Kenzo pun terbiasa dengan rantai di kakinya, dia bisa melakukan hal lain selain itu.
Dia berkaca di depan cermin, perutnya benar-benar sudah tampak bulat dan berat.
Bajunya juga sudah sempit semua karena perut besarnya.
Dia menghela napas, dia benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan mengandung anak Sino. Tidak pernah sekalipun dia berpikir ingin bersama Sino. Tapi takdir berkata lain untuk mereka.
"Kenzo, apa yang kau lakukan? Sudah selesai mandi?"
"Kenapa kau masuk! Aku tidak meminta bantuanmu!"
"Karena kau lama dalam kamar mandi! Kupikir terjadi sesuatu!"
Balasnya menghampiri Kenzo. Dia mengambil handuk dan mengeringkan tubuh Kenzo dengan pelan-pelan.
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Aku ingin memantau keadaan kalian."
Ucap Sino, Kenzo hanya diam.
"Dan kita akan belanja, bajumu sudah tidak muat semua kan?"
Sambungnya, dia pun berjalan pergi dan Kenzo mengikutinya.
"Salah siapa bajuku sekarang semua sempit!"
Marahnya, Sino tertawa kecil mendengar perkataan Kenzo yang terdengar lucu.
"Maaf, setelah bayinya lahir kau bisa memakai pakaianmu lagi."
Sino mengambil kunci dan membuka rantai di kaki Kenzo.
"Pakai pakaianmu dan kita akan pergi."
Pesannya melepas perban di kakinya juga.
"Kau tidak takut aku kabur darimu?"
"Aku akan menemukanmu dimanapun kau berada, jadi jangan pernah menghilang dari hadapanku."
Jawabnya.
Sino pun membawa Kenzo ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin kandungannya.
Tapi Sino justru memijit jidatnya karena melihat Kenzo terlelap selama pemeriksaan.
"Bisa-bisanya dia tidur disaat begini!"
Geram Sino,
"Dia sudah lebih tenang,"
Ucap dokter pada Sino. Sino menatap dokter dan mengingat hari dimana Kenzo menghilang.
"Maaf sudah membuat anda repot waktu itu. Dia pergi tanpa pamit jadi aku menyalahkan rumah sakit atas hal ini."
"Setiap orang pasti akan panik jadi kami maklumi. Untung saja cctv memberi penjelasan yang pasti,"
"Aku hanya takut mereka belum menyerah dan datang mengambil Kenzo."
"Penjagaan rumah sakit sangat ketat, kami selalu berusaha menjaga keamanan para pasien di sini. Jadi tidak perlu khawatir, lalu bagaimana kau menemukannya?"
"Melalui semua cctv di jalan."
Jawab Sino. Kini sang dokter yang memijit jidat, ternyata masih ada orang yang seposesif ini, pikirnya.
"Tapi syukurlah dia baik-baik saja."
"Iya,"
"Tolong jaga dia dengan baik."
Pesan dokter sebelum pergi.
Sino mengusap pipi Kenzo sebelum membangunkannya.
"Hey bangun,"
Panggilnya tapi tidak merespon sama sekali.
Sino merasa kesal dengan tidurnya.
"Hey, aku membawamu ke sini bukan untuk tidur. Ayo bangun."
".........................."
Sino menatap Kenzo. Dia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Kenzo.
"Kalau kau tidak bangun, aku akan menciummu."
Bisiknya membuat Kenzo reflek buka matanya.
Dia pun langsung berjalan pergi tanpa kata-kata. Sino tertawa kecil dan mengikutinya dari belakang.
"Kenzo kita pergi makan dulu, baru belanja."
Ucap Sino mulai menjalankan mobilnya.
"Bau.."
Balas Kenzo menutup hidungnya.
"Bertahanlah dan pakai maskernya."
Pesan Sino memberikan masker baru, dia membeli banyak untuk Kenzo pakai.
"Lain kali aku beli kendaraan roda dua saja."
"Hm.."
Jawabnya kembali Kenzo akan terlelap.
"Jangan tidur lagi, kita hampir sampai."
Panik Sino karena susah membangunkan Kenzo saat dia tidur.
Kenzo benarr-benar tidak lagi banyak bicara, dia akan diam membisu sepanjang hari atau dia akan tidur seharian penuh.
Dia tidak lagi marah pada Sino karena sudah terlanjur terjadi, kata pepatah nasi sudah jadi bubur. Dia sudah hamil besar dan beberapa bulan lagi akan segera melahirkan.
Jadi percuma marah tidak jelas.
Sino membawa Kenzo ke tempat makan yang dekat dengan pusat perbelanjaan agar Kenzo tidak lagi tidur saat berada di dalam mobil. Mereka pun cukup berjalan kaki untuk masuk ke dalam toko sehabis makan.
Selesai membeli baju baru, Sino pun membawa Kenzo melihat keperluan bayinya nanti.
Kenzo hanya terdiam melihat perlengkapan bayinya.
Dia mengusap perutnya dan melihat Sino.
"Apa aku benar-benar melakukannya atas keinginanku?"
Tanyanya pelan pada Sino. Sino menatapnya,
"Apa kau mengingat sesuatu? Tentu saja kita melakukan atas nama cinta."
Jawabnya, Kenzo kembali diam.
"Apa aku mencintaimu?"
Tanyanya lagi. Sino menatapnya,
"Sangat mencintaiku."
Jawabnya.
"Pembohong."
Balas Kenzo berjalan pergi. sino tersenyum,
"Sepertinya dia sudah mengingat masa lalunya.."
Gumam Sino senang. Pantas saja dia tidak lagi banyak marah, pikir Sino mengingat sikap Kenzo yang sudah bisa menerima kenyataan ini.
Kenzo terdiam melihat Sino mendorong troli yang penuh belanjaan mereka.
Itu semua pilihan Sino semua. Kenzo hanya mengiyakan apapun yang dikatakan Sino.
Kenzo kembali menutup hidungnya saat masuk ke dalam mobil. Sino sibuk mengemasi barang-barangnya di belakang.
Buru-buru dia mengendarai mobilnya setelah semuanya beres.
Setelah sampai apartemen Kenzo langsung tiduran di sofa.
Sino mengambil minuman untuk Kenzo,
"Hey minum dulu. Nanti dehidrasi."
Pesannya, padahal dia sudah mau terlelap tapi dibangunkan Sino. Dia pun meminum minumannya dan kembali berbaring dalam sedetik dia sudah tidur nyenyak..
Sino menggeleng kepala.
"Benar-benar deh bayiku kenapa begitu malas?"
Pikirnya berjalan ke dalam dapur untuk memenuhi kulkas dengan belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love (Mpreg)
RomanceSindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK. seperti yang diminta pembaca wattpad Tsuki tentang Mpreg(Man Pregnant)...