My Love "33"

5.5K 465 2
                                    


Kanato melihat dari jendelanya,

"Sudah mulai salju,"

Gumamnya sambil meminum kopi panas.

"Hiromu sedang apa yah?"

Sambungnya sambil menatap langit malam.

Tiba-tiba hpnya berdering, nama Tatsuyuki terpampang di sana.

"Tatsuyuki?"

Pikirnya sebelum menggeser tombol hijau pada layar,

"Hallo.."

"Kanato kau dimana?!"

"Aku di rumah, ada apa Tatsuyuki? Kau terlihat panik?"

"Hiromu menghilang! Aku mengejarnya dan dia tidak ketemu!"

"Apa maksudmu?! Hiromu bukankah bersama Yume san?!"

"Aku melihatnya berlari keluar bar! Aku mengejarnya tapi kehilangan jejaknya!"

"Dimana?! Kalian dimana?!!"

Pekiknya panik, setelah mendengar tempat bar tersebut dia berlari pergi dengan cepat dan tidak lupa mengambil kunci mobilnya.

Seperti seorang pembalap, mobilnya melaju dengan cepat ke tempat Hirosawa.

Dalam waktu 10 menit dia sudah sampai.

Yume dan Hirosawa sudah menunggu di depan bar,

"Dimana Hiromu?!"

Tanyanya langsung.

"Kami belum menemukannya!"

"Owner sudah meminta orangnya mencarinya!"

"Kenapa dia berlari keluar?!"

"Aku mendengarnya dari salah seorang pelanggan, dia terlihat histeris saat itu dan berteriak jangan menyentuhnya, mereka pasti melakukan sesuatu padanya. Maafkanku, ini salahku. Aku tidak menjaganya dengan baik."

Jelas Yume menyesal.

"Ini bukan salah siapa-siapa. Yang lebih penting kita cari Hiromu dulu! Salju turun semakin lebat."

Ucap Hirosawa untuk menenangkan Yume.

Kanato segera berlari pergi mencari Hiromu.

"Yume, tunggulah di sini bersama Iori."

"Kau harus menemukannya, Hirosawa san."

Pinta Yume.

"Aku akan berusaha semampuku, okey. Jangan menangis."

Pesan Hirosawa mengusap air mata Yume. Dia menciumnya sebelum pergi.

Dia menuntun jalan Kanato yang dia lalui dan dimana dia kehilangan jejak Hiromu.

Dia menjelaskannya. Kemudian mereka berpisah dan mencari berlawanan arah.

"Hiromu!! Dimana kau!? Hiromu!!"

Pekik Kanato sedari mencarinya. Dia tidak peduli pada orang yang melihatnya.

Dia bahkan bertanya pada orang-orang yang lewat.

Siapa yang akan peduli pada mereka yang tidak dikenali.

Dia sama sekali tidak mendapat petunjuk.

Salju turun semakin lebat, uap panas pun keluar saat bernapas.

Kanato merapatkan jaketnya karena dingin.

"Hiromu kau dimana?!"

Pekiknya dan berjalan sambil melihat sekitarnya, tempatnya sudah semakin sepi. Dia yakin Hiromu pasti akan bersembunyi ke tempat sepi mengingat dia tidak akan kuat di bawah tekanan keramaiaan,

Dan benar saja dugaannya. Akhirnya dia menemukannya dalam tumpukan salju yang jatuh ke tubuhnya.

Dia masih pada posisi yang sama, memeluk lututnya dan tidak bergeming.

"Hiromu.."

Panggilnya membuat Hiromu menengadahkan kepalanya ke atas. Bibir pucatnya dia gigit dan menangis.

"Kanato.."

Isaknya. Kanato langsung memeluk tubuh dinginnya dan menyingkirkan salju yang jatuh ke tubuhnya.

Dia membersihkan saljunya dan memakaikan jaketnya pada tubuh Hiromu.

"Kenapa kau di sini? Kau akan sakit jika duduk di sini."

Ucapnya memeluknya erat. Tubuh getarnya masih dia rasakan dalam isakannya.

Dia mengeluarkan hpnya,

"Tatsuyuki aku menemukannya. Tolong jemput kami."

Pesannya dan memberitahukan tempat mereka berada.

Dia memeluknya erat.

"Aku di sini, tenanglah."

Tangisnya pun hilang karena dia kehilangan kesadarannya. Kanato menggendongnya.

Hirosawa pun tiba di sana hanya sesaat.

"Kita akan kemana?"

"Aku akan mengambil mobilku dan pulang."

"Kau tidak mau membawanya ke rumah sakit?!"

"Akan jauh lebih baik dia di rumah, aku akan membawa dokternya ke rumah."

"Aku mengerti."

Balas Hirosawa dan melesat kembali ke bar.

Yume merasa lega karena melihat Hiromu baik-baik saja tanpa kekurangan apapun.

"Syukurlah.."

Hirosawa memeluknya.

"Aku pulang dulu, terima kasih sudah membantuku."

Pesan Kanato sebelum masuk ke dalam mobil.

"Apa Hiromu akan baik-baik saja?"

Tanya Yume,

"Dia akan baik-baik saja, tenang saja Yume san."

"Baiklah, hati-hati dalam perjalananmu."

"Baik, sampai jumpa."

Balas Kanato dan melesat pergi.

"Semoga Hiromu baik-baik saja."

"Dia akan baik-baik saja."

Keduanya kembali masuk ke dalam bar.

Hiromu pun demam tinggi karena terlalu lama berada dalam hujanan salju.

Dokter sudah memberikan obat demam yang bisa dikomsumsi ibu hamil.

Kanato merawatnya dengan sabar hingga panasnya sedikit turun,

Dia pun masuk dalam selimut dan memeluknya karena mulai mengantuk.

Dia mengusap wajah tidurnya dan menciumnya.

"Aku tahu kau tidak bisa melupakannya, tapi aku harap kau akan melupakannya."

Doanya tiap hari seperti sebuah mantra dan memeluknya erat,

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang