Paginya Kojirou benar-benar datang menjemputnya, Sayuki sudah menunggunya datang. setelah Kojirou datang mereka segera pergi dari rumah sakit.
"Apa kau sudah makan?"
Tanya Kojirou pada Sayuki.
"Aku sudah makan.."
Jawabnya pelan.
"Makanlah lagi. Kau sangat kurus."
Ucapnya berhenti di depan Restoran HokBen. Dia memesan 2 paket besar untuk mereka.
Sayuki hanya diam menatap makanannya begitu banyak.
"Aku tidak makan banyak.."
Ucapnya pada Kojirou.
"Aku akan membantumu, jadi makan dulu."
Jawabnya sudah menyantap makanannya.
Sayuki juga masih diam, dia tidak berselera makan.
"Ayo makan!"
Perintahnya, mau tidak mau dia pun makan sedikit demi sedikit.
Sisanya masih banyak dan Kojirou menghabiskannya.
Saat dia masuk ke dalam mobil, hpnya berdering.
"Boss!"
Pekik suara keras diseberang.
"Apa?!"
Balas Kojirou tak kalah kerasnya. Sayuki sampai menutup telinganya.
"Boss! Orang ini tak mau bayar! Dia mengancam kami!"
"Apa?!"
"Bagaimana sekarang?!"
"Aku akan ke sana! Tunggu saja sampai aku datang!"
Pekiknya segera menjalankan mobilnya dengan laju.
Sayuki memegang sabuk pengamannya dengan erat karena laju mobil Kojirou seperti seorang pembalap dan sampai di tempat tujuan tidak lama setelahnya.
"Kau! Tunggu di sini!"
Pesannya pada Sayuki dan dia sendiri langsung keluar mobil dan berlari ke dalam sebuah apartemen kecil.
Dia didatangi beberapa bawahannya.
"Boss! Dia menutup pintunya!"
"Dobrak saja!"
Perintahnya dan segera di dobrak.
"Jangan mendekat! Aku akan membunuh diriku jika kalian mendekat!"
"Siapa yang peduli dengan hidupmu!"
"Kau sudah menunggak hutangmu selama 3 bulan! Dan sekarang kau masih tidak mau bayar?!"
"Aku tidak punya uang! Semuanya sudah habis!"
"Aku tidak peduli! Pokoknya kembalikan semua uang yang sudah kau pinjam!"
Kojirou hanya diam melihat anak buahnya bertengkar.
Sedangkan orang itu terus menodongkan pisau dapur pada mereka.
Dengan arahan matanya, salah satu anak buah di sampingnya membuat keributan dengan melempar apapun yang ada di dekatnya membuat orang itu kaget,
Kojirou pun menghampirinya dan mengambil pisau tersebut tanpa takut terluka.
Tangannya mulai berdarah karena bergesekan dengan pisau tersebut saat direbut.
"Hajar dia."
Perintahnya dan berjalan pergi.
Beberapa segera menghajarnya.
"Boss! Tanganmu berdarah!"
"Ini hanya luka kecil. Bereskan saja, dia sudah menungguku!"
Pesannya segera pergi karena Sayuki sudah menunggunya di mobil.
Sayuki kaget dengan kedatangan Kojirou yang berdarah dibagian tangannya.
"Kau berdarah.."
Ucapnya pelan. Kojirou menatapnya.
"Pekerjaanmu akan seperti ini, jadi persiapkan dirimu."
Balasnya, Sayuki terdiam menatapnya. Dia tahu pekerjaan rentenir itu tidak mudah.
"Aku akan bekerja dengan baik.."
Jawab Sayuki. Dia pun mengambil pakaian sisanya dan merobeknya dengan susah payah. Kojirou hanya menatapnya merobek bajunya sendiri.
"Berikan tanganmu."
Ucapnya dan Kojirou memanjangkan tangannya ke arah Sayuki. Sayuki membersihkan darahnya terlebih dulu baru membungkusnya.
"Segeralah ke rumah sakit, agar pendarahannya bisa berhenti."
"Kau tidak perlu repot seperti itu, kau hanya membuang bajumu saja."
"Tidak apa-apa, asal lukamu bisa diobati."
Balasnya. Kojirou kembali menatapnya.
"Kita akan ke rumahmu, ambil barang yang menurutmu berharga."
Ucapnya menarik tangannya dari tangan Sayuki dan mulai mengemudi.
Selama perjalanan pulang ke apartemen Kojirou di lantai paling ujung yaitu ke 20, keduanya hanya hening. Tidak ada yang bersuara kecuali bunyi lift.
Saat Sayuki masuk ke dalam apartemen Kojirou yang terlihat kosong itu, hanya ada tv dengan sebuah sofa di depannya. Dan tirai jendelanya tertutup rapat seperti tidak pernah dibuka.
Masih banyak ruang besar yang tersisa. Sedangkan dapurnya hanya ada beberapa perabotan seperti sebuah periuk, wajan, beberapa sendok makan serta beberapa piring kosong.
Tidak ada lainnya lagi.
Sayuki melihat sekitar apartemennya yang seperti tak berpenghuni ini.
Dia benar-benar tidak bisa membayangkan Kojirou tinggal di apartemen kosong seperti ini.
Dia melihat Kojirou yang menyiapkan kamar tamu untuk dia tinggali,
Saat dia keluar hpnya kembali berdering.
"Aku ke sana sekarang!"
Jawabnya.
Dia melihat Sayuki sebelum pergi.
"Kau! Jangan kemana-mana! Aku tinggalkan kunci untukmu! Kau akan bekerja setelah tubuhmu baikan!"
Pesannya pergi dengan cepat.
"Dia orang yang sibuk.."
Gumam Sayuki masuk ke dalam kamarnya, dia meletakkan koper kecilnya yang hanya berisi baju tidak ada barang berharga di rumahnya karena semuanya sudah disita.
Sayuki sendiri melihat sekitarnya yang sangat berdebu.
Dia pun segera bersih-bersih.
Bukan hanya kamarnya yang dia bersihkan, tapi seluruh ruangan dia bersihkan.
Selesai membersihkan ruangan, Sayuki kembali mengambil pakaian kotor Kojirou serta tirai jendela dan sprai dia ganti semuanya karena kotor. Dia bekerja tak henti seharian.
Dia pun beristirahat sejenak karena lelah. Dia melihat jam sudah sore, dia menghela napas yang duduk di sofa kojirou.
Dia kembali bangkit karena merasa lapar, dia membuka kulkas untuk membuat makan malam. Tapi hanya terlihat beberapa kaleng bir saja, tidak ada hal lain.
Dia kembali menghela napas.
"Apa yang harus dimakan?"
Gumamnya, dia sama sekali tidak punya uang karena dipaksa keluar dari rumahnya dan tidak membawa apapun saat itu.
Dia tidak bisa berbelanja keperluannya saat ini.
Dia kembali duduk di sofa dan menghela napas panjang.
Rasa kantuk pun datang menyerangnya karena lelah.
"Kapan dia pulang?"
Gumamnya sebelum menutup matanya dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love (Mpreg)
Roman d'amourSindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK. seperti yang diminta pembaca wattpad Tsuki tentang Mpreg(Man Pregnant)...