My Love "109"

3.9K 368 34
                                    



"Kau yakin mau tinggal di sini?"

Tanya Sayuki melihat apartemen Kenzo yang masih berdebu.

"Aku akan membersihkannya. Terima kasih sudah mengantarku pulang."

Jawabnya.

"Dan ini untuk kau pakai, kau pasti membutuhkannya karena belum kerja."

"Terima kasih Kojirou, aku tidak akan melupakan kebaikan kalian."

Dia kembali menunduk pada keduanya. Kojirou mengusap kepalanya.

"Kau sudah seperti adik kami. Jadi jika terjadi sesuatu, segera hubungi kami."

"Baik! Aku akan melakukan apapun untuk membalas kebaikan kalian suatu hari nanti."

"Kau tidak perlu melakukannya, aku senang kau bisa bersama kami."

Jawab Sayuki, Kenzo tertawa kecil.

"Baiklah, kami harus pergi. istirahat yang cukup dan jangan bekerja terlalu lelah."

"Iya, aku mengerti."

Mereka pun pergi, Kenzo langsung merapikan kamarnya untuk istirahat.

Tapi dia tidak bisa tidur. Dia kembali beres-beres dan pergi keluar belanja sedikit serta membeli koran untuk mencari pekerjaannya.

Dalam perjalanan pulangnya dia melihat ikan mas dan kebetulan akuariumnya masih bagus, dia pun membeli sepasang dan membawanya pulang.

Kembali dia melihat Sino lewat bersama gadis lain dengan mobilnya yang berhenti sejenak karena lampu merah, Kenzo tidak peduli lagi padanya dan kembali berjalan pulang seperti tidak mengenal satu sama lain.

Kenzo tersenyum senang melihat dua ekor ikannya berenang bebas di akuarium.

Dia pun segera melihat koran, dia melingkar-lingkarkan lowongan pekerjaan yang akan dia tuju.

Karena dia belum terlalu mengenal tempat ini dia pun bertanya. Jalan-jalan sekalian cari pekerjaan, beberapa toko dapat dia jumpai tapi mereka menolak Kenzo dengan alasan status Kenzo tidak jelas karena dia tidak mengingat masa lalunya seperti apa. identitas dan apapun dia tidak punya karena sudah hancur bersamaan dengan mobilnya yang jatuh.

Dia menghela napas panjang. Dia pun berjalan tanpa tujuan.

Hingga dia masuk ke dalam sebuah jalan yang penuh dengan orang-orang. Dia melihat sekitarnya yang penuh tempat remang-remang seperti motel, bar, dan tempat hiburan lainnya yang mulai dibuka karena waktunya sudah tiba.

Kenzo tidak tahu tempat seperti itu ada, dia pun menelusuri jalan tersebut karena penasaran.

"Tempat apa ini?"

Pikirnya melihat sekitarnya,

"Hey kau sedang mencari sesuatu?"

Tanya seseorang membuatnya berpaling.

"Tidak, aku hanya lewat."

"Hanya lewat? Apa kau tahu tempat ini?"

"Aku tidak tahu."

"Kau bercanda?! Kau tidak tahu tempat ini dan masuk ke sini?"

"Aku memang tidak tahu, tempat apa ini?"

"Ini adalah surga dunia."

"Oh.."

Jawabnya masih melihat sekitarnya dan matanya bisa melihat seseorang yang tidak ingin dia lihat, Sino berjalan masuk ke dalam bar bersama seorang gadis yang tadi dia temui.

Kenzo pun berbalik arah daripada bertemu dengannya itu akan menjadi sulit baginya.

"Tunggu dulu! Kau mau pergi begitu saja?"

"Jangan menyentuhku!"

Marahnya menepis tangannya.

"Jangan sok polos di sini! Aku tahu motifmu di dalam sini, kau butuh uang bukan? Aku akan membayarmu jika kau menemaniku tidur."

"Apa?! kau bercanda?! Mana mungkin aku tidur dengan orang yang tak kukenal!"

Marahnya, dia memang butuh uang tapi tidak sampai jual diri juga.

"Kalau begitu kita kenalan dan kita pun bisa saling mengenal."

Usulnya jenius, memangnya bisa begitu.

"Aku tidak mau! Menyingkir dari jalan!"

Marahnya mendorong pria ini menjauh. Tentu orang ini tampak kesal dan marah ditolak Kenzo.

Dia menghentikan Kenzo dengan paksa dan menariknya ke dalam sebuah gang remang-remang.

Dia menahan tangan Kenzo yang meronta ke atas serta menekannya ke dinding.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan!!"

Marahnya tapi orang ini semakin mempererat tekanan tangannya ke dinding membuat Kenzo meringgis sakit.

"Lepaskan!!"

Marahnya karena melihat orang ini mulai meraba tubuhnya. Kenzo merasa risih dan menendang selangkangan pria ini membuatnya sakit.

Segera Kenzo menutupi dirinya dan berlari keluar secara tiba-tiba sehingga menabrak orang yang lewat.

"Ma-maaf.."

Minta maaf Kenzo menyesal karena menabaknya sambil memegangi tangannya yang membiru.

"Kenzo?"

Panggil Sino kaget membuat Kenzo berpaling menatapnya. Dia tidak tahu orang yang ditabraknya adalah Sino, orang yang paling tidak ingin dia temui. Bagaimana jika dia bepikir Kenzo orang yang buruk datang ke sini untuk jual diri??

"Apa kau mengenalnya sayang?"

Tanya gadis di samping Sino sambil memeluk lengannya. Kenzo melihat semuanya dan berlari pergi dengan cepat tanpa kata-kata lagi.

"Hey tunggu! Aku akan memberi perhitungan padamu!"

Marahnya pada Kenzo dan Sino segera menariknya.

"Kalau kau macam-macam dengannya akan kubunuh kau saat ini juga!"

Ancam Sino membuat orang ini kaget. Dia juga berlari pergi karena takut dibunuh Sino yang seram saat ini.

Kenzo masuk ke dalam apartemennya dan mngunci pintu dengan rapat. Dia menangis dibalik pintunya dan menggigil takut. Ini pertama kalinya bagi Kenzo. Dia tidak pernah menemui hal seperti ini karena selama ini Sino bersamanya. Tapi kali ini Sino tidak lagi bersamanya dan bersama gadis lain.

Dia menangis kencang.

Sino hanya berdiri di depan pintunya dan mendengar tangisannya. Dia meninggalkan gadis itu demi mengejar Kenzo yang terlihat akan menangis barusan. Tapi dia tidak bisa menemuinya walau hanya sebuah pintu menghalangi mereka.

Dia diam mematung di sana dan mendengar tangisan Kenzo hingga dia berhenti menangis karena sudah lelah dan berjalan ke sofa untuk tidur.

Dia benar-benar tidak peduli pada apapun lagi walau dingin menyelimutinya.

Kenzo kembali duduk melamun di sofanya, perutnya terasa lapar. Tetapi makanan di rumahnya sudah habis,

"Aku harus segera cari pekerjaan."

Tekadnya segera bangkit dan kembali berjalan tidak jelas sambil bertanya di ruko-ruko tapi usahanya tetap nihil.

"Di kota susah sekali cari pekerjaan."

Gumamnya lapar, dia mengeluarkan uangnya yang sisa recehan yang hanya cukup beli sebungkus roti saja saat ini. Tapi bukannya dapat roti tapi justru dapat bencana.

Koin yang dia pegang jatuh dan menggelinding ke jalanan, reflek Kenzo mengejarnya tanpa ingat jalanan yang penuh dengan mobil.

Lalu terdengar suara klakson yang memekakkan telinganya membuatnya terdiam kaku melihat mobil ke arahnya begitu cepat. Dia menutup matanya erat..

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang