Keduanya turun dari mobil taksi dan masuk ke dalam apartemen kecil yang disewa Ayumu. Tidak banyak barang di dalamnya dan Hiroi tidak merasa keberatan asal ada tv menemaninya.
Dia langsung menonton tv, sedangkan Ayumu membuat makan malam untuk mereka yang hanya tersisa mie.
Dia melihat dompetnya yang kosong karena sudah membayar perawatan di rumah sakit serta obat-obatan mahalnya. Dia menghela napas panjang dan melihat Hiroi. Anak itu tidak terlalu peduli dengan apa yang dia makan, tapi mie tidak bergizi untuk anaknya.
Setelah malam datang dia pun menitipkan Hiroi pada tetangganya yang baik dan mau menerima Hiroi karena dia tidak punya anak juga.
"Hiroi, jadilah anak baik dan menurut pada bibi. Mama akan segera kembali."
"Iya, hati-hati mama."
"Tolong jaga Hiroi, neesan,"
"Tapi Ayumu kau masih sakit, kenapa kau harus bekerja?"
"Aku butuh uang untuk keseharian Hiroi, aku akan bekerja keras untuk membesarkannya."
"Tapi kalau sedang sakit, kau yang akan membuat Hiroi sedih."
"Aku baik-baik saja, aku pergi dulu."
Ucapnya segera pergi.
Diapun segera naik taksi yang dia panggil dan pergi ke sebuah bar. Dia langsung ke ruang ganti dan mengganti pakaian maskot hari ini yaitu rok mini serta baju sexynya. Dia memakai wig panjang dan segera keluar setelah dandan.
Dia terlihat sangat cantik dan mempesona apalagi ketika dia tersenyum. Para pelanggan selalu ingin dilayani olehnya.
Pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan cepat yah ini.
Walau harus rela di sentuh ini dan itu, demi anaknya dia rela melakukan apapun.
Pulangnya pun sudah pagi.
Dia tidak menggangu tetangganya dan memilih membersihkan diri sebelum Hiroi diantar pulang.
Dengan sejumlah uang, dia bisa membeli makanan untuk hari ini. Dia merasa lega.
Dia kembali terbatuk-batuk lagi.
"Untung saja Hiroi tidak di sini."
Gumamnya kecil dan kembali menyemprotkan cairan ke udara.
.....................................................
Dua minggu setelahnya, Ayumu tidak lagi pergi ke rumah sakit karena tidak punya uang untuk membeli obatnya yang mahal. Jika dia membeli obatnya maka anaknya tidak makan, jadi dia memilih anaknya tidak kelaparan.
Saat bekerja batuknya semakin parah dan owner di sana memintanya pulang untuk istirahat daripada dia pingsan di bar.
Saat di rumah pun dia terus batuk dengan keras dan hingga mengeluarkan darah.
Ayumu terlihat ragu dan takut. Tiba-tiba Hiroi menggedor pintu, Ayumu tidak menjawabnya agar dia pikir dia tidak ada di rumah,
"Mama! Mama!!"
"Hiroi, Ayumu sedang bekerja dia tidak ada di rumah,"
"Aku tahu mama ada di dalam! Mama ada di dalam bibi!"
"Tidak ada, dia sudah keluar kerja tadi."
"Tidak! Mama sudah pulang!"
Insting anak pada ibunya memang kuat, dia bisa merasakan kehadiran ibunya walau jauh.
"Hiroi, jadi anak baik dan segera tidur. Besok baru bertemu dengan mama okey."
"Tapi bibi.. Mama.."
"Jangan menangis, laki-laki jangan menangis."
Suara keduanya pun menghilang.
Ayumu tidak kuat lagi menahan air matanya dan menangis dalam diam.
"Hiroi..Maafkanku.."
Tangisnya menyesal.
Besoknya Ayumu kembali pergi dari apartemen, dia bekerja siang dan malam setiap harinya hingga tubuhnya tidak lagi kuat dan jatuh pingsan dalam apartemen kecilnya. Dia pun jarang menghabiskan waktunya bersama Hiroi karena takut anaknya terinfeksi.
Saat dia terbangun, dia merasa tubuhnya sangat sakit. dan anaknya terus memanggilnya.
"Mama!! Mama!! Hiroi rindu dengan mama! Apa mama tidak mau bertemu dengan Hiroi?? Aku janji Hiroi akan menjadi anak yang baik! Mama!"
"Ayumu, kau di dalam? Kenapa kau tidak menjemput anakmu?"
"Maaf Neesan, tolong jaga Hiroi untukku."
Ucapnya dengan suara lelah hampir tidak terdengar.
Dia mengunci dirinya di dalam untuk menunggu keadaannya kembali pulih. Hiroi terus menangis meminta bertemu tapi Ayumu bertekad tidak mau menemui anaknya.
Dia pun menyodorkan uang lewat sela pintu apartemennya.
"Pakailah uang itu untuk Hiroi, Neesan. Aku sudah mengumpulkan sejumlah uang untuk kebutuhan Hiroi."
"Ayumu! Aku tidak butuh uangmu! Aku menyanyangi Hiroi seperti anakku sendiri! Jadi segeralah ke rumah sakit!"
"Biaya rumah sakit tidak murah nee, aku akan baik-baik saja setelah istirahat. Jadi tolong jaga dia untukku.. Kumohon.. Aku tidak mau dekat dengan Hiroi.."
Balasnya.
"Ini bukan baik-baik saja! Ayumu kau dengar?! Pergilah ke rumah sakit sebelum keadaanmu memburuk! Kau akan meninggalkan Hiroi sendiri?! kau benar-benar ingin meninggalkan Hiroi sendiri?!"
"Mama!! Mama!!"
Panggil Hiroi terus.
"Ayumu!!! Kau dengar aku Ayumu! Hiroi membutuhkanmu!!"
Marahnya dan Ayumu terbatuk semakin keras di dalam membuat keduanya panik.
"Maaf..."
Ucapnya hampir tidak terdengar lagi. Dia menangis mendengar suara mereka.
Dia juga tidak mau meninggalkan Hiroi, tapi dia tidak punya pilihan. Memang ini takdirnya.
"Maafkanku..Maafkanku.."
Bahkan sang Author sendiri menangis menyaksikan kejadian ini. Ini terlalu mengharukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love (Mpreg)
Lãng mạnSindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK. seperti yang diminta pembaca wattpad Tsuki tentang Mpreg(Man Pregnant)...