My Love (Mpreg)

My Love "174"

"Haa....Apa begitu capeknya setelah sekian lama tidak belanja?"

Pikirnya duduk lelah sambil memijit kakinya yang lelah.

Rasa mualnya sudah berkurang, jadi dia merasa lebih baik asal dia tidak mencium bau amis. Kepalanya masih sedikit pusing tapi itu akan berlalu setelah dia diam beberapa saat.

Dia pun melihat jam dan sudah malam. Kembali dia melihat layar hpnya dan tidak ada panggilan.

"Apa yang Kyoya lakukan sekarang?"

Pikirnya. Tiba-tiba saja dia ingin makan sesuatu.

Dia pun mencarinya di kantong kresek belanjaannya.

Dan mendapatkan INDOMIE.

"Indomie dari Indonesia katanya enak. Aku ingin mencobanya."

Gumamnya segera memasak air.

Indomiee seleraakuu! Memang enak sekali, tapi ibu hamil tak boleh makan mie sayangku Suzume. Abaikan bagian ini readersku.

Suzume menunggu airnya mendidih dan hpnya pun berdering tiba-tiba.

"Dokter Hide?"

Panggilnya kaget melihat layar hpnya.

"Hallo dokter. Ada apa menelepon?"

"Kau sedang apa Suzume?"

"Aku sedang masak air buat indomie."

"Indomie?!"

"Iya, aku ingin makan indomie dari Indonesia."

"Bukan itu masalahnya, air dari indomie itu sangat buruk untuk janinmu. Jangan makan mie sembarangan!"

"Be-benarkah? Maafkanku. Aku akan mematikan airnya."

Dia segera mematikan airnya yang sudah mendidih.

"Apa kau lapar Suzume?"

"Aku sangat lapar. Aku ingin makan Indomie!"

"Aku mengerti orang yang hamil! Tapi indomie tidak baik untuk janinmu!"

Suzume menghela napas.

"Tunggulah sebentar, aku lagi perjalanan ke sana. Aku akan membelikan makanan sehat untukmu."

"Dokter kemari?!"

"Iya, sebentar lagi sampai. Tapi aku akan membeli makananmu dulu. Kau sendiri kan?"

"Iya, aku sendiri tapi.."

"Baiklah kalau begitu. Tunggu aku."

Balasnya segera mematikan teleponnya.

"Dokter?! Dokter Hide!"

Panggilnya dan tidak ada jawaban.

Suzume menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia memang sendiri, tapi nanti Kyoya pulang. Dia tidak sendirian lagi.

"Dokter datang kemari?"

Lagi-lagi hpnya berdering. Dia sedikit kaget dan segera mengangkatnya setelah melihat namanya.

"Kyoya?"

"Suzume! Aku akan pulang segera. Aku sedang mengantri di kereta."

"Mobilmu?! Bukannya kau membawa mobilmu tadi?"

"Ohh aku titipkan di parkiran kereta. Menggunakan kereta lebih cepat untuk ke kantor."

"Jadi kau akan Pulang pergi kantor untuk setiap harinya?!"

"Iya. Jadi jangan makan dulu. Ayo makan bersama, aku sudah membeli makanan kesukaanmu."

"Tapi Kyoya ini bukan hal yang.."

"Aku tutup dulu, sampai nanti."

"Kyoya?!"

Lagi-lagi orang menutup teleponnya sebelum dia selesai bicara.

"Setidaknya biarkanku bicara sampai selesai!!"

Kesalnya memukul mejanya dengan keras.

Suzume kembali melihat indomienya.

"Aku mau makan indomie!"

Jeritnya frustasi.

Setelah menjerit dia pun duduk di sofa dengan lesu. Dia mau makan. Dia lapar.

Dokter Hide pun sampai lebih dulu dari Kyoya.

"Maaf menunggu lama. Aku lupa rute ke rumahmu."

"Dokter baru datang sekali kan?"

"Iya, aku hanya datang sekali bersama mobil ambulance."

"Aku tidak ingat saat itu dokter."

"Aku sangat panik melihatnya! Dehidrasi dan tidak ada seorang pun di rumah! Untung saja rekan kerjamu datang menjenguk! Sebelumnya juga pingsan di kantor! Kau sangat perlu penjagaan ketat. Kondisi tubuhmu tidaklah sekuat yang lain."

"Maaf, aku tidak tahu akan jadi begini. Aku pikir hanya demam biasa."

Suzume dan dokter Hide pun berjalan masuk ke dalam dapur.

"Kau sudah lapar?"

Tanya dokter melihat mienya masih di meja dan sudah dibuka segelnya.

"Apa kau benar-benar ingin makan mie?"

Tanyanya lagi dan dia mengangguk mantap.

"Aku akan buatkan mie, tapi makan sedikit saja tanpa kuah."

"Iya!"

Balasnya senang.

"Sedikit saja tapi! Janji dulu!"

"Aku janji!"

"Setelahnya jangan lagi makan mie! Kau mengerti?"

"Aku mengerti dokter!"

"Kalau begitu makan dulu makananmu, aku akan membuatkan mie."

"Okey!"

Balasnya senang dan dokter segera mendidihkan air. Suzume mulai memakan makanannya dari dokter Hide karena memang sudah lapar.