My Love "167"

3.5K 339 106
                                    



"Su-zume?"

Panggilnya masih shock melihat ayah kesayangannya tidak sadar. Dokter yang merawatnya terlihat kaget karena Kyoya membuka pintu cukup kasar.

"Anda siapa pasien?"

Tanyanya membuat Kyoya tersadar. Dia masih diam dan menatap dokternya sebelum dia beranjak mendekati sang dokter.

"Katakan apa yang terjadi padanya?!"

Marah Kyoya emosi memegang kerah baju sang dokter.

"A-apa yang kau lakukan?!"

"Katakan! Apa yang terjadi pada Suzume?!"

"Suzume dehidrasi!"

"Dehidrasi?! Apa maksudmu?! Kenapa dia bisa dehidrasi?!"

"Karena demam tinggi dan muntah-muntah!"

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia baik-baik saja?!"

"Dia baik-baik saja setelah diinfus, keadaannya sudah lebih baik dari kemarinnya."

Jawabnya membuat Kyoya melepas tangannya.

"Sejak kapan dia.."

"Sudah 3 hari dia di sini. Hari pertamanya dia tidur seharian, kemudian hari keduanya dia bisa duduk dan kemarin dia minta pulang. Aku tidak mengizinkannya."

Jelas sang dokter sambil melihat data Suzume yang dia dapatkan dari suster.

"Dia hanya tinggal seorang diri, jadi untuk tetap menjaga keduanya kami memintanya untuk tetap tinggal."

Kyoya menatap dokternya. Dan merasa bingung dengan kata 'Keduanya.' Lalu tadi dia bilang tinggal sendiri bukan?

"Apa selama ini dia tinggal sendiri?"

"Benar, dia seorang diri. Rekan kerjanya yang membawanya ke sini karena pingsan. Kata rekan kerjanya dia punya keluarga tapi dia tidak bisa dihubungi lagi."

".........................."

Dia baru ingat dia mengganti nomornya. Dia menyesal sekarang, saat ayahnya butuh bantuan dia justru tidak bisa dihubungi.

"Lalu kau siapa pasien?"

"........................"

Dia bingung harus jawab apa. Jika dia bilang anak maka akan panjang ceritanya. Tapi kalau dia bilang bukan siapa-siapa dokter akan curiga padanya.

"Jangan bilang kau ayah dari kandungannya?"

Tanya sang dokter memicingkan matanya menatap Kyoya yang matanya melebar 5 centi hampir mengeluarkan bola matanya.

"Apa yang kau bicarakan dokter? Ayah dari kandungan siapa?"

Tanyanya masih kaget.

"Ayah dari kandungan Suzume, dia sudah mengandung 8 minggu dan akan masuk minggu ke 9."

Jawabnya membuat kaki Kyoya lemas dan terjatuh ke lantai bahkan dokter sampai kaget.

"Tidak...mungkin..."

Gumamnya masih shock.

"Kau baik-baik saja?"

Tanya dokter panik,

"Ini tidak mungkin! Ini tidak nyata!"

Pekiknya tidak menerima kenyataan ini. Dia menarik kerah baju dokternya lagi,

"Katakan kalau ini tidak nyata! Tidak mungkin Suzume hamil! Tidak mungkin!!"

"Jadi kau sudah tahu sindrom ini bukan? Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu lagi. Jawabannya akan tetap sama, dia sedang mengandung."

Jawab dokter membuat Kyoya benar-benar ambruk dan duduk berlutut di lantai.

".............................."

Dia pun diam seribu bahasa, dokter menepuk pundaknya.

"Bertanggung jawablah dengan apa yang sudah kau lakukan."

"................................"

Dokter pun berjalan pergi,

"Bagaimana bisa ini terjadi? Dia tetap akan menanggapku anaknya.."

Jawab Kyoya membuat dokter terhenti. Dia berbalik melihat Kyoya yang sangat sedih, shock dan tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata. Wajah sakit atau ekspresi menyesal.

"Kau keluarga satu-satunya Suzume yang dibicarakan rekan kerjanya?"

"................................."

"Kau anak dari Suzume?"

"................................"

"Dan ayah dari kandungannya?"

"................................"

Kyoya benar-benar diam dan tidak bisa menjawabnya. Semua pertanyaan dokter tidak perlu lagi jawaban dari Kyoya.

"...................................."

"Kau benar-benar!"

Kali ini dokter yang marah dan menarik kerah baju Kyoya.

"Kau tahu betapa bahaya ini?! Kau meninggalkannya sendirian! Kenapa kau kembali sekarang?! Aku bahkan sering melihatnya menangis! Kau meninggalkannya bukan?! Karena keseringan menangis dan mual dia jadi dehidrasi dan bisa membahayakan janinnya! Kau tahu betapa membahayakan bagi keduanya!"

Marah dokter.

Kyoya juga diam, yang dikatakan dokternya benar semua. Dia meninggalkan Suzume sendiri dan bahkan tidak ingin lagi berhubungan dengannya.

"Maaf..Maaf...Aku tidak tahu akan jadi begini..Maaf...Maafkanku Suzume.."

Sesal Kyoya. Dokter yang melihat penyesalan Kyoya pun melepaskan pegangan tangannya.

"Dia benar-benar punya anak durhaka.."

Ucap dokter sama menyesal dan sedihnya. Dia berjalan pergi dengan lesu. Dia tidak tahu ternyata anaknya sendiri yang menghamili ayahnya.

Ini benar-benar tidak pernah diperhitungkan sang dokter. Dia tidak pernah menerima kasus seperti ini dan ini pertama kalinya. Dia sampai tidak bisa berpikir apa-apa lagi.

Dia berjalan pergi dengan lelah.

Kyoya sendiri duduk diam di lantai,

Suzume terlelap seperti tidak ada terjadi pertengkaran barusan. Karena pengaruh obat tidur dia jadi tidak sadar.

Dia tidak bisa tidur akhir-akhir ini karena itu dia meminta obat tidur yang dosis rendah dan tidak membahayakan janinnya.

Karena siapa dia jadi begini? Tentu saja karena anaknya yang tiba-tiba saja tidak bisa lagi dihubungi. Saat dia mengunjungi Kyoya dia sudah pindah apartemen lagi.

Suzume benar-benar putus hubungan dengan Kyoya sejak saat itu.

Kyoya tidak memberinya kabar, dia hanya bisa menunggu dan tidak mengganti nomornya berharap Kyoya menghubunginya. Sampai tadi Kyoya baru menghubunginya dan dia tidak bisa mengangkatnya karena tidak sadar.

Suzume tentu rindu dengan anak semata wayangnya yang sudah dia besarkan sejak kecil. Walau dia hamil karena anaknya, dia sama sekali tidak menyesal dan membenci anaknya. Istilahnya semua sudah terjadi dan tidak bisa mengembalikan waktu kembali, Kyoya juga melakukannya bukan atas kesadaran sendiri. Dia melakukannya karena obat dari pelaku tersebut. Suzume bisa memahaminya.

Karena orang tua yang baik tidak akan membenci anaknya sendiri.

Tetapi anaknya yang durhaka meninggalkan orang tuanya sendiri saat dia membutuhkan kehadirannya. Memutuskan semua hubungan tanpa sebab dan akibat. Orang tua mana yang tidak khawatir? Dia hanya takut anaknya ditemukan tak bernyawa dan tak pernah kembali lagi padanya.

Suzume merasa takut sampai tidak bisa tidur. Itulah kekhawatiran orang tua pada anak-anaknya yang pergi dari rumah.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang