My Love "199"

5.7K 331 22
                                    



Ayumu menyiapkan sarapan seperti biasanya. Dia melihat jam dan dokter Hide belum juga pulang dari rumah sakit karena shift malam.

Dia menunggunya bersama Hiroi. Tapi dokter Hide tidak pulang hingga siangnya.

Ayumu menemani Hiroi nonton siaran tv kesukaannya.

Dokter Hide pun pulang dengan lesu.

"Selamat kembali Hide.."

"Aku pulang..."

Jawabnya lesu dan sedih. Ayumu menghampirinya.

"Ada apa? kau tidak terlihat semangat?"

"Aku hanya bisa melihat mereka merenggang nyawa di depanku.."

Isaknya, Ayumu mengerti maksudnya. Mungkin salah satu pasiennya ada yang meninggal.

"Aku sudah berusaha menyelamatkan sang bayi serta ibunya. Tapi..Tapi..kenapa mereka..Aku gagal menyelamatkan mereka!"

Tangisnya akhirnya. Ayumu memeluk dokter Hide yang lebih tinggi darinya. Dia menepuk pundaknya dengan pelan.

"Ini bukan salahmu. Kau sudah berusaha. Jangan menyalahkan dirimu. Setiap makhluk hidup pasti akan kembali padaNya. Ini bukan salahmu.."

Ucapnya menenangkan dokter Hide yang stres karena gagal menyelamatkan dua nyawa semalam. Mereka terlambat membawa anak, ibu ke rumah sakit sehingga saat dokter Hide mencoba mengeluarkan sang bayi ,bayinya tidak lagi bernapas. Dan kemudian si ibu pendarahan hebat hingga merenggang nyawanya setelahnya.

Siapa yang tidak akan stres melihat keduanya mati di tangan yang seharusnya menyelamatkan orang.

Dokter Hide sangat stres, bukan ini kali pertamanya tapi tetap membuatnya sangat menyesal dan sedih.

Dan pada akhirnya dia yang lelah sendiri dari penyesalannya. Dia terlelap dalam pangkuan Ayumu yang mengusap kepalanya dengan lembut. Dia merasa tenang setelah dibelai dengan lembut seperti itu, biasanya dia akan sendirian menyesalinya tapi sekarang dia punya pasangan hidup yang akan menemaninya dan menyemangatinya. Dokter Hide bisa merasa tenang bersamanya.

"Mama! Bagaimana dokter?"

"Sstt kecilkan suaramu Hiroi. Dokter sedang tidur."

Pesan Ayumu dan Hiroi mengerti. Dia mengendap-endap masuk ke dalam kamar dokter Hide dan naik ke ranjangnya. Dia juga tidur dipangkuan ibunya yang masih bebas.

Ayumu menatap anaknya.

"Mama aku ngantuk."

"Tidurlah kalau begitu."

Balasnya kembali mengusap kepalanya dengan tangan bebasnya.

Hiroi tersenyum senang setelah di elus-elus seperti dokter Hide tidur dengan nyenyak.

Setelah keduanya nyenyak Ayumu segera keluar dari kamar sambil mengurut kakinya yang kram.

"Keduanya sama saja!"

Ucapnya memijit kakinya yang kram.

Dia melihat jam yang sudah sore. Dia harus menyiapkan makan malam sebelum keduanya bangun dan berteriak minta makan.

Setelah merasa kakinya sudah baikan dia pun ke arah dapur dan melakukan tugasnya.

..............................................................

Setelah beberapa hari dokter Hide kembali ceria seperti dulu, keluarga korban sudah menerima semua kenyataan pahit ini dan tidak menyalahkan dokter. Memang bukan salah dokter Hide tapi tetap dokter Hide merasa bersalah karena tidak berhasil menyelamatkan keduanya.

Ayumu menidurkan Hiroi terlebih dahulu sebelum berpindah ke kamar dokter Hide.

Dokter Hide juga baru selesai mandi dan hanya memakai celana dalam sambil mengeringkan rambutnya.

Ayumu dengan sigap menyiapkan pakaiannya. Dokter Hide tertawa kecil dan menghampiri Ayumu, dia memeluknya dari belakang.

"Kapan kita akan menikah?"

Tanya dokter Hide pada Ayumu. Wajahnya merona.

"Terserah dokter saja."

Jawabnya.

"Hmm..Bagaimana kalau kita liburan ke luar negeri? Kita bawa Hiroi serta, dia pasti senang."

"Lu-luar negeri?? Biayanya akan besar,"

"Tidak masalah. Tentukan saja negeri mana yang ingin kalian kunjungi."

"Ta-tapi dokter.."

"Sstt..."

Desis dokter Hide menunjuk bibir Ayumu. Dia menatapnya.

"Aku tidak menerima kata tidak. Tentukan saja kemana kalian akan pergi bersama Hiroi. Aku akan memesan tiketnya."

"Baiklah kalau dokter memaksa."

Balasnya, dokter Hide tersenyum.

"Oh..Kenapa kau datang kemari Ayumu?"

Tanya dokter Hide tiba-tiba, wajah Ayumu kembali merona.

"A-aku hanya datang melihatmu."

Jawabnya malu-malu. Dokter Hide tersenyum kecil dan berbisik ke telinganya.

"Apa kau ingin melakukannya? Aku sudah membeli pengamannya."

Bisiknya membuat wajahnya merah semua sampai ke ujung telinganya.

"Do-dokter mesum!"

Ucapnya segera mendorong dokter Hide menjauh, tapi dokter Hide tidak mau melepasnya dan justru mengangkat tubuh kecilnya ke kasur.

Dokter Hide menahan tubuh Ayumu di kasur dan mulai melumat bibirnya.

"Nn...Nn.."

Desah Ayumu masih mencoba mendorong dokter Hide. Tapi dokter Hide terus menekan tubuhnya. Dan meraba tubuhnya.

"Nn...Dokter..Hentikan..Nng.."

Pintanya karena dokter sedang memainkan junior Ayumu dengan lihainya.

"Ayumu kau merasa senang sekali."

Balasnya tersenyum senang karena Ayumu merasakan sentuhan Hide dengan nikmat.

Dokter Hide segera melepas celana Ayumu dan merobek bungkus kondom dengan sekali gigitan. Dia memakainya pada Ayumu terlebih dahulu sebelum memakaikan pada miliknya sendiri. Ayumu terdiam melihat dokter Hide yang sepertinya berpengalaman ini.

"Dokter punya kekasih dulu?"

Tanya Ayumu tiba-tiba membuat tangan dokter Hide berhenti melumuri lubang anus Ayumu dengan lotion lembut.

"Kenapa kau bertanya?"

"Dokter seperti sangat berpengalaman melakukannya."

Dia menatap Ayumu.

"Apa kau cemburu?"

"Cem-cemburu?! Apa maksud dokter?? Aku tidak!"

Balasnya cepat. Dokter Hide pun mulai memasukkan jarinya satu persatu.

"Nn..Ahh...Ahh..."

Desah Ayumu karena jari dokter yang mulai menari dalam tubuhnya. Menekan dinding lembutnya dengan keras.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang