My Love "3"

17.5K 1.2K 13
                                    



"Nn...Hirosawa san..Ah..Ah..Hiro..Ahh..."

Desah Yume saat keduanya melakukan Sex.

"Yume.."

"Nng...ahh...Ah...!"

Jeritnya saat Hirosawa menekannya semakin dalam,

"Aku..ahh.. merasa penuh..."

Desahnya sambil memegangi perut teposnya yang basah karena spermanya yang membasahinya.

Sedangkan di kasurnya sudah penuh sperma Hirosawa yang terus dia keluarkan di dalam lubang kecil Yume yang menjadi licin saat melakukannya.

Dia terlihat sangat bersemangat dan terus melakukan tarikan dan masukan dengan cepat.

"Aahh! Ahh!! Hirosawa! Ahh!!"

"Yumee! Yume!! Aku mencintaimu!"

"Ah..Ah.. Hiro..ah...aku juga..Ah.."

Hirosawa segera melumat bibir Yume agar dia bisa diam karena tekanan yang diberikannya.

"Nn..Nn..Ng.."

"Haa..Haaa...Haa..."

Keduanya mendesah setelah melepas ciuman mereka. Hirosawa pun berhenti setelah mengeluarkan yang terakhir,

Dia mengusap wajah Yume dan tersenyum senang.

"Tidurlah.. sisanya serahkan padaku.."

"Hmm.."

Balasnya mencium tangan Hirosawa yang menyentuhnya.

"Selamat malam. Mimpi indah.."

Ucapnya pada Yume sebelum dia terlelap.

Hirosawa mencium keningnya dan memeluknya.

"Haa..aku merasa ingin setiap hari melakukannya.."

Gumamnya sedikit kecewa.

"Yume, aku ada perjalanan dinas selama seminggu. Mau ikut denganku?"

Tanya Hirosawa sambil mengemas pakaiannya.

"Tidak, aku harus bekerja."

Balasnya dalam kamar mandi.

"Kenapa? Ambil cuti dan jalan bersamaku!"

"Tidak! palingan hanya diam dalam hotel! Kau pergi seharian dan meninggalkanku di dalam hotel!"

"Itu karena klienku tidak mau ada orang lain selain rekan kerja. Maafkanku."

"Iya. Iya aku tidak menyalahkanmu. Tapi memang lebih baik aku tidak ikut, jadi kau bisa fokus pada kerjaanmu."

"Tapi aku mau kau ikut."

"Sudah kubilang aku harus kerja."

Balasnya keluar dari kamar mandi.

"Tapi aku akan rindu denganmu kalau begitu."

"Kau hanya pergi selama seminggu, kenapa juga seperti tidak akan bertemu bertahun-tahun!"

Kesalnya melihat sikap Hirosawa kekanakan memintanya ikut.

Dia tertawa.

"Baiklah, aku akan pulang cepat!"

"Iya. Apa yang belum di bawa? Semuanya sudah siap?"

"Hmm.. Masih ada satu yang belum."

"Apa?"

Tanyanya melihat Hirosawa. Hirosawa tersenyum dan menariknya ke dalam kasur.

"Aku ingin melakukannya sampai besok."

"Kau harus kerja besok!"

"Tidak apa-apa. Aku akan tidur di pesawat nanti."

Balasnya senang dan melepas handuk yang terpasang pada Yume.

Yume hanya merelakan tubuhnya kotor lagi.

Apalagi dia tidak akan bertemu denganya selama seminggu.

Paginya Hirosawa pergi dengan wajah cerah. Yume masih terlelap dalam selimut tebalnya karena lelah.

Saat dia bangun, kekasihnya sudah pergi. Dia pun bersiap-siap pergi kerja.

Selama kepergian Hirosawa, Yume tidak terlalu banyak di dalam apartemen kecuali istirahat seharian lalu berangkat kerja.

Karena dia tidak perlu masak untuk Hirosawa jadi dia hanya makan makanan siap saji.

Tapi pada suatu pagi dia merasa kurang enak badan.

"Hooekk!!! Hooekk!"

Sejak pagi tadi dia hanya muntah-muntah.

"Apa masuk angin?"

Pikirnya terhenti sejenak lalu kembali memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa air.

Dia pun tidak nafsu makan dan sering melewatkan makan malamnya.

Setelah muntahnya berhenti, dia segera bersiap-siap berangkat kerja. Karena sendirian dalam apartemen akan membuatnya rindu pada Hirosawa, walau sebentar lagi dia akan pulang.

Yume tertidur di ruang Owner karena lelah.

"Yume, kalau sakit kenapa datang? kau mengagetkan pelanggan karena mual-mual!"

"Hm.. maafkanku Owner. Kupikir aku Cuma masuk angin. Hm.."

Dia segera bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi. Terdengar suara muntahan Yume lagi membuat Owner khawatir.

"Kau tidak apa-apa? Yume! Biar kuantar ke rumah sakit!"

Yume tidak bisa menjawabnya karena masih muntah.

Hp Yume pun berdering, Owner yang melihat nama panggilan itu segera mengangkatnya.

"Hiro chan! Yume sakit! Segeralah kembali!"

Pekiknya segera setelah menekan tombol hijau.

Hirosawa masih terkejut mendengar suara owner, dan segera menutup teleponnya.

"Hiro chan!!"

Pekiknya karena dia menutup teleponnya.

Yume pun keluar dari kamar mandi dengan lelah karena sudah tidak ada lagi yang bisa dia keluarkan.

"Yume!!"

Pekik Owner segera menopang tubuhnya sebelum jatuh ke lantai.

"Ow-owner.. apa Hirosawa telepon?"

"Iya. Dia tadi telepon, tapi dia segera menutupnya karena aku yang bicara. Maaf Yume dia pasti membenciku, jadi menutup teleponnya."

"Tidak apa-apa, lebih baik jangan katakan apapun padanya."

Balas Yume lemah.

"Kau baik-baik saja? Aku akan membawamu ke dokter!"

"Tidak perlu, mungkin hanya masuk angin. Setelah istirahat mungkin akan sembuh, aku izin pulang owner."

"Kau yakin? Tidak mau ke dokter? Bagaimana kalau kau pingsan di dalam apartemenmu?!"

"Tenang saja, aku akan baik-baik saja."

Balasnya segera mengganti pakaiannya.

Tapi sebelum dia selesai mengganti pakaiannya dia justru jatuh pingsan ke lantai keras kamar Owner.

"Yume!!"

Pekik Owner kaget. Dia segera menggendong Yume dengan machonya.

"Owner apa yang terjadi pada Yume?"

Tanya rekan kerja Yume.

"Siapkan mobil! Kita ke rumah sakit!"

"Baik!"

"Yume bertahanlah!"

Pekiknya benar-benar kalang kabut.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang