jill kemudian Eva dan kembali ke Jill lagi, hingga akhirnya dia sendiri merasa tidak mampu untuk membela salah satu dari mereka berdua.

"Eehh... Hentikan atau kalian a-"

...!!!

Krrreeeeakkk...!!!

"-akan merusaknya..."

Kedua gadis itu terjatuh pada posisi yang saling berlawanan. Masing-masing dari mereka membawa bagian dari boneka beruang yang sudah terbelah menjadi dua. Eva dengan bagian kepala dan setengah bagian badan, sementara Jill bagian kaki dan setengah badan yang lain.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk segera menyadari perbuatan mereka. Boneka itu telah rusak dan kini tidak akan dapat dimainkan.

Eva mendapatkan sesuatu dan segera menyadarinya. Dia melihat bahwa mata boneka itu berbeda dengan mata boneka miliknya yang asli. Itu bukanlah Tuan Teddy seperti apa yang dia pikirkan. Itu memang boneka beruang milik Jill.

"Eva merusaknya!! Eva merusaknya!!!" Isak tangis Jill sembari meronta-ronta.

Eva sadar akan kesalahannya, namun dia tidak tahu apa yang perlu dia lakukan. Maka dari itu dia melihat ke arah Arto yang sedari tadi hanya berdiri diam. Gadis itu berkedip dua kali dengan cepat, seolah memberikan kode untuk bantuan.

Andaikan robot itu memiliki sistem pernapasan, mungkin dia sudah menghela napas yang teramat panjang. Dia adalah robot yang diciptakan untuk menghadapi musuh, bukan sesuatu yang seperti mengasuh anak.

"Ji-" Ucapan Arto terhenti karena Jill segera bangkit dan berlari masuk ke rumah Bibi Amanda.

Hal itu membuat Arto dan Eva sendirian disana. Keduanya saling memandang sebelum akhirnya Eva mulai menitihkan air matanya.

"Arr-too..." Ujar gadis itu terbata-bata, "A-kku min-ta maaff-" Lanjutnya.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang