My Love "143"

4K 401 53
                                    



Kenzo benar-benar mengabaikan Sino, setiap kali dia akan bicara Kenzo selalu pergi meninggalkannya.

Kini Sino duduk diam berjauhan dengan Kenzo, Sino mendadahkan tangannya pada bayinya yang sudah tidak dia sentuh ini.

Bayinya tertawa saat dia bermain cilukba dengan Sino.

"Hey Kenzo, katakan padaku apa yang membuatmu begitu marah?"

Tanya Sino akhirnya saat dia selesai bermain dengan Nozomu. Dia benar-benar tidak bisa berpikir apalagi masalah yang pernah dia buat? Masalah tidak mengantarnya ke pusat perbelanjaan dia sudah minta maaf, tapi tetap tidak dimaafkan.

Saat dia akan bicara lagi hpnya berdering. Dia langsung melesat pergi setelah melihat layar hpnya.

Kenzo terdiam melihatnya diam-diam mengangkat teleponnya.

Menjelang beberapa detik si kecil mulai merengek karena melihat Sino pergi.

"Nozomu ada apa?"

Tanya Kenzo pada anaknya sebelum dia menangis keras. Membuat Kenzo kaget dan panik. Kenapa anaknya tiba-tiba menangis? Dia jadi khawatir,

"Apa Nozomu haus? Mau minum?"

Tanyanya sambil menyentuh kening bayinya apa dia sakit atau tidak. Tapi suhu badannya normal.

Jadi apa yang ditangiskan bayinya?

Kenzo mencoba menenangkan si bayi dengan menimangnya tapi dia sama sekali tidak berhenti menangis membuat Sino masuk ke dalam apartemennya dengan segera.

"Ada apa? kenapa si kecil menangis?"

Tanya Sino ikut panik.

"A-aku tidak tahu, dia tiba-tiba menangis."

"Apa dia haus? Sudah kau beri minum?"

"Be-belum."

"Mungkin saja dia mau minum."

"Baiklah."

"Berikan dia padaku."

Ucap Sino mengambil si kecil dari gendongan Kenzo. Kenzo pun buru-buru buat susunya, setelah beberapa saat ditepuk Sino di punggung Nozomu berhenti menangis. Sino tertawa kecil, Kenzo berbalik melihatnya.

"Apa Nozomu rindu pada papa?"

Tanyanya pada anaknya. Si kecil berhenti menangis, Sino memainkan jari kecilnya dengan lembut dan mencium jari-jari kecilnya.

"Papa rindu sekali denganmu, papa tidak tahu apa yang membuat ibumu begitu marah, apa salah papa Nozomu?"

Tanyanya pada si bayi seperti teman curhat. Kenzo kembali membuat susunya yang sempat terhenti dalam diam.

"Apa papa melakukan kesalahan tanpa papa sadari? Benarkah Nozomu? Benarkah? Katakan padaku apa kesalahan papa?"

Tanyanya lagi seperti memberi isyarat pada Kenzo.

"Kau benar-benar tidak berubah dari dulu!"

"Apanya? Katakan padaku apa yang membuatmu begitu marah Kenzo? Kalau kau hanya mendiamiku, aku tidak akan tahu apa kesalahanku."

Tanya Sino butuh penjelasan yang jelas dan bisa dia mengerti, dia sama sekali tidak mengerti. Kenzo pun berbalik melihatnya,

"Kau benar-benar tidak tahu?! Apa kau pelupa?! Jelas-jelas kau pergi bersama wanita lain ketimbang menemaniku membeli susu Nozomu! Kau lebih mementingkan wanita itu daripada anakmu!"

"Wanita lain? Maksudmu?"

"Jangan pura-pura bodoh! Kalau kau mau menikahi wanita lain, aku tidak akan meninggalkan Nozomu padamu! Aku akan membawanya pergi serta! Jangan harap kau bisa menemuinya!"

Marah Kenzo pada Sino.

"Apa maksudmu wanita yang kutemui di cafe?"

"Memangnya berapa wanita yang sudah kau temui?!"

"Aku benar-benar minta maaf soal susu Nozomu. Tapi yang ini juga tidak kalah penting."

"Apa yang lebih penting dari anakmu!"

"Kau. Kau juga penting bagiku."

Jawabnya. Kenzo terdiam mendengar jawaban Sino.

"Kalian berdua adalah yang paling penting dalam hidupku. Aku tidak akan bisa hidup tanpa kalian lagi, aku selalu ingin bersama kalian setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik. Itu yang membuat hariku begitu berwarna."

Jujur Sino pada Kenzo, dia hanya terdiam mendengar perkataan Sino.

"Jadi kau melihat kami ya? Apa kau cemburu?"

Tanyanya membuat Kenzo memalingkan badannya memunggungi Sino.

"............................."

"Apa kau cemburu Kenzo? Kau cemburu?"

"............................."

"Nozomu! Mamamu cemburu pada papa yang pergi dengan wanita lain!"

Teriaknya senang.

"Diam kau!"

Balasnya kesal. Si kecil tertawa melihat orang tuanya berbaikan lagi.

"Kenzo, aku tidak akan pernah bermain dengan perasaanku padaku. Aku sungguh mencintaimu dan hanya akan menikahimu. Jadi maukah kau menikah denganku? Melahirkan semua anak-anakku."

"Anakmu juga sudah lahir."

Jawabnya kesal. Sino cengengesan.

"Tidak apa-apa dong proses dulu baru jadi."

Candanya, Kenzo tak habis percaya dengannya.

"Dasar Psycho."

Balasnya.

"Yea! Nozomu! Papa akan menikahi mamamu!"

Jeritnya senang menari-nari dengan anaknya. Kenzo pun datang mengambil si kecil untuk memberinya susu.

Sino memeluk Kenzo dari belakang sambil melihat Nozomu yang minum susu.

"Hal terindah dalam hidupku adalah bersama kalian selamanya."

Bisiknya senang.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang