Malam sebelum hari operasi, Sayuki pun merintih sakit perut.
Ditengah malam begini Sayuki merintih sakit perut. Kojirou pun panik.
Untung Sino dan Kenzo masih menginap di apartemennya.
"Sayuki! Kau tidak apa-apa?!"
"Perutku sakit.."
"Kenapa?!"
"Aku tidak tahu, dia tiba-tiba sakit."
"Besok pagi hari operasimu."
"Boss bawa ke rumah sakit! Biar dokter bisa menangani Sayuki!"
Pekik Sino dan segera mereka pergi dengan Kenzo yang jadi sopir.
Tapi dokter justru tidak ada karena memang masih tengah malam.
Dokter akan datang pagi nanti.
Susternya menjelaskan bahwa ini tahap awal persalinan, jadi dia akan merasakan sakit sebelum bayinya lahir. Jika dia bisa melahirkan normal maka harus menunggu sampai tahap selanjutnya, tapi Kojirou menolaknya dan meminta operasi segera, tapi waktu operasi sudah ditentukan dan besok pagi, jadi mereka harus menunggunnya.
"Apa kau bisa bertahan sampai besok?"
Tanya Kojirou khawatir, Sayuki mengangguk dan tersenyum walau dia sakit.
Dia tidak mau Kojirou sedih melihatnya. dia harus sakit dua kali karena kontraksi bayinya sudah meminta keluar duluan.
Suster pun mengganti pakaian Sayuki dan merawatnya. Kojirou, Sino dan Kenzo hanya bisa menunggu dan berharap cepat pagi.
"Dokter!! Tolong Sayuki!"
"Tenang, aku akan melakukan persiapannya. Jadi jangan menghalangi jalan kami."
Pesan dokter melihat ketiganya terus mendesaknya sejak kedatangannya pagi tadi.
Dia pun melakukan tugasnya.
"Sayuki, kau akan baik-baik saja."
Pesan Kojirou mencium kening Sayuki. Dia sama sekali tidak bisa tidur karena sakit. Dia tersenyum pada Kojirou dan suster pun membawanya ke ruang operasi.
Lampu operasi pun menyala saat dia masuk ke dalam ruang.
Ketiganya kembali harus menunggu.
Berjam-berjam mereka lalui dalam keheningan, mereka terus memanjatkan doa dalam hati walau tidak kasat mata. Mereka sangat khawatir.
Lalu lampu operasi mati dan keluar suster dengan buru-buru membawa bayi Kojirou yang tidak bergerak atau pun menangis.
"Suster apa yang terjadi?!"
"Tolong jangan menghalangi jalan!"
Marahnya berlari pergi. Sino mengejar suster tersebut untuk melihat bayi Kojirou kenapa tidak mengeluarkan suara. Lalu Sayuki yang keluar dari ruang operasi.
"Dokter apa yang terjadi pada mereka?!"
Marah Kojirou emosi.
"Obat biusnya terlalu kuat untuk Sayuki, dan bayinya juga terkena dampak. Tapi mereka baik-baik saja, setelah biusnya hilang mereka akan kembali sadar."
"Kau yakin dokter?!"
"Iya, aku yakin. Jadi tunggulah."
Pesannya berlalu pergi.
Kojirou tentu tidak bisa tenang, mau tunggu sampai kapan?!
"Boss kita lihat bayinya."
Pesan Kenzo dan Kojirou menyetujuinya langsung.
Sino terdiam melihat bayi Kojirou dalam inkubator karena kekurangan oksigen. Bayinya tertidur dengan tenang di dalam. Kojirou pun datang dan hanya bisa melihat dari luar ruangan kaca.
"Anakku.."
Panggil Kojirou melihat bayinya tidak bergerak dalam inkubator.
"Boss, si kecil akan baik-baik saja. aku sudah tanya suster. Bagaimana Sayuki?"
"Dia belum sadar."
"Kuharap Sayuki baik-baik saja."
Doa mereka. Menunggu sudah seperti kebiasaan mereka sekarang. menunggu bayinya sadar, menunggu Sayuki sadar. Siapa yang terlebih dulu sadar? Atau tidak akan pernah sadar?
Itu bukan suatu pilihan melainkan takdir...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love (Mpreg)
RomanceSindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK. seperti yang diminta pembaca wattpad Tsuki tentang Mpreg(Man Pregnant)...