"Mama bangun! Mama! Hiroi lapar!"
Panggilnya tetap tidak direspon.
"Hiroi, jangan guncang tubuh mama!"
Pesan dokter menurunkan Hiroi ke lantai.
"Ayumu?"
Panggilnya menyentuh Ayumu.
"Ayumu demam. Hiroi jangan dekat dengan mama dulu. Hiroi pergi keluar, mama akan ku tangani okey."
"Tapi dokter, mama.."
"Dia baik-baik saja, hanya demam."
Pesannya membawa Hiroi keluar kamar dan menutup kamarnya.
Dokter Hide segera mengganti pakaian Ayumu yang basah karena keringat dingin dan memakaikan pakaiannya. Ayumu tidak banyak pakaian. Dia membeli seadanya.
Dokter Hide tidak mau keluar lagi dan ambil gampangnya saja. pakaiannya banyak untuk dipakai Ayumu.
Dia mengambil kotak p3k yang selalu ada di ruangannya.
Air putih juga sudah siap. Memang dipersiapkan sejak malam agar dia tidak keluar saat tengah malam.
Dia meminumkannya pada Ayumu.
Perlahan dia membuka matanya. Dan shock hingga mendorong dokter Hide sampai terjatuh dari kasur ke lantai.
"Jan-jangan mendekat! Men-menjauh! Jan-ngan menyentuhku!"
Pekiknya histeris.
"Ayumu tenanglah!"
Balas dokter Hide yang ikut kaget karena respon Ayumu.
"Jangan sentuh! Menjauh!"
Balasnya.
"Okey! Okey! Aku tidak akan menyentuhmu! Jadi tenangkan dirimu!"
Pesan dokter Hide tahu kenapa dia begitu histeris,
Ayumu kembali tenang karena pengaruh obat yang mulai bekerja. Dia terlelap kembali. Dokter Hide menghela napas panjang dan segera menyelimutinya.
"Bikin kaget saja!"
Kesalnya pergi dari sana.
"Hiroi."
Panggil dokter Hide melihat Hiroi duduk di depan pintunya.
"Ada apa dengan mama?"
"Mama demam karena stres. Tapi dia tidak apa-apa."
"Mama stres? Apa karena Hiroi tidak jadi anak baik?"
"Bukan karena Hiroi, tapi karena orang lain."
"Siapa yang melakukannya?!"
"Jangan pedulikan, dokter akan buatkan makanan untuk mama dan kita makan."
"Aku akan membantu dokter."
"Tidak perlu. Duduk nonton saja. serahkan semuanya padaku."
"Baik!"
Balasnya senang.
Dokter Hide segera ke dapur untuk masak sebelum Ayumu bangun dan merasa lapar nanti.
................................................
Ayumu tidur dengan tidak tenang, dia bermimpi buruk terus. Hide yang melihat keringat dingin Ayumu pun segera mengeringkannya dengan handuk.
Hingga dia kembali sadar dan Hide segera menjauh agar dirinya tidak kaget.
"Kau sudah bangun?"
"Ma-maaf..Aku sudah merepotkan dokter.."
Ucapnya lelah.
"Tidak apa-apa, istirahatlah."
Balasnya.
Ayumu melihat jarak dokter Hide dengan dirinya begitu jauh. Dia pikir karena penyakitnya dia menjauh, takut akan tertular.
"Aku akan membersihkan segalanya dalam kamarmu. Maaf aku mengotori kamarmu dokter."
Ucapnya menyesal. Dia pun berjalan turun dari kasur, dia melihat bantal dokter Hide yang basah karena keringatnya. Dia panik sekali dan segera membersihkannya.
Dokter Hide pun menghentikannya.
"Apa yang kau lakukan?"
Tanyanya.
"Aku akan membersihkan kotorannya dokter. Akan kupastikan dokter tidak tertular."
Balasnya panik sambil membersihkan kasur Hide. Sekarang dia mengerti kenapa sikap Ayumu yang tidak mau dekat dengannya ataupun Hiroi.
Dia hanya takut menularkan virus TBC nya. Padahal dirinya sudah sembuh, semua virusnya sudah dilumpuhkan.
"Ayumu!"
Panggilnya menghentikan Ayumu dan membalikkan badannya.
"Jangan sentuh! Aku berkeringat!"
"Kau tidak akan menularkan apapun! Kau sudah sembuh! Bukankah aku sudah bilang bahwa kau sudah sembuh total!"
"A-Aku..Aku takut.."
Jujurnya. Dokter Hide memeluknya.
"Jangan takut, semua sudah baik-baik saja."
"Dokter yakin? Bagaimana aku bisa percaya kalau aku sudah sembuh? Bagaimana kalau aku masih sakit?"
Tanyanya tidak percaya. Dokter Hide pun mencoba membuktikannya dan mencium Ayumu begitu lama hingga saliva-saliva mereka bercampur.
"Kau percaya sekarang?? Kau sudah sembuh! Aku bisa menjaminnya!"
Ayumu bingung kenapa dokter menciumnya. Wajahnya semakin merah. Dokter menyadari penyebabnya.
"Maaf aku melakukannya tanpa izin."
Ucapnya dan Ayumu menggeleng tanda tidak.
"Kau tidak akan marah kan?"
Tanyanya lagi dan dia menggeleng tanda tidak. Jantungnya berdetak dengan cepat pipinya juga merona.
"Oh yah aku sudah buatkan bubur, makanlah selagi hangat."
"Dokter tidak perlu repot-repot."
Dokter Hide kembali mendudukkannya ke kasur dan menyuapinya.
"Dimana Hiroi?"
"Dia sedang nonton tadi. Dia bilang dia akan jadi anak baik dan menunggumu."
Jawabnya membuat Ayumu tertawa kecil. Anaknya memang sudah besar sekarang,
"Makanlah lagi."
Sambung dokter Hide dan kembali menyuapi Ayumu hingga setengah mangkok.
"Hari ini istirahat saja. kau tidak perlu kerja."
Pesannya pada Ayumu.
"Dokter yakin? Aku masih bisa melakukannya."
"Tidak, kau tidur saja."
"Dokter! Apa mama sudah sadar?"
Tanya Hiroi dari luar.
Dokter menatap Ayumu.
Dia menggeleng tanda tidak.
"Mama Hiroi masih sakit. Nonton saja dulu, nanti dokter temani."
Balasnya, si kecil pun pergi dengan kecewa.
"Kenapa kau tidak menemui Hiroi?"
"Aku tidak mau dia tertular demamku. Aku tidak bisa melihatnya sakit."
"Baiklah. Tetap di sini, aku akan menemaninya."
Ayumu mengangguk.
Dokter Hide segera menemani Hiroi nonton siaran TV kesukaannya. Dan Ayumu kembali tidur untuk memulihkan tenaganya agar bisa bermain dengan Hiroi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love (Mpreg)
RomanceSindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK. seperti yang diminta pembaca wattpad Tsuki tentang Mpreg(Man Pregnant)...