My Love "41"

6.6K 528 11
                                    



Untuk seminggu itu, Kakeru selalu datang ke kamar Naitou dan melakukan sex tiap malamnya hingga luka Naitou sembuh. Tidak ada yang mereka lakukan selain melakukan sex semalaman dan saat Naitou bangun dia sudah bersih tapi hanya sendiri, Kakeru menghilang begitu saja bagaikan mimpi.

Naitou pun kembali bekerja seperti biasanya setelah lukanya sembuh total.

Dan sejak dia sembuh pula, Kakeru tidak lagi menemuinya. Itu membuatnya sedikit sedih, untuk sementara dia belum melakukan latihan, badannya sedikit kaku karenanya,

Dia mulai olahraga ringan dan lukanya tidak sakit lagi.

Dia tersenyum senang dan akan berlatih lagi seperti biasanya.

Dia harus lebih kuat untuk melindungi tuannya lagi. Tekadnya kuat karena hasil latihannya selama ini menghasilkan buah, nyatanya tuannya selamat dari maut.

Naitou sedang melakukan tebasan dengan pedang kayunya, tiba-tiba teriakan para pelayan membuatnya kaget.

"Kebakaran! Kebakaran!"

Jeritnya dan Naitou segera keluar dari ruang latihan. Dia melihat api mulai berkorbar dari dalam dapur. Semua pelayan menyiram air untuk memadamkan api.

Naitou masih diam.

"Apa yang kau lakukan? Cepat padamkan apinya!"

Pekik mereka dan Naitou pun membantu menyirami air.

Tapi di sisi lain dia merasa takut. Api ini yang merenggut kedua orang tuanya.


"Jangan berhenti! Terus siram!"

Teriak mereka.

"Ada orang di dalam!"

Pekik salah satunya melihat orang di dalam.

"Orang itu masih hidup! Dia masih bergerak!"

Pekik mereka di luar, karena api yang besar mereka tidak mau ambil resiko.

Naitou yang melihatnya pun segera membasahi dirinya dengan air dan menerobos masuk tanpa pikir panjang.

Dia akan menolong orang ini seperti yang dilakukan tuannya padanya dulu.

Kakeru datang setelah mendengar kabar ini.

"Naitou!!"

Jeritnya kaget melihat Naitou berada di dalam dan membopong pelayan lainnya.

"Siram airnya! Dan buatlah jalan untuk mereka!"

Perintah Kakeru ikut menyirami air.

"Tuan?"

Panggil Naitou melihat tuannya kurang jelas karena asap dan api.

"Uhuk! Uhuk!!"

Batuknya karena asap itu terus dia hirup mungkin asap itu sudah memenuhi paru-parunya.

Orang yang dia tolong pun sudah menghirup banyak asap hingga tak sadar lagi,

"Aku harus segera keluar!"

Pekiknya menerobos keluar dengan api kecil yang sedikit mereka padamkan.

"Haa...Haaa..Haa..."

Desah Naitou saat keluar dari kobaran api.

Kakeru segera menariknya dalam pelukan,

"Bawa orang itu pergi! cepat!"

Perintah Kakeru dan mereka membawa orang yang ditolong Naitou pergi untuk mendapatkan pertolongan sebelum usaha Naitou sia-sia.

"Apa kau bodoh?! Kenapa masuk tanpa rasa takut?! Kau tidak mau hidup?!"

Pekiknya marah, Naitou tersenyum.

"Aku bisa melakukannya karena memikirkan tuan yang pernah menyelamatkanku. Apa tuan juga bodoh? Masuk ke dalam rumahku dan menyelamatkanku?"

Tanyanya sebelum dia kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak hirup asap.

Kakeru terdiam dan memeluknya erat.

"Aku memang bodoh..."

Gumamnya kecil.

Kakeru memandang Naitou yang tidur, dia menyentuh tubuh kecilnya.

"Kenapa tubuh kecilmu selalu kau gunakan untuk melindungi orang lain?"

Tanyanya sambil mengusap wajah Naitou dengan lembut.

Inilah sisi lembut yang hanya ditunjukkan pada Naitou saat dia tidak sadar.

Dia pun berjalan pergi setelah lama disana,

Tidak lama setelahnya Naitou terbangun.

"Tuan?"

Panggilnya terbangun,

Dia sedikit terbatuk karena masih merasa sesak. Dia pun meminum air yang sudah disiapkan tuannya barusan.

"Tidak mungkin tuan di sini."

Pikirnya.

Naitou membersihkan kamarnya karena dia tidak bersih-bersih selama 2 hari ini karena sibuk dengan hal lain.

Saat itu pamannya datang untuk menugaskannya kembali melindungi tuannya.

Dia merasa senang dengan tugasnya kali ini.

Dia sudah bersiap-siap dengan setelannya. Dia juga akan berterima kasih karena sudah membawanya kembali ke kamar.

Dia tersenyum dan berjalan pergi.

"Kenapa kau meminta Naitou menjadi pengawalku?!"

Marah Kakeru membuat Naitou terdiam di depan pintu.

"Karena dia salah satu anak didikku yang paling berbakat."

Jawab paman Naitou,

"Berbakat katamu?! Dia sama sekali tidak berguna! Dirinya saja tidak bisa dia lindungi bagaimana melindungiku?!"

Pekiknya membuat Naitou membatu. Tangannya bergetar, dia pun mengurungkan niatnya membuka pintu Kakeru, dia hanya terdiam di sana.

"Tapi tuan.."

"Pengawal tidak berguna itu lebih baik diberhentikan saja! Aku tidak memerlukannya!"

Pekiknya membuat Naitou benar-benar akan menangis.


My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang